Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dalam Waktu Dekat, Iran Bakal Lanjutkan Serangan Balasan ke Amerika Lebih Keras

Balas dendam Iran ke Amerika Serikat bakal berlanjut. Bakal lebih keras dari serangan balasan dengan rudal pada dua pangkalan militer AS di Irak

Editor: m nur huda
Wikimedia Common
Serangan balasan Iran ke Amerika Serikat (AS), diluncurkan puluhan peluru kendali ke pangkalan militer AS di Irak menggunakan Rudal Fateh Iran. 

Di Irak, jauh lebih mudah karena pengikut Syiah di negara ini sangat besar, dan mereka juga menguasai sektor militer dan pemerintahan.

Foto yang dirilis situs kantor Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada 4 Juni 2019 memperlihatkan Mayor Jenderal Qassem Soleimani (tengah), komandan Pasukan Quds, cabang Garda Revolusi Iran, ketika hadir dalam peringatan 30 tahun kematian pendiri negara itu, Ayatollah Rohullah Khomeini.
Foto yang dirilis situs kantor Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada 4 Juni 2019 memperlihatkan Mayor Jenderal Qassem Soleimani (tengah), komandan Pasukan Quds, cabang Garda Revolusi Iran, ketika hadir dalam peringatan 30 tahun kematian pendiri negara itu, Ayatollah Rohullah Khomeini. (AFP/IRANIAN SUPREME LEADERS WEBSITE/HO)

Qassem Soleimani membantu kelompok paramiliter Hasd al-Shaabi atau Popular Mobilization Unit dan Khataib Hezbollah.

Jumlahnya cukup besar dan kuat, dan paramiliter ini telah diintegrasikan ke pasukan Irak. Mereka jadi tulang punggung Irak dalam operasi memusnahkan ISIS dari Irak.

Di Suriah, Iran juga hadir membantu Presiden Bashar Assad, yang dirongrong kelompok ISIS, serta berbagai kelompok proksi Turki, Saudi, Emirat, Israel dan disokong koalisi AS.

Qassem beberapa kali muncul di Suriah, bersama paramiliter lokal Syiah, serta Hezbollah Lebanon yang datang membantu Damaskus.

Masih menurut Haaretz, Iran memiliki sekira 500.000 prajurit tempur dari semua satuan.

Dari jumlah itu, 125.000 di antaranya anggota Korps Garda Republik Iran.

Ini data terakhir yang dirilis Institut Internasional Studi Strategis (IISS). Secara kualitas, persenjataan pasukan ini mulai ketinggalan karena embargo.

Namun, Iran berusaha keras mengembangkan secara diam-diam, sejumlah persenjataan tempur yang bisa dipakai untuk peperangan asimetrikal.

Antara lain pengembangan peluru kendali dari jarak menengah hingga jelajah. Kemudian pengembangan drone atau pesawat nirawak untuk misi pengeboman.

"Secara sudut pandang kemampuan militer konvensional, mereka mudah sekali dipukul," kata seorang mantan perwira tempur Inggris yang enggan disebut namanya.

"Peralatan tempur mereka sangat ketinggalan. Karena itu anggaran terbesar digunakan untuk pengembangan kapabilitas serangan asimetrik," lanjutnya.

Kemampuan Iran itu ditunjukkan 8 Januari 2020, ketika puluhan rudal yang diluncurkan menghantam sasaran strategis pihak AS tanpa bisa dicegah.

Presisinya termasuk sangat baik, meskipun secara dampak dianggap minor. Namun pesan penting telah diketahui secara luas oleh masyarakat dunia.

Serangan itu oleh Iran dinyatakan baru permulaan. Mereka masih menyimpan begitu banyak rudal jarak dekat maupun jelajah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved