Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Jejak Berdarah G30S/PKI di Plumbon Semarang Jadi Situs Memori Dunia CIPDH UNESCO, Ini Kata Yunantyo

Jejak berdarah Gerakan 30 September 1965 atau dikenal G30S/PKI ternyata terjadi di Kota Semarang.

Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/AKHTUR GUMILANG
jejak berdarah berupa nisan yang bertuliskan sejumlah nama korban dari tragedi G30S PKI di Plumbon, Wonosari, Ngaliyan, Kota Semarang, Senin (20/1/2020). 

Berikut link penjelasan resminya

Link 1

Di Plumbon, Indonesia, ada sebuah monumen dengan nama-nama orang yang menjadi korban penindasan pemerintah selama periode 1965-1966.

Kuburan massal Plumbon diidentifikasi dengan sebuah plakat persegi panjang dengan tulisan nama sembilan orang yang dibunuh dan kemudian dimakamkan di kuburan massal pada tahun 1965.

Proses Sejarah

Sejak abad ke-17, Indonesia diperintah oleh Belanda. Pada awal abad ke-20, sebuah gerakan kemerdekaan mulai terbentuk di negara ini, dan pada tahun 1927 seorang arsitek muda bernama Sukarno mendirikan Partai Nasionalis Indonesia, dengan basis sosial di kelas menengah dan kaum tani.

Dalam Perang Dunia Kedua, Jepang menginvasi Indonesia dan mengambil sekitar 200 ribu warga sipil Belanda sebagai tahanan. Selama masa pendudukan, kepemimpinan Sukarno tumbuh lebih kuat dan dia diberi wewenang untuk menyebarkan pidato nasionalisnya.

Pada Agustus 1945, segera setelah Jepang menyerah, Sukarno mendeklarasikan kemerdekaan negara dan menjadi presiden pertama Republik Indonesia.

Pada Oktober 1956, Sukarno membentuk sistem pemerintahan yang disebut "demokrasi terpimpin", yang menghapus partai-partai politik dan membentuk aliansi antara nasionalis dan komunis.

Sejak 1960, pemerintah tetap berkuasa berdasarkan konfrontasi terus-menerus antara angkatan bersenjata dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pada 30 September 1965, enam jenderal Angkatan Darat dibunuh dalam kudeta yang gagal, yang dikaitkan dengan PKI.

Angkatan Darat memulai kampanye anti-komunis dengan kekerasan di bawah komando jenderal Muhammad Suharto, yang merupakan Kepala Angkatan Bersenjata.

Proses represif, yang berlangsung setahun, meninggalkan antara lima ratus ribu hingga satu juta korban.

Dalam empat puluh hari setelah percobaan kudeta, militer menerbitkan sebuah buku di mana PKI dianggap bertanggung jawab atas tindakan kekerasan itu.

Mengingat tekanan yang diberikan oleh Angkatan Darat, pada bulan Februari 1967, presiden Sukarno menyerahkan semua kekuasaan kepada Jenderal Soeharto, yang mendirikan rejim otoriter yang disebut "Orde Baru".

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved