Antara Sup Kelelawar, Virus Corona hingga Korban Tewas dan Penyebarannya
Jenis baru coronavirus atau virus korona yang muncul di Wuhan, China, telah menewaskan 17 orang dan sudah menyebar ke berbagai negara.
"Karena itu, PT Angkasa Pura II dan KKP yang berada di bawah Kementerian Kesehatan memperketat pengawasan khususnya terhadap penumpang rute internasional yang baru tiba," kata Yado dalam keterangan yang dikutip Kamis (23/1).
"Peralatan thermal scanner dipasang atau diaktifkan di terminal kedatangan, dan tidak akan mengganggu alur kedatangan penumpang.
Personil dari KKP akan melakukan pengawasan menggunakan thermal scanner tersebut, serta melakukan surveillance syndrome," sambungnya.
Dia menjelaskan, peningkatan pengawasan tersebut dilakukan di bandara-bandara PT Angkasa Pura II termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta juga telah menerbitkan edaran terkait pencegahan masuknya virus Korona ke Indonesia.
Dalam surat edaran tersebut selain tercantun peningkatan pengawasan melalui thermal scanner dan surveillance syndrome, KKP Soekarno-Hatta juga memberikan imbauan kepada maskapai.
"Semua maskapai yang melayani penerbangan langsung maupun transit dari Tiongkok dan Hong Kong untuk segera menyampaikan dokumen kesehatan berupa gendec dan manifest penumpang sesaat setelah mendarat kepada petugas kesehatab di Pos Kesehatan KKP terminal penerbangan internasional," katanya.
Selain itu, KKP Kelas I Soekarno-Hatta mengimbau agar sosialisasi dilakukan kepada para stakeholder penerbangan supaya dapat mengenali secara dini gejala penyakit dan cepat melaporkan kepada petugas.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan akan terus memperhatikan keadaan warga negara Indonesia yang ada di Wuhan dan sekitarnya.
"Kita (Kemenlu) terus melakukan komunikasi dengan Duta besar (Dubes) kita yang ada di Beijing, mengenai masalah penyebaran virus tersebut dan keberadaan warga negara Indonesia yang ada di sana," ucapnya.
Retno Marsudi mengutip data Dubes Indonesia di Beijing pada pagi pukul 10.00 WIB. "Data mahasiswa di Wuhan dan sekitarnya sebanyak 428. Mahasiswa kita di Beijing ada 1.280, sementara mahasiswa kita di Shanghai ada 840," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa data tersebut diambil per Desember 2019.
"90 persen mahasiswa yang ada di Wuhan dan sekitarnya sudah kembali ke Indonesia karena libur sampai pertengahan Februari. Karena ada libur Lunar New Year," ucapnya.
Dirinya menuturkan pihak kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) sudah mendapatkan data masuk kuliah dan melakukan koordinasi dengan pihak universitas masing-masing. "Juga ada warga negara Indonesia yang lain, semuanya terpantau.
Pantauan Dubes Indonesia di Beijing belum ada informasi terjangkitnya atau terkenanya WNI dari wabah yang sedang terjadi di China tersebut," ucapnya.

 
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											