Inilah Makna dan Arti Ukiran Watu Bumi Keraton Agung Sejagad Menurut Pembuatnya Mpu Wijoyo Guna
Wijoyo menjelaskan jika pada batu terukir gambar Cakra yang menggambarkan waktu dan kehidupan manusia.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM -- Ketua RT 3 RW 1, Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Dedi Mulyadi mengatakan seluruh warga, tokoh dan perangkat desa telah mengambil sikap menolak segala kegiatan yang mengganggu warga.
Keputusan tersebut diambil dalam pertemuan tokoh masyarakat, dan tokoh agama.
Para tokoh bertemu di Masjid Pandansari, mencari solusi atas ramai keberadaan Keraton Agung Sejagat di lingkungan mereka.
"Awalnya adalah kedatangan batu cukup mengherankan warga.
Lalu melakukan kegiatan tidak lazim dan sesaji yang begitu banyak," ujar Dedi, Senin (13/1).
Dedi mengatakan jika puncak dari itu semua adalah ketika momen peresmian kerajaan.
"Dari situ kami mulai resah. Intinya resah, kegiatan yang amat sangat tidak paham," imbuhnya.
Dedi mengatakan jika dia sudah beberapa kali datang dan memperingatkan, namun pesan dan peringatan tersebut tidak berpengaruh apapun.
"Jujur saja kami takut, lalu apa yang sudah kami omongkan tidak mempan," katanya.
Desa Pogung Jurutengah sendiri kurang lebih memiliki 2.000 warga.
Sementara itu, Kepala Desa Pogung, Slamet Purwadi berpesan supaya warga menyikapi hal tersebut dengan kepala dingin.
Namun pihaknya setuju bahwa kasus ini menjadikan warga tidak kondusif, dan merugikan warga desa sendiri.
Untuk selanjutnya kebijakannya adalah menyerahkan kepada pemerintah daerah Kabupaten Purworejo.
Pengunjung memadati keraton
Rasa penasaran warga akan kehadiran secara tiba-tiba adanya Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah semakin memuncak.
Hal itu terlihat dari besarnya antusiasme warga sekitar yang ingin menyaksikan dari dekat seperti apa penampakan keraton sejagat itu.
Bahkan banyak dari mereka yang memanfaatkannya untuk berselfie ria di area yang dianggap sebagai Keraton.
Salah seorang pengunjung bernama Erlinda (27) mengaku penasaran dengan pemberitaan viral tentang keberadaan keraton.
"Penasaran karena sudah viral, katanya mau mendirikan kerajaan atau keraton. Tapi harapan saya agar ini di selidiki supaya jelas seperti apanya,” ujarnya.
Makna batu tulis
Makna batu tulis yang dijadikan sebagai prasasti Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) sedikit terkuak.
Penjelasan makna batu prasasti itu diungkapkan oleh si pembuat ukiran batu itu langsung, yaitu Mpu Wijoyo Guno.
Mpu Wijoyo Guna adalah orang yang mengukir batu berukuran kurang lebih tinggi 1.5 meter.
Pada batu tersebut terdapat beberapa ukiran dan tulisan yang menurut Mpu Wijoyo mempunyai maknanya.
"Tulisan jawa itu artinya adalah Bumi Mataram Keraton Agung Sejagad," katanya.
Mataram sendiri adalah 'Mata Rantai Manusia'.
• Kapolri Sindir Perilaku Oknum Istri Kapolres dan Kapolda dengan Kebiasaan Istri Jokowi di Bandara
• Kejutan Putri Sule Saat Ultah Teddy Suami Lina Mantan Sule Bikin Heboh, Ini Doa Putri Delina
• Pria Ini Kaget Saat Pergoki Istri Cuma Berkain Handuk di Kamar Hotel dengan Pria Lain, Malah Dimaki
• Jadwal Indonesia Masters 2020 Hari ini: Jojo dan Anthony Ginting Lawan Pemain Kejutan India
"Maknanya alam jagad bumi ini adalah mata rantai manusia yang bisa ditanami apapun.
Intinya segala macam hasil bumi adalah mata rantai manusia atau Mataram," ungkapnya.
Wijoyo menjelaskan jika pada batu terukir gambar Cakra yang menggambarkan waktu dan kehidupan manusia.
Sedangkan di dalam cakra itu terdapat 9 dewa. Ada pula ukiran Trisula yang menurutnya memiliki makna keilmuan.
Kemudian ada gambar Telapak kaki yang bermakna sebagai tetenger.
"Telapak kaki ini artinya adalah jejak atau petilasan. Kaki itu adalah tetenger kaisar," jelasnya.
Wijoyo mengaku mengukir batu prasasti milik kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) hanya dalam waktu 2 minggu.
Batu tersebut diukir sekitar 3 bulan yang lalu.
Fungsinya batu adalah sebagai penanda atau prasasti.
Menurut Mpu Wijoyo tulisan jawa yang tertera pada batu memiliki arti sebuah pertanda bahwa ini suku atau kaki atau tanda peradaban dimulai.
"Kerajaan ini adalah kerajaan dengan sistem damai. Artinya tanpa perang, berkuasa, oleh karena itu ditandai dengan deklarasi perdamaian dunia," katanya.
Seperti halnya punggawa-punggawa lainnya, Wijoyo menjelaskan jika kekuasaan seluruh dunia berada dibawah naungan KAS.
"Negara-negara di dunia adalah fasal-fasal atau menjadi bagian dari kami.
• DETIK-DETIK Penangkapan Polisi terhadap Raja Keraton Agung Sejagad, Ini Berita Lengkapnya
• Hasil Lengkap Tottenham Vs Middlesbrough di Piala FA, Tottenham Lolos ke Babak 32 Besar
• Hasil Coppa Italia Pekan Ini: Gol Lukaku Awali Pesta Inter Milan, Lazio dan Napoli juga Lolos
• Daftar Harga HP Vivo Terbaru di Januari 2020, Lengkap dengan Spesifikasinya
Mataram itu di semua negara ada. Mataram maksudnya adalah adalah nama 'Mata Rantai Manusia'.
Dimana ada kehidupan disitu ada bumi," ujarnya.
Konteks yang dijelaskan oleh Wijoyo sama sekali tidak ada hubungannya dengan kerajaan Mataram.
Dia sendiri hanyalah sebatas empu atau tukang, sehingga konsep itu sendiri berasal dari Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat. (jti)