Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Di Balik Lezatnya Durian di Karanganyar, Ada Pengikat dan Pemanjat yang Menantang Maut

Musim durian bukan hanya menjadi berkah bagi para petani dan pedagang musiman, namun juga menjadi ladang mengais rejeki bagi pekerja yang bertaruh

Penulis: Agus Iswadi | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/AGUS ISWADI
Warga Jumantono Karanganyar, Tanto saat memanjat pohon durian. 

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Musim durian bukan hanya menjadi berkah bagi para petani dan pedagang musiman, namun juga menjadi ladang mengais rejeki bagi pekerja yang bertaruh dengan resiko untuk mengikat dan memanen buah durian di atas ketinggian.

Satu di antara pengikat dan pemanen buah durian itu ialah Yudihartanto (32) warga Dukuh Gerdu RT1/1 Dusun Tebuireng Desa Genengan Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar.

Ia merupakan satu dari sekian pengikat buah durian dan pemanen yang mengais rejeki saat musim durian tiba.

Tawuran di Taman Indonesia Kaya Meluas hingga ke Semarang Utara, 6 Pelajar Ditangkap Beserta Sajam

Awal Kecurigaan Putri Hakim Jamaluddin pada Ibu Tirinya Sebelum Kasus Kematian Sang Ayah Terungkap

Emak-emak Asal Salatiga Ini Hajar Mantan Pacar Anaknya Pakai Helm, Suntoro dan Ahmad Ikut Aniaya

Foto-foto Megahnya Rumah Wayu Setiawan Mantan Anggota KPU di Banjarnegara, Ada View Gunung

Berbekal rafia dan tali tambang dadung nylon sepanjang 30 meter, ia memanjat pohon durian yang menjulang.

Sesampainya di atas pohon, tali rafia yang diselipkan di ujung galah digunakan untuk mengikat buah durian yang sudah tua yang sulit dijangkau.

Dengan begitu ketika sudah matang, buah itu menggelantung dan tidak langsung jatuh ke tanah.

"Saya sudah mengikat dan memanen buah durian sejak 8 tahun lalu.

Awalnya langsung ikut saudara yang kebetulan sebagai pengepul.

Musim ini ada 36 pohon durian yang sudah diikat buahnya.

Ada di wilayah Jumantono, Jumapolo dan Jatiyoso," katanya saat ditemui di kediamannya Sabtu (11/1/2020).

Lanjutnya, untuk musim durian tahun ini Tanto sudah mulai mengikat buah durian pada awal Desember 2019.

Lanjut Tanto sapaanya, setelah buah durian selesai diikat semua, kemudian ia berkeliling mengecek pohon yang buahnya sudah terikat setiap dua hari sekali.

Apabila sudah ada pohon yang matang atau menggelantung, kemudian ia memanjat pohon dan memanenya dengan cara menurunkan buah dengan tali dari atas pohon.

Setiap mengikat dan memanen buah, dibayar masing-masing Rp 200 ribu.

"Sehari mengikat buah atau memanen, dibayar Rp 200 ribu.

Itu sudah bersih.

Bensin dan makan ditanggung pengepul.

Dulu dibayar Rp 100 ribu, baru tahun ini naik.

Mulainya ya pukul 08.00-16.00.

Sehari bisa ngiket sekitar 100 sampai 200 buah," ungkap Gambreng sapaan akrabnya.

Saat musim hujan, ia merasa was-was meskipun sudah berkali-kali memanjat pohon yang tingginya bisa mencapai sekitar 20 meter lebih.

Pasalnya tak jarang saat dipijak, dahan pohon lincin saat hendak mengikat atau memanen.

"Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada kendala saat mengikat atau memanen.

Musim hujan itu kendalanya ya licin.

Jadi was-was.

Bulan ini sudah ada tiga orang yang jatuh.

Ada yang patah tulang dan ada yang meninggal," ucapnya.

Pengepul asal Tunggulrejo Jumantono, Wiryo Rebo (78) mengatakan, saat ini susah mencari para pengikat dan pemanen buah durian.

Musim durian kali ini, ia sudah mulai memborong buah durian pada September 2019 lalu.

Ia mengucurkan dana sekitar Rp 26 juta untuk memborong 44 pohon durian yang siap panen.

Uang itu belum termasuk biaya pekerja pengikat dan pemanen buah.

Dari semua buah durian yang diborong dari petani, tidak semuanya bisa dijual.

Hampir separuhnya kebanyakan anyep jadi tidak layak jual.

"Ada 44 pohon di wilayah Matesih dan Jumantono.

Sekarang susah mencarinya, tidak semua orang bisa.

Karena sulit mencari pengikat dan pemanen, ya saya minta bantuan cucu dan anak," terangnya.

Buah durian borongan yang sudah matang, dijualnya di emperan rumah.

Harganya berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 150 ribu.

Ada dua jenis durian yakni durian lokal dan durian montong.

"Pembeli datangnya langsung ke rumah langsung.

Ada yang dari wilayah Karanganyar dan sekitar Soloraya," pungkasnya. (Ais)

Tambah Daya Dobrak Lini Depan, PSIS Semarang Dekati Eks Striker Semen Padang

Bupati Pati Haryanto Ikut Bangun Tanggul Darurat di Desa Puncel

Rp 2,28 Miliar Dianggarkan untuk Pengadaan Mobil Dinas Baru Pimpinan DPRD Kudus

Petugas Damkar Habiskan 8 Ribu Liter Air Padamkan Api yang Bakar Rumah Khosidin di Pekalongan

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved