Antara Sup Kelelawar, Virus Corona hingga Korban Tewas dan Penyebarannya
Jenis baru coronavirus atau virus korona yang muncul di Wuhan, China, telah menewaskan 17 orang dan sudah menyebar ke berbagai negara.
Sup Kelelawar
Jenis baru coronavirus atau virus korona yang muncul di Wuhan, China, telah menewaskan 17 orang dan sudah menyebar ke berbagai negara.
Muncul dugaan virus mematikan ini disebarkan oleh sup kelelawar, sebuah makanan populer di Wuhan. Para ahli percaya kelelawar buah bisa menjadi "tuan rumah" bagi virus tersebut ketika para peneliti meremehkan kondisinya yang mirip dengan pneumonia dan SARS.
Kota Wuhan saat ini ditutup atau diisolasi karena virus terus menyebar. Pemerintah Kota Wuhan mengatakan semua jaringan transportasi perkotaan ditutup.
Penerbangan keluar dari kota itu mulai ditangguhkan pada pukul 10.00 hari Kamis (23/1).
Sebuah gambar video aneh juga menunjukkan kelelawar yang menyeringai dengan bagian dalamnya yang matang mengambang di antara kaldu dalam mangkuk sebelum dikonsumsi oleh seorang perempuan.
Video juga memperlihatkan seorang perempuan memasukkan salah satu makhluk itu ke dalam mulutnya dengan sumpit sambil makan bersama teman-teman yang menunjukkan reaksi yang sama.
"Tuan rumah alami coronavirus Wuhan bisa jadi kelelawar...tetapi antara kelelawar dan manusia mungkin ada perantara yang tidak diketahui," bunyi pernyataan dari para ilmuwan yang diterbitkan di South China Morning Post.
Berita tentang sup kelelawar muncul ketika Kantor Luar Negeri Inggris memperingatkan warga Inggris untuk tidak melakukan perjalanan ke Wuhan di tengah kekhawatiran wabah tersebut.
Hasil analisis genetika mengungkapkan bahwa virus corona yang mewabah di Wuhan, China, dan kini sudah mencapai berbagai negara di dunia juga kemungkinan berasal dari ular.
Virus corona ini memang pertama kali mewabah di pasar makanan laut di Wuhan. Namun, perlu diketahui bahwa pasar tersebut tidak hanya menjual makanan laut, tetapi juga hewan-hewan liar hidup lainnya, seperti kelelawar, ular, kelinci, dan marmut. Hal ini membuat para ahli kebingungan mengenai dari hewan mana virus corona jenis baru ini berasal.
Untuk menjawabnya, sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Wei Ji dari Peking University of China melakukan perbandingan genom antara lima sampel virus yang baru dengan 217 virus serupa yang didapatkan dari berbagai spesies.
Rupanya, virus corona baru ini secara genetik paling mirip dengan virus yang terdapat pada ular, meskipun ia juga mirip dengan virus pada kelelawar.
Temuan ini membuat para ahli meyakini bahwa virus corona jenis baru yang sedang mewabah ini kemungkinan berasal dari ular.
Meski demikian, seperti diungkapkan oleh Haitao Guo dari University of Pittsburgh in Pennsylvania yang menelaah studi ini, temuan tersebut masih berupa spekulasi dan membutuhkan eksperimen lebih lanjut.

 
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											