Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Prabowo Kerap Gemborkan Isu Ekonomi Tapi di Kabinet Malah Jadi Menhan, Ini Kata Fadli Zon

Wakil ketua Gerindra, Fadli Zon mengatakan bahwa Prabowo Subian to tidak pernah meminta-minta untuk dijadikan menteri.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
tribunnews.com
Prabowo Kerap Gemborkan Isu Ekonomi Tapi di Kabinet Malah Jadi Menhan, Ini Kata Fadli Zon 

TRIBUNJATENG.COM- Wakil ketua Gerindra, Fadli Zon mengatakan bahwa Prabowo Subian to tidak pernah meminta-minta untuk dijadikan menteri.

Hal itu diucapkan Fadli Zon saat menjadi narasumber di acara ILC yang tayang pada Selasa (29/10/19).

Fadli Zon menilai tantangan bangsa Indonesia ke depan adalah soal ekonomi dan lapangan pekerjaan, dan Sumber daya manusia.

"Tantangan-tantangan itu adalah terutama di bidang ekonomi. Persoalan ketenagakerjaan, lapangan kerja, ketimpangan, kemiskinan, pertumbuhan yang ala kadarnya. Termasuk juga persoalan yang dihadapi soal stunting dan sebagainya. Jadi target terhadap sumber daya manusia saya kira sangat penting," katanya.

Terkait dengan Prabowo yang menjadi Menteri Pertahanan, Fadli Zon mengatakan bahwa itu posisi yang sangat ideal lantaran Prabowo expert di bidang tersebut.

"Tentu saya melihat bahwa keberadaan Pak Prabowo ketua umum (Ketua Umum Gerindra -red) saya sebagai Menteri Pertahanan di sana, mungkin itu pilihan salah satu yang terbaik karena beliau adalah expert di bidang itu," ujarnya.

Fadli Zon mengatakan bahwa Prabowo sempat bercerita dirinya mendapatkan tugas-tugas yang berat.

"Dan saya kira saya tadi bersama beliau berjam-jam rasanya, memang tugas-tugasnya sangat berat untuk menghadapi berbagai tantangan di bidang pertahanan. Jadi saya kira kalau kita lihat secara umum, apa yang menjadi tugas dari kabinet ini sangatlah berat di semua bidang," ucapnya.

Fadli kembali menegaskan tantangan yang harus diselesaikan adalah bidang ekonomi karena menyangkut hajat hidup masyarakat.

"Tapi khususnya tantangan-tantangan yang diharapkan bisa diselesaikan itu adalah di bidang ekonomi. karena ini langsung menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat dan mungkin jangkanya jangka yang sangat pendek," ujarnya.

Fadli kemudian lanjut menjelaskan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan ekonomi Indonesia, baik dari faktor eksternal maupun internal sehingga 100 hari pertama ia berharap ada perubahan di bidang ekonomi.

"Karena kita melihat faktor internal maupun faktor eksternal, ada perang dagang di sana (Tiongkok dan Amerika Serikat), dan juga faktor-faktor yang terjadi di dalam negeri. Saya kira yang harus menjadi jawaban mungkin 100 hari pertama Kabinet Indonesia Maju ini, bagaimana terjadi perubahan-perubahan khususnya di bidang ekonomi. Dan ini yang kita harapkan bisa diselesaikan oleh pemerintah sekarang, jadi saya kira kita tentu perlu memberikan ruang untuk bergerak bagi kabinet ini untuk melihat ke depan," ujarnya.

Lem Aibon Rp 82 M, Guntur Romli Kecewa: Anies Baswedan Malah Ngeles

Chord Kunci Gitar Fiersa Besari Celengan Rindu

Video Geger Anak Bunuh Ayah Kandung di Tegal

Letakkan Kamera Tersembunyi di Dalam Bra, Wanita Ini Terkejut Melihat ke Mana Arah Mata Para Pria

Fadli Zon lantas mengatakan bahwa sebaiknya masyarakat menunggu terobosan-terobosan para menteri, meski ada beberapa menteri yang dianggap tidak cocok menempati posisi itu.

"Kita perlu memberikan ruang untuk bergerak bagi kabinet ini untuk melihat ke depan, Saya kira kalau kita menyimak dari tanggapan masyarakat ada pro dan kontra, memang sebagian atau sebagian besar orang itu duduk pada tempatnya, tapi ada beberapa yang dianggap tidak pada tempatnya. Saya kira itu juga satu hal yang patut untuk dievaluasi," ujarnya.

