Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ini Alasan Sudjiwo Tedjo Tak Tertawa saat King Ageng Rangga Sasana Ngaku Bisa Kendalikan Nuklir

Budayawan Sudjiwo Tedjo mengaku tidak tertawa mendengar penjelasan petingga Sunda Empire yang mengaku bisa kendalikan nuklir.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
bare kingkin kinamu
Ini Alasan Sudjiwo Tedjo Tak Tertawa saat King Ageng Rangga Sasana Ngaku Bisa Kendalikan Nuklir 

TRIBUNJATENG.COM- Budayawan Sudjiwo Tedjo mengaku tidak tertawa mendengar penjelasan petingga Sunda Empire yang mengaku bisa kendalikan nuklir.

Hal itu ia sampaikan di ILC yang tayang pada Selasa (21/1/20).

Sudjiwo Tedjo berharap adanya fenomena kerajaan-kerajaan abal-abal tidak menghentikan pemberitaan sejumlah kasus di tanah air.

"Kalau ada berita online saya komentari, lalu saya bilang bahwa mana berita soal jiwasraya," ujar Sudjiwo Tedjo.

Tak Terima Dilirik, Unggul Lempar Paving ke Kepala Mulya di Depan PDAM Tembalang Semarang

Kombes Polisi Trunoyudo Isyaratkan Panggil Ningsih Tinampi Gara-gara Ngaku Bisa Panggil Nabi

Ternyata Ide Pembuatan Monas Bukan dari Soekarno, Tapi Warga Biasa dan Dikerjakan Jepang

Rosa Meldianti Keponakan Dewi Perssik Labrak Pengunjung yang Diam-diam Memotret Dirinya

Sudjiwo Tedjo lantas mengatakan bahwa kasus Jiwasraya lebih penting dibandingkan kasus soal kerjaan-kerajaan palsu.

"Kasus Jiwasraya kan lebih penting," ujarnya.

Sudjiwo Tedjo mengaku adanya fenomena kerajaan-kerajaan, ia tidak tertawa meskipun narasumber di ILC tertawa.

"Sejak penemuan keraton oleh polisi, saya mendisplinkan diri untuk tidak tertawa," kata Sudjiwo Tedjo.

"Bahkan saat muncul berita di Online," imbuhnya.

Sudjiwo Tedjo berpendapat bisa saja orang yang menganut kerajaan, justru tengah menertawakan sistem demokrasi di Indonesia.

"Karena jangan-jangan kalau saya jadi orang kerajaan saya juga ketawa lihat demokrasi," jelas Sudjiwo Tedjo.

Ia menyayangkan langkah para intelektual yang malah menertawakan Keraton Agung Sejagat atau pun Sunda Empire.

"Saya sangat sayangkan beberapa intelektual di sini ketawa lihat sistem kerajaan, padahal kalau saya dalam kerajaan saya ketawa lihat sistem demokrasi," imbuhnya.

Sudjiwo Tedjo lalu berpikir bahwa dalam sistem demokrasi kebenaran ditetntukan pada suara terbanyak bukan pada ahli.

Misalnya dalam memilih pemimpin berdasarkan suara terbanyak di pemilihan umum.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved