Fakta Baru Pembunuhan Qassem Soleimani : Berkat Info Intelijen Israel, Ada Nama Benyamin Netanyahu
Ada sejumlah fakta baru terkait pembunuhan Amerika Serikat terhadap Qassem Soleimani.
Kantor berita Reuters pada perkembangan lain melaporkan, berbarengan pembunuhan Qassem Soleimani, AS juga menggelar operasi sama di Yaman.
Pesawat nirawak AS mengincar seorang jenderal Garda Republik Iran, yang berada di Yaman, membantu kelompok Houthi.
Namun serangan itu gagal menewaskan sasaran.
Hasil Penyelidikan
Beberapa hari lalu, Tribunjogja.com melaporkan hasil penyelidikan awal Irak yang menemukan jejak kebocoran intelijen.
Keberadaan Qassem diduga terendus sejak ia di Damaskus, Suriah, sebelum terbang ke Baghdad, Irak, Kamis (2/1/2020).
Qassem dan pengawalnya tiba Jumat (3/1/2020) sekitar pukul 00.30 waktu Baghdad.
Ia turun dari pesawat, langsung Wakil Komandan Popular Mobilization Unit (PMU) Abdul Mahdi al-Muhandis dan para pengawalnya.
Qassem dijemput di apron parkir, turun tangga pesawat langsung masuk kendaraan berkaca gelap yang dikawal secara bersenjata.
Penyelidikan langsung dipimpin Penasehat Keamanan Nasional Irak, Falih al-Fayadh, yang juga Kepala Popular Mobilization Forces (PMF).
Laporan yang ditulis kantor berita Reuters, dipublikasikan Aljazeera.com, Jumat (10/1/2020) memberi gambaran sementara perjalanan Qassem sejak dari Damaskus, naik maskapai swasta Champ Wings.
Pesawatnya Airbus A320. Qassem disertai empat pengawal Garda Republik Iran saat meninggalkan Suriah.
Informasi lain sebelumnya menyebutkan, Qassem terbang dari Beirut Lebanon menuju Baghdad.
Menurut informasi yang diperoleh Reuters, Qassem Soleimani maupun para pengawalnya tidak terdaftar pada manifest penumpang Champ Wing Airlines
Jenderal kharismatik Iran itu memilih maskapai umum atas pertimbangan keamanan pribadi.