Terlebih, menurutnya kemneterian yang bersentuhan langsung oleh masyarakat menjadi sangat sensitif.

"Terutama di kementerian-kementerian yang sangat sensitif menyangkut masalah agama, pendidikan, dan sebagainya. Itu kan menyangkut masalah orang kebanyakan. Saya kira penilaian terhadap itu menjadi perlu perhatian yang lebih," ujarnya.

Tak hanya itu, Fadli Zon menekankan bahwa di bidang ekonomi, bangsa Indonesia juga memiliki tantangan yang begitu berat.

"Tapi di luar itu terutama dalah bagaimana tim ekonomi bisa menjawab tantangan-tantangan di bidang ekonomi ini yang menurut saya beban yang begitu berat,Jadi seharusnya yang mendapat beban ini boleh tertawa, karena beban ini saya kira luar biasa beratnya untuk dihadapi,"tambahnya.

Fadli Zon memuji Jokowi bahwa saat ini Jokowi telah mementingkan output daripada proses sehingga pencapaian-pencapaian bisa sesuai dengan target yang direncanakan.

"Ini bukan sekedar proses jadi output (hasil) itu lebih penting ketimbang proses, ini suatu kemajuan berpikir dari presiden sekarang, bahwa bukan hanya sekedar rutinitas dan persoalan proses tadi, tapi delivery-nya (penyampaian) seperti apa, saya kira ini tepat, delivery seperti apa yang diharapkan masyarakat, menurut saya harusnya seesuai dengan target,"

"Selama 5 tahun ke belakang target-target pemerintah di bidang ekonomi tidak tercapai, 5,1 persen yang terjadi 5,0 persen, 5,3 persen yang ditargetkan jadi 5,1 persen, dan sebagainya,"imbuhnya.

Fadli Zon menyoroti bidang ekonomi yang tidak mencapai target.

"Apalagi kalau kita melihat pada waktu itu mau 7 persen, 8 persen atau eknomi yang meroket ini tidak tercapai. Saya kira ini yang jauh lebih penting dihadapi sekarang ini, bukan euforia untuk mendapatkan jabatan," ujar Fadli.

Fadli Zon berharap agar para menteri bisa bekerja lebih keras.

"Saya kira mereka yang diberikan amanah untuk jabatan-jabatan di kementerian ini perlu betul-betul bekerja keras, bekerja dengan cerdas dan mencapai target-target sasaran sesuai dengan apa yang diharapkan," pungkas Fadli.

Lantas, Karni Ilyas selaku pembawa acara ILC melempar sebuah pertanyaan.

"Gerindra fokus ke ekonomi saat kampanye, tapi kok masuk kabinet malah jadi menteri pertahanan?

Fadli Zon lantas menjawab bahwa sosok Prabowo adalah orang yang tepat menduduki jabatan sebagai menteri pertahanan.

Meski demikian, menurutnya, Prabowo sering memberikan masukan-masukan kepada Jokowi terkait persoalan ekonomi.

"Kita semua tahu latar belakang pak Prabowo seorang yang besar di dunia militer, dan permasalahan pertahanan juga vital, yakni persoalan bangsa, dan soal ekonomi, Pak Prabowo juga memberikan masukan untuk Pak Jokowi, jika itu didengarkan itu baik dan bagus untuk Indonesia lebih maju," ujar Fadli Zon.

Fadli Zon menegaskan bahwa Prabowo tidak pernah meminta-minta untuk dijadikan menteri.

"kalau Pak Prabowo tidak pernah meminta-minta jadi menteri, saya yang mendorong waktu itu ada pilihan koalisi atau oposisi, saat itu ada pilihan koalisi maka saya menyarankan Pak Prabowo untuk jadi menteri pertahanan, karena beliau kuat di bidang itu, bidang pertahanan sangat strategis, 260 juta penduduk, dan luas negara, maka perlu penguatan di bidang pertahanan, saya menilai selama ini masih kurang untuk menunjukkan bangsa yang besar," ujar Fadli Zon.

(*)

Tagar Ahok, 82 M dan Lem Aibon Trending Twitter, Netizen Kritik Anies Baswedan

AMBYAR! Niatnya Sewa Kamar Hotel untuk Mandi, Pingsan Saat Pergoki Sang Kekasih di Kamar Sebelah

Siapa Pemilik Sedan Accord Misterius Bernomor G 7122 AD Yang Ditemukan di Semarang?

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved