Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gibran Jadi Calon Wali Kota Solo, Jansen Sitindaon: ASN Jangan Over Acting dan Cari Muka

Jansen Sitindaon mengatakan Aparatur Sipil Negara tidak boleh over acting dengan pencalonan putra Jokowi sebagai walikota.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Tribun Jateng/ yayan isro
Gibran Jadi Calon Wali Kota Solo, Jansen Sitindaon: ASN Jangan Over Acting dan Cari MUka 

Kuncinya hanya satu, yakni meyakinkan masyarakat bahwa dirinya bukan numpang ketenaran sang ayah. Selain itu, juga Gibran juga harus jarang-jarang tampil bersama Jokowi.

"Wacana dinasti politik pasti tidak bisa dihilangkan. Tapi ya biarkan saja. Buktikan bahwa memang beliau pilihan Kota Solo. Kerja aja dari sekarang, karena ngak mungkin bisa hilang (isu dinasti politik)," imbuhnya.

Terkait peluang mendapatkan rekomendasi partai, Hendri menegaskan bahwa hal tersebut tergantung dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Namun jika dihitung-hitung peluangnya sangat besar selain memiliki popularitas, saat ini juga merupakan momentum yang tepat bagi partai melakukan regenerasi.

Selanjutnya, imbuhnya, yang bisa dilakukan Gibran sembari menunggu rekomendasi, yakni harus sowan ke DPC PDIP Solo.

"Harus unggah-ungguh turun lagi ke DPC Solo kemudian ke senior-senior Kota Solo untuk meredam emosi dan pergolakkan yang ada. Sehingga, ada hati dan penerimaan dari masyarakat Solo untuk Gibran," imbuhnya.

Jokowi Bantah Dinasti Politik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah telah membuat dinasti politik, pasca-anak dan menantunya memastikan diri ikut dalam pertarungan pilkada serentak tahun depan.

Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming memastikan maju sebagai calon Wali Kota Solo. Sementara menantunya, Boby Nasution akan maju dalam pertarungan pilkada Kota Medan.

"Ini kompetisi bukan penunjukan, beda. Tolong dibedakan. Kan, sudah saya sampaikan bolak-balik, bahwa itu sudah menjadi keputusan (Gibran)," ujar Jokowi usai meresmikan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek, Kamis (12/12).

Jokowi menegaskan, semua masyarakat mempunyai hak pilih dan dipilih, termasuk anak dan menantunya yang ingin maju sebagai kepala daerah. "Itu sebuah kompetisi. Kompetisi bisa menang bisa kalah, terserah rakyat yang memiliki hak pilih. Siapapun punya hak pilih dan dipilih," kata Jokowi.

Kemarin, Gibran diantar para pendukungnya mendaftar ke kantor DPD PDI Perjuangan. Sebelum berangkat, Gibran meminta restu dengan mengunjungi kediaman neneknya Sudjiatmi Notomihardjo, di kawasan Kampung Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo Jawa Tengah. Kecupan hangat dari sang nenek untuk Gibran, merestui pencalonannya.

Sekitar 980 orang dari 42 organisasi relawan menumpang sekitar 20 armada bus mengantar Gibran ke DPD PDI Perjuangan di Semarang, Jawa Tengah. Berangkat dari Graha Saba Buana, Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Sumber, Kacamatan Banjarsari pukul 08.30 WIB. Doa bersama juga diselenggarakan selang sehari sebelum Gibran resmi mendaftar.

"Intinya satu karna kami sebagai generasi muda, generasi milenial utamanya sangat senang sekali, bahagia sekali saat ini mulai muncul wakil-wakil kami di pemerintahan.Harapan kita dimudahkan, dilancarkan sampai resmi jadi wali kota Solo," ujar Andrian John, seorang relawan Koncone Gibran menjelaskan.

Semantara menantu Jokowi, Bobby Afif Nasution, memastikan serius maju di Pilkada Medan 2020. Namun hingga saat ini ia belum dapat memastikan partai yang akan mendukungnya.

"Salah satu hal yang menentukan adalah visi-misinya. Masalah berapa persen yang akan mendukung kita lihat aja nanti. Tergantung dari visi misinya," kata Bobby saat ditemui di Warung Kopi Jurnalis Medan, Selasa (10/12) lalu.

Bobby belum mau berkomentar tentang program yang diusungnya dan berjanji akan akan menjelaskannya di saat tepat. Bobby juga membantah politik dinasti yang santer terdengar saat dia dan Gibran, anak sulung Jokowi maju pada Pilkada 2020. "Kalau dibilang dinasti ya bukan dinasti. Kita harus lihat semangatnya. Yang dinasti itu mungkin motivasinya itu," ujar Bobby, di sela acara nonton bareng laga Tim Nasional Indonesia melawan Vietnam pada Selasa malam.

Selasa (10/9) lalu, Bobby sempat menyambangi Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Sumatera Utara. Kedatangan Bobby diterima Ketua DPW Partai NasDem Sumut Iskandar dan pengurus partai lainnya. Saat itu Iskandar mengatakan kedatangan Bobby hanya bersilaturahmi.

Iskandar membenarkan bahwa nama Bobby masuk dalam radar Partai Nasdem untuk diusung pada Pilkada Medan 2020. "Belum ada bicara akan mengusung Bobby, belum ada. Memang nama Bobby masuk dalam radar kita, nominasi kita sebagai kandidat wali kota Medan," katanya saat dihubungi Kompas.com.

Ia mengatakan Nasdem adalah partai pertama yang didatangi oleh Bobby. "Kalau enggak salah, partai kita yang duluan didatangi. Karenakan ada kedekatan kita dengan Bobby. Kakaknya pengurus, kader NasDem dan anggota DPR tingkat provinsi," ucapnya.

Selain Bobby, nama lainnya yang masuk dalam radar NasDem sebagai calon wali kota Medan yaitu Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Ketua DPD NasDem Kota Medan Afif Abdillah, dan Ketua DPD NasDem sekaligus Bupati Tapanuli Tengah Bahtiar Ahmad Sibarani. Dikutip dari keterangan tertulis yang diberikan Humas DPW Partai Nasdem, Bobby mengatakan telah berkomunikasi dengan Jokowi terkait rencana maju pada Pilkada Medan 2020.

"Kalau Bapak itu tergantung keinginan anak-anaknya dan tidak pernah mengatur. Kalau mau politik, ya terjun ke politik. Kalau mau bisnis ya bisnis yang penting kerja mesti sungguh-sungguh dan betul-betul," ungkap Bobby.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebut, langkah dari Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution itu memang tidak dilarang dalam Undang-undang.

"Kalau kita kembalikan pada Undang-undang, ya tidak ada halangan bagi anak presiden menjadi calon wali kota. Kecuali ada larangan hitam di atas putih, tentu kita katakan tidak boleh," ," kata Qodari di Studio Menara Kompas, Rabu (4/12) lalu. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved