Tak Lama Lagi Belanja di Pasar Tradisional di Kota Semarang Cukup Lewat Handphone
Revolusi aplikasi belanja online semakin berkembang beriringan dengan perkembangan era digitalisasi.
Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Revolusi aplikasi belanja online semakin berkembang beriringan dengan perkembangan era digitalisasi.
Bukan hanya menyasar ke bisnis retail, dan kuliner, bahkan aplikasi belanja online kini merambah pada pasar-pasar tradisional.
Seperti aplikasi startup belanja online yang dikembangkan oleh Bayu Mahendra Saubig, selaku Direktur Utama Tumbasin.
• Pangeran Harry Resmi Lepas Gelar Bangsawan, Ratu Elizabeth: Kalian Tetap Keluargaku yang Tercinta
• 2 Anak Nia Ramadhani Masuk Sekolah Termahal di Jakarta, Ini Biaya Bus Sekolah Jakarta British School
• Kecelakaan di Semarang - Arif Lihat Mobil Honda Jazz Melaju Kencang, Serempet Pengendara Motor
• Innalillahi Siswa SMK Maarif Kudus Mendadak Meninggal, Sempat Turun Motor Lalu Rebahan di Jalan
Tumbasin merupakan aplikasi belanja online yang sudah terkoneksi di empat pasar yang ada di Kota Semarang.
Di mana penggunanya tidak perlu repot datang ke pasar untuk berbelanja, karena bisa mengakses lewat telepon genggam.
Meski terbilang baru, Tumbasin sudah digunakan lebih dari 2.000 pengguna dan diunduh lebih dari 8.000 orang lewat Play store di gawai berbasis android.
Menurut Bayu, Tumbasin dikembangkan dengan tujuan meramikan pendapatan pasar tradisional di tengah ramainya super market dan mini market.
"Kini masih empat pasar yang kami jangkau yaitu, Pasar Pedurungan, Karangayu, Peterongan, dan Pasar Bulu.
Dengan adanya Tumbasin, semoga bisa menambah daya saing pasar tradisonal," paparnya saat menjalin MoU dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, di Balai Kota Semarang, Senin (20/1/2020).
Dilanjutkan Bayu, lewat aplikasi Tumbasin tim operasional Tumbasin akan membelanjakan pesanan dan mengantarnya ke rumah pelanggan.
"Rata-rata perhari ada 50 order, dengan nominal belanja Rp150 ribu setiap hari, serta 300 varian produk di setiap pasar, dan pesanan favorit adalah tempe dan sembako.
Target kami tahun ini bisa mengkover 10 pasar lagi di Kota Semarang," jelasnya.
Bayu menjelaskan, cakupan yang akan dilayani masih di seluruh Kota Semarang, di mana untuk pembelian mencapai Rp 150 ribu tidak akan dikenakan ongkos kirim.
"Namun jika kurang dari itu akan dikenakan biaya Rp 10 ribu.
Kami juga mengutamakan kualitas barang, jika ada komplain akan kami tukar ke pedagang," paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menuturkan startup bisnis Tumbasin diharapkan bisa meningkatkan omset pedagang pasar tradisonal.
"Dengan catatan pelayanan yang diberikan baik, Pemkot juga akan membantu terkait sarana dan prasarana untuk lebih memudahkan masyarakat," imbuhnya.
Ditambahkan Hendrar, pedagang tidak perlu khawatir pasar akan sepi karena perkembangan teknologi.
"Perkembangan tidak bisa dihindari justru harus dimanfaatkan.
Sepi atau ramai yang penting omset pedagang terus meningkat.
Kami yakin jika sisi manfaatnya besar pasti akan digunakan masyarakat," tambahnya. (bud)
• Hadiri Pelantikan Ketua TP PKK, Bupati Karanganyar : Tolong Bantu Saya Turunkan Angka Kemiskinan
• Banyak Investor Asal Korea yang Tertarik Membangun Pabrik di Kabupaten Tegal
• Buruan, Gerai Hardware di Mal Ciputra Beri Diskon 20% untuk Koleksi Terbaru Hingga 31 Januari 2020
• Demo Tolak RUU Cipta Lapangan Kerja, DPRD Kota Semarang Berjanji Sampaikan Tuntutan Buruh ke DPR RI