Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kecewa Habib Rizieq Shihab Tidak Pulang, Yusuf Martak: Kalau Pemerintah Nggak Suka Beliau Katakan

Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak meminta agar pemerintah Indonesia segera memberikan kejelasan soal Habib Rizieq Shihab.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
youtube
Kecewa Habib Rizieq Tidak Bisa Pulang, Yusuf Martak: Kalau Pemerintah Nggak Suka Beliau Katakan 

TRIBUNJATENG.COM- Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak meminta agar pemerintah Indonesia segera memberikan kejelasan soal Habib Rizieq Shihab.

Hal itu, diucapkan Yusuf Martak di acara TVone, Senin (2/12/19).

Yusuf Martak mengatakan kebernagkatannya ke Arab Saudi untuk meminta kepastian hukum terkait perizinan tinggan Habib Rizieq di sana.

"Masih dicekal, jadi keberangkatan kami selama 4 hari di sana, masih memperjuangkan, karena ada sinyal pemerintah Saudi akan membantu kepastian hukum, dalam arti status beliau bermukim di Saudi Arabia, tapi mungkin Tuhan belum menakdirkan akhirnya tertunda," ujarnya.

Yusuf Martak kecewa lantaran pembahasan Habib Rizieq sudah satu tahun dan tidak ada kejelasan.

"Kita kan membahas ini sudah setahun, sampai kapan kita membuat rakyat tidak pandai/ bodoh, karena pejabat-pejabat tidak ada kejelasan," ujarnya.

Yusuf Martak lalu menyebut bahwa Menko Polhukam Wiranto tidak mengetahui masalahnya.

Ia juga kesal dengan Moeldoko lantaran menyinggung Habib Rizieq Shihab tidak bisa pulang lantaran tidak bisa membeli tiket.

"Kan dari Menko Polhukam yang pertama juga sama tidak tahu masalah, Pak Moeldoko pernah juga mengatakan 'Kalau enggak punya uang saya akan belikan tiket', itu kan sudah kelewatan" ujarnya.

Ia pun menyinggung nama Menko Polhukam Mahfud MD yang tidak mengetahui permasalahan.

"Sekarang Menko Polhukam Pak Mahfud MD kasihan enggak tahu masalah," ujar Yusuf.

Ia semakin curgia saat Menlu mengadakan rapat tertutup dengan komisi I DPR RI.

"Menlu (Menteri Luar Negeri) waktu diajak sama Komisi 1 DPR RI kalau tidak salah tidak mau rapat terbuka, minta tertutup," sambungnya.

Ia pun menilai bahwa pemerintah tidak mau mengurusi permasalahan Habib Rizieq Shihab.

"Apa isi rapat tertutupnya? Akan minta waktu satu bulan untuk mengetahui permasalahan. Itu kan hal yang naif sekali, tidak akan mungkin ada permasalahan yang tidak ditangani oleh menlu apabila terjadi anak bangsa berada di negara orang." ujarnya.

Lantas, Yusuf mengimbau pemerintah agar lebih terbuka soal Habib Rizieq Shihab.

Yusuf Martak mengatakan jiak pemerintah tidak suka dengan Habib Rizieq Shihab maka sebaiknya terus terang.

"Sampai kapan ini dibuat begini terus? Jadi ini jadi lucu, itu lah yang saya sesalkan, saya lebih suka kalau memang habib Rizieq Shihab tidak disukai, tidak boleh pulang, katakan saja. Pemerintah menyatakan Habib Rizieq memang belum boleh pulang," ujar Yusuf Martak.

Yusuf martak menilai Habib Rizieq Shihab tidak disukai pemerintah lantaran selama ini pemerintah tidak pernah memberikan kejelasan.

"Saya melihat begitu, karena memang tidak pernah ada kejelasan," ujarnya.

Yusuf Martak mengungkapkan Habib Rizieq sangat dilindungi pemerintah Arab Saudi.

"Iya, otomatis pemerintah Saudi melalui dubes yang sebelumnya, Osama sudah menyatakan (pencekalan Rizieq Shihab) 'Tidak ada urusan dengan pemerintah kami, justru Habib Rizieq dilindungi di Saudi Arabia," ujarnya.

Ia pun memberikan contoh bahwa pemerintah Arab Saudi melindungi Rizieq Shihab.

