Berita Regional
Kekesalan Ibu Siswi SMP Meninggal di Gorong-gorong, Ayah Delis pun Tak Datang Tahlilan Mendoakan
Wati Fatmawati tampaknya masih tak habis dengan sikap mantan suaminya, Budi Rahmat.
TRIBUNJATENG.COM, TASIKMALAYA - Wati Fatmawati tampaknya masih tak habis dengan sikap mantan suaminya, Budi Rahmat.
Budi tak menampakkan batang hidung ketika pemakaman anaknya, Desi Sulistina (13) alias Delis.
Delis ditemukan meninggal di gorong-gorong dekat sekolahnya.
• Misteri Siswi SMP Meninggal di Gorong-gorong, Ayah Delis Sudah 2 Minggu Tak Masuk Kerja
• Ini Reaksi Ashanty saat Anang Hermansyah Peluk Tiara di Panggung Indonesian Idol
• Hasil Babak II 6-3 QPR Vs Garuda Select, Bagus Kahfi Cetak Brace
• Kata Risma Setelah Baca Surat Permohonan Maaf dari Penghinanya: Saya Wajib Memberikan Maaf
Wati Fatmawati (46), ibu siswi SMP yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya di Tasikmalaya, menyebut selama ini ayah korban tak pernah berkunjung ke rumah.
Bahkan, saat acara tahlilan korban beberapa hari lalu tak pernah sekalipun datang untuk sekadar mendoakan mendiang anaknya yang ditemukan tewas mengenaskan tersebut sejak Senin (27/1/2020) lalu.
"Ayahnya orang yang tak bertanggung jawab, sejak diketahui meninggal sampai hari ini tak pernah datang dan berkunjung ke sini," jelas Wati, sembari menatap kosong ke arah pintu rumah saat ditanyai wartawan, Senin (3/2/2020) siang.
Wati seakan enggan memberikan keterangan lebih lanjut terkait ayah korban yang bernama Budi Rahmat tersebut.
Namun, dirinya meyakini kalau kematian anaknya akibat korban pembunuhan oleh seseorang.
"Pokoknya saya ingin itu pelakunya cepat tertangkap oleh Polisi dan dihukum berat," kata dia.
Wati mengaku kalau selama ini, korban tak pernah memiliki teman-teman di sekolahnya yang berasal dari luar kampungnya.
Selama masa hidupnya pun, dirinya belum pernah melihat teman-teman sekolahnya bermain ke rumahnya.
"Paling ada teman dekatnya anak saya Silvia, itu juga anaknya asal kampung sini sama. Paling temannya itu yang suka sama anak saya semasa hidupnya," ungkapnya.
Sementara itu, berbekal informasi dari ibu korban bahwa ayahnya selama ini bekerja di salah satu rumah makan bernuansa pedesaan di Jalan Letnan Harun Kota Tasikmalaya.
Namun, saat mengecek ke rumah makan tersebut, salah seorang pengelola menuturkan ayah korban sudah dua pekan ini tak masuk kerja.
"Udah dua minggu pak sudah enggak kerja-kerja. Gak tahu di mana orangnya sekarang," singkat salah seorang pengelola rumah makan itu yang enggan disebutkan namanya, Senin siang.
Diberitakan sebelumnya, ayah Delis Sulistina (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan di gorong-gorong sekolahnya, tidak menghadiri pemakaman putrinya tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh sang ibu, Wati Fatmawati (46), saat ditanya apakah ayah korban mengunjunginya seusai ditemukannya jenazah Delis. Wati enggan menjawab secara jelas hal itu kepada wartawan.
"Kemarin juga saat pemakaman (Rabu, 29 Januari) ayahnya enggak hadir. Sudah ya," ujarnya singkat, Jumat (31/1/2020).
Hubungan antara Wati dan ayah Delis memang kurang harmonis pasca-bercerai.
Mereka pun tinggal terpisah.
Hal itu diceritakan oleh Wakil Kepala Sekolah SMPN 6 Tasikmalaya Saefulloh kepada wartawan, Jumat (31/1/2020).
Menurut dia, pihak sekolah sempat mencari ke Delis ke rumah ayahnya dan ayahnya mengatakan kalau anaknya ada bersamanya sehari setelah dilaporkan korban hilang oleh ibunya.
"Jadi hubungan ayah dan ibunya korban kurang harmonis dan telah bercerai," katanya.
Setelah ada laporan hilang oleh ibunya Kamis, pihak sekolah keesokan harinya yaitu Jumat, langsung mencari ke rumah ayahnya yang beda rumah.
