Puisi Kampanye Perubahan Iklim Anak Difabel Semarang: Siapa yang Mau Menolong Alam Ini?
Sejumlah anak-anak dan penyandang difabel Semarang memberikan perhatian pada perubahan iklim dan pemanasan global yang tengah terjadi.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muh radlis
Mereka sengaja bolos sekolah untuk berkampanye secara global terhadap lambannya penanganan perubahan iklim.
"Kegelisahan mereka sama dengan kegelisahan yang dirasakan inisiator Global Climate Strike, pelajar Swedia bernama Greta Thunberg.
Greta mogok sekolah setiap hari Jumat karena berpikir, buat apa sekolah kalau tidak punya masa depan," kata Ellen.
Keberanian Greta itu, dikatakan sangat menginspirasi.
Anak muda, harus turun ke jalan menyuarakan aspirasi tentang perubahan iklim dan lingkungan, jangan cuma sibuk bermedia sosial.
Ellen menegaskan aksi ini meminta pemerintah untuk serius menurunkan gas emisi.
Perubahan iklim saat ini dinilai sudah sangat genting.
"Suhu bumi sudah naik 1,1 derajat celcius dari batas normal. Jangan sampai naik ke 1,5.
Pasti berdampak pada bencana yang berkelanjutan," ujarnya.
Jika sudah seperti itu, lanjutnya, siapa yang dirugikan?
Pihak yang paling terdampak dari kondisi itu yakni para penerus bangsa atau anak- anak.
Aksi jeda untuk iklim ini menggandeng lintas komunitas dan sekolah, misalnya siswa dari Karangturi, Semesta, YSKI, dan Edu House.(mam)