Yusuf Martak menilai pemerintah Arab Saudi sangat membebaskan Habib Rizieq.

Bahkan saat Habib Rizieq mengadakan acara Maulid Nabi, aparat Arab Saudi tidak mempermasalahkan.

"Saya akan berikan satu ilustrasi, kedatangan saya kemarin setengah 7 malam, kenapa saya harus datang jam setengah 7 malam? Karena jam 7 ke atas mau diadakan maulid," kata Yusuf.

"Yang hadir seribu orang Mbak di dalam rumah Habib Rizieq, boleh tanya sejarah Saudi itu kalau ada orang bertamu ke rumah orang 10-15 orang dalam beberapa hari, itu sudah pasti didatangi oleh intel atau aparat," imbuhnya.

Yusuf Martak menegaskan, Rizieq Shihab selama ini memang tidak memiliki masalah dengan Arab Saudi.

"Habib Rizieq bebas di sana, sampai bisa buat maulud sampai 1000 orang di rumahnya, berarti kan tidak ada masalah dengan pemerintah Saudi," ujarnya.

Yusuf Martak menyimpulkan bahwa yang memiliki masalah dengan Habib Rizieq adalah pemerintahan Indonesia.

"Jadi kan masalahnya di pemerintah Indonesia, karena selama ini tidak mengatakan masalahnya apa, alasannya apa, begitu," ujarnya.

Mulai 2020, Pegawai Non PNS dan Non PPPK di Kota Tegal Dapat JKK dan JKM

Gus Muwafiq Minta Maaf Jika Dianggap Menghina Rasulullah, Ini Tanggapan Gus Miftah

Gus Muwafiq Minta Maaf Jika Dianggap Menghina Rasulullah: Tidak Ada Maksud Menghina

Sebelumnya, memberikan sambutan memlalui sebuah video di acara 212 di MOnas, Jakarta (2/12/19).

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab tidak dapat menghadiri acara tersebut.

Dalam sambutannya, Habib Rizieq menuturkan dirinya masih dicekal oleh pemerintah Arab Saudi atas permintaan pemerintah Indonesia.

"Saya meminta kepada pemerintah Indonesia, sudahlah. Akhiri segala kebohongan, akhiri segala dusta dan bohong di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara," tuturnya melalui Live Reuni Akbar Mujahid 212 2019 kanal YouTube FRONT TV, Senin (2/12/2019).

Habib Rizieq menambahkan dalam sambutannya, dari keterangan Duta Besar Arab Saudi yang lama, pernah menyatakan Arab Saudi siap mengembalikan Imam Besar FPI tersebut pulang ke Indonesia.

"Tetapi silakan anda tanyakan tentang sikap dari pada pemerintah anda sendiri," ujarnya.

Ia menambahkan, berdasarkan pernyataan Duta Besar Arab Saudi yang baru menuturkan soal Rizieq Shihab di Saudi, ada negosiasi antar pejabat tingkat dua dari Indonesia.

Rizieq Shihab mengungkapkan pernyataan tersebut adalah bukti pencekalan.

Upaya pencekalan tersebut menurutnya adalah pengasingan dari Indonesia kepada Habib Rizieq.

Ia kembali menegaskan agar pemerintah Indonesia menghentikan kebohongan dan dusta yang berkembang di publik.

Menurutnya, hanya pemerintah Indonesia yang mendapat alasan mengapa dirinya sampai saat ini tidak bisa pulang ke Indonesia.

"Saya sampaikan khususnya kepada pemerintah Republik Indonesia, pada saat terjadi pencekalan. Pihak yang pertama kali saya hubungi dan saya beri tahu adalah Otoritas Pemerintah RI," tuturnya.

Seusai melaporkan kepada pihak Otoritas Pemerintah RI, datang utusan dari KBRI meminta sejumlah berkas keimigrasian.

"Duta Besar RI yang berkedudukan di kota Riyadh mengirim seorang utusan secara resmi," tegasnya. (*)

Tagar Tangkap Enggar Trending Twitter, Ada Apa?

Ledakan di Monas Trending Twitter Pagi Ini, Polisi Temukan Sumber Ledakan

Kiki Kaget Tertular HIV dari Suaminya, Benarkah Kelompok LSL Nikahi Wanita untuk Sembunyikan Status?

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved