Di Kota Tegal Hanya 10 SD yang Toiletnya Dinyatakan Layak, Dedy: Toilet Bersih Tergantung Kepseknya
Sepuluh sekolah dasar (SD) dari 165 SD di Kota Tegal, dinyatakan memiliki toilet yang bersih dan layak.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Sepuluh sekolah dasar (SD) dari 165 SD di Kota Tegal, dinyatakan memiliki toilet yang bersih dan layak.
Sisanya dianggap memiliki toilet yang tidak layak, baik secara kebersihan maupun kesehatan.
Hal itu terungkap dalam pengumuman lomba toilet cantik tingkat SD di Kota Tegal yang diselenggarakan oleh Hotel Pesonna bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Tegal, Jumat (4/10/2019).
SD dengan toilet terbesih, juara satu diraih SDN Randugunting 6, juara dua SDN Tegalsari 5, dan juara tiga SDN Kejambon 7.
Kasi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tegal, Siti Halamah mengatakan, sepuluh besar dari 165 SD di Kota Tegal adalah yang layak.
Layak secara kebersihan, kesehatan, dan keindahan.
• Banderol Wanita Sekali Kencan Rp 1,5 Juta, Mucikari Ini Divonis 1,5 Tahun Penjara
• Dinkes Sebut Setiap Hari 4,8 Ton Kotoran Manusia Dibuang Sembarangan di Kota Tegal
• Polisi Tangkap Pria di Pantai Logending Kebumen, Dari Sakunya Disita 776 Butir Pil Koplo
• Baru Belajar Bawa Motor, Pemuda di Kebumen Ini Curi Motor Petani. Hasilnya Babak Belur Dihajar Warga
Menurutnya, untuk dinyatakan bersih bangunan toilet tidak harus baru.
Lama pun bisa dikatakan layak.
"Yang layak cuma sepuluh. Lainnya masih kotor dan airnya tidak cukup.
Dan kondisi rilnya memang begitu" kata Halamah yang juga menjadi juri toilet cantik.
Sementara Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan, yang tidak masuk sepuluh besar harus menindaklanjutinya.
Dedy Yon menilai, kebersihan toilet dimulai dari kepala sekolah.
Jika kepala sekolahnya bersih maka toilet dan kantor kerjanya bersih.
"Kepsek harus menindaklanjuti ini.
Ini penting.
Toilet bersih dimulai dari kepseknya," katanya.
Dedy Yon mengatakan, masalah kebersihan itu menjadi kebiasaan.
Jika tidak diupayakan, maka imbasnya kepada kesehatan.
"Orang sehat awalnya dari pola hidup.
Kalau orangnya biasa kotor ya tidak memungkinkan.
Itu sebabnya harus dipaksakan," ungkapnya. (fba)