Paskaserang Wiranto: Teroris Incar Pejabat Negara
Peristiwa mengagetkan terjadi di Pandeglang, Banten. Menkopolhukam Wiranto ditusuk oleh seorang pria bernama Syahril Alamsyah
"Tidak ada istilah kecolongan jadi interaksi pejabat publik dengan masyarakat seperti yang sudah terjadi seperti itu, bersalaman, disapa itu hal biasa," ujar Dedi.
Menurut Dedi, pengamanan yang diberikan kepada Wiranto sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) pengamanan menteri. Sejumlah skema pengamanan telah diterapkan saat kehadiran Wiranto di Menes.
"Pengamanan tetap melekat ada pengamanan melekat (pamkat), pengamanan pengawalan (pamwal) juga sudah standar operasional sudah ada pengawalan melekat," tutur Wiranto.
Direktur RSUD Berkah Pandeglang, Dokter Firmansyah membeberkan kondisi Wiranto.
Dokter Firmansyah menjelaskan, Wiranto mengalami dua luka tusukan yang cukup dalam di bagian perutnya. Firmansyah menjelaskan, Wiranto saat ditangani dalam keadaan sadar.
"Beliau mendapat dua luka di bawah perut dan ditangani RSUD dalam kondisi sadar," ujar Dokter Firmansyah.
Karena lukanya cukup dalam, Wiranto dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto. Wiranto diharuskan mendapat operasi. Terpisah, Deputi IV Staff Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin sebut Menkopolhukam Wiranto sudah dipindahkan ke Ruang Recovery (RR) usai operasi yang berlangsung selama kurang lebih 2,5 jam.
Mantan Panglima ABRI itu juga harus jalani rawat inap. Hal itu disampaikan olehnya setelah menerima keterangan dari dokter Terawan.
Kemudian, saat ditanya terkait luka yang diderita oleh Menkopolhukam Wiranto, Ali Mochtar enggan berkomentar. Menurutnya, yang lebih pantas berbicara terkait kondisi terbaru Wiranto hanyalah Direktur RSPAD Dokter Terawan. "Itu dokter Terawan. Biar dia yang menjelaskan kepada kawan-kawan," kata Ali.
Pelaku Nomaden
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan turut mengawal pengusutan kasus penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto. Budi Gunawan menyatakan pelaku penusukan merupakan teroris dari jaringan JAD. Beberapa anggota jaringan ini ditangkap Densus 88 Mabes Polri beberapa waktu lalu di Bekasi.
"Ini sudah pasti dari kelompok jaringan JAD, khususnya JAD Bekasi. Kita sudah pantau khusus pelaku ini," ucap Budi Gunawan.
Budi Gunawan menjelaskan pelaku penusukan itu sudah tiga bulan lalu pindah dari Kediri ke Bogor. Kemudian dari Bogor, pindah lagi ke Menes, Lebak.
"Pelaku pindah ke Menes karena cerai dengan istri pertama. Di Menes menikah lagi dan memang sel-sel seperti ini cukup banyak. Kami imbau masyarakat ikut dan memantau mengawasi sel-sel seperti ini. Ini ada kaitan dengan lima orang ditangkap di Bekasi, yang merencanakan bom," tuturnya.
Abu Rara, seorang terduga teroris yang ditangkap di Tambun Bekasi, diungkap Budi Gunawan sudah dipantau beberapa kali mengumpulkan pisau namun belum pada tahap bom. Badan Intelijen Negara (BIN) juga mendeteksi bakal ada serangan dari kelompok JAD jelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih.