Anies Sindir Sistem E-Budgeting, Ahok: Sistem Itu Udah Baik Kalau Nggak Ada Niat Maling
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok BTP) menanggapi sistem e-budgeting yang disebut Anies Baswedan kurang smart.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
“Ya sebenarnya itu yang saya panggil minggu lalu. Saya tidak umumkan karena memang itu review internal, ini ada problem sistem yaitu sistem digital tetapi tidak smart,” ujar Anies.
Ia mengatakan, jika sistem penginputan itu smart system, harusnya sistem itu bisa langsung melakukan pengecekan dan verifikasi penginputan yang salah.
Pernyataan Anies ini menanggapi kehebohan akibat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menganggarkan Rp 82,8 miliar untuk pembelian lem Aibon dalam program belanja alat tulis kantor 2020.
Hal itu heboh diperbincangkan oleh warganet di media sosial setelah salah satu anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana, mengunggah temuan tersebut ke akun Instagramnya @willsarana.
Dalam akunnya, politisi PSI itu awalnya mempermasalahkan sampai sekarang publik belum bisa mengakses dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 di situs apbd.jakarta.go.id.
Padahal, pembahasan anggaran sudah dimulai di DPRD.
“Namun kami berhasil mendapatkan cara untuk mengaksesnya. Lalu kami temukan anggaran yang cukup aneh lagi yaitu pembelian lem Aibon sebesar Rp 82 miliar lebih oleh Dinas Pendidikan,” tulis William dalam akunnya, Selasa (29/10/2019).
Dalam anggaran itu, lem Aibon hendak diberikan kepada 37.500 murid.
“Buat apa murid-murid kita disuplai dua kaleng lem aibon tiap bulannya? Tolong jelaskan,” kata dia. (*)
• Dituding Anies Baswedan Cari Panggung soal Lem Aibon, PSI Geram dan Janji Akan Kawal Uang Rakyat
• Marah, Anies Baswedan Turun Podium saat bahas Anggaran ABPD Pembelanjaan ATK Rp 1 Triliun