"Waktu itu bertemu di tempat kerjanya dan ayahnya mengaku kalau anaknya bersamanya," kata Saefulloh.
Mendengar keterangan dari ayahnya tersebut, lanjut Saefulloh, pihak sekolah saat itu langsung menghentikan pencariannya dan percaya kalau korban bersama ayahnya.
Hingga saat ini, Wati yakin jika anaknya tewas dibunuh.
Ia heran jenazah anaknya bisa masuk ke gorong-gorong yang sempit dan seakan ada yang menyembunyikannya.
Keyakinannya itulah yang mengizinkan pihak Kepolisian untuk mengotopsi jenazah anaknya beberapa hari lalu.
Tak Masuk Kerja
Sudah dua minggu ayah Delis, Budi Rahmat tak masuk kerja.
Sejak kematian putrinya Delis Sulistina (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di drainase sekolahnya pada Senin (27/1/2020) lalu, ayah korban bernama Budi Rahmat sudah dua minggu tak masuk kerja.
Dari informasi ibu kandung korban bernama Wati Fatmawati (46) bahwa ayah Delis selama ini bekerja di salah satu rumah makan bernuansa pedesaan yang berada di Jalan Letnan Harun Kota Tasikmalaya.
Saat mengecek ke rumah makan tersebut, salah seorang pengelola yang tak ingin disebutkan namanya menuturkan, ayah korban sudah dua pekan ini tak masuk kerja.
"Udah dua minggu Pak sudah enggak kerja-kerja. Gak tahu di mana orangnya sekarang," singkatnya, Senin (3/2/2020) siang.
Sementara itu, Wati mengatakan, kalau ayah korban orangnya tak bertanggung jawab.
"Sejak diketahui anaknya meninggal sampai hari ini tak pernah datang dan berkunjung ke rumah," jelas Wati, sembari menatap kosong ke arah pintu rumah saat ditanyai wartawan, Senin siang.
Wati mengaku kalau selama ini, korban tak pernah memiliki teman-teman di sekolahnya yang berasal dari luar kampungnya.
Selama masa hidupnya pun, dirinya belum pernah melihat teman-teman sekolahnya bermain ke rumahnya.
"Paling ada teman dekatnya anak saya Silvia, itu juga anaknya asal kampung sini sama. Paling temannya itu yang suka sama anak saya semasa hidupnya," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, mayat seorang siswi SMP berseragam pramuka ditemukan di saluran drainase depan gerbang SMPN 6 Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (27/1/2020) sore.
Adanya penemuan mayat tersebut langsung membuat heboh warga Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Mayat tersebut diketahui bernama Delis Sulistina, yang merupakan siswi kelas VII D di SMP tersebut.
Awal penemuan mayat itu sendiri berawal saat hujan dan air meluap ke jalan sehingga membuat warga curiga ada sampah yang menyumbat di drainase itu.
Saat ini polisi masih menyelidiki kasus penemuan siswi yang ditemukan tewas di gorong-gorong di depan sekolahnya.
Tak Hadiri Pemakaman
Ibu Delis, Wati Fatmawati (46) menyampaikan Ayah Desi Sulistiana atau Delis tidak hadir di pemakaman sang anak yang dilaksanakan pada Rabu (29/1/2020).
Namun, Wati enggan menjelaskan lebih rinci mengenai ketidakhadiran ayah Delis.
"Kemarin juga saat pemakaman, ayahnya enggak hadir. Sudah ya," ujarnya singkat, Jumat (31/1/2020), seperti yang dikutp dari Kompas.com.
Orangtua Delis memang sudah lama bercerai. Mereka tinggal terpisah dan hubungannya kurang harmonis setelah bercerai.
Delis (13) yang merupakan siswi SMP 6 Tasikmalaya itu tinggal bersama ibunya.
Hubungan orangtua Delis itu diungkap oleh Wakil Kepala Sekolah SMP 6 Tasikmalaya Saefulloh kepada awak media, Jumat (31/1/2020).
Delis ditemukan dalam keadaan tewas di dalam gorong-gorong tepat di depan sekolahnya.
Jenazah Delis ditemukan pada Senin (28/1/2020).
Sebelumnya, Delis menghilang tanpa kabar selepas pulang sekolah, Kamis (23/1/2020).
Pihak sekolah sempat ikut dalam pencarian Delis.
Saeful mengatakan sempat menemui ayah kandung Delis di tempat kerjanya di sebuah rumah makan di Jalan Laswi, Jumat (24/1/2020).
Ada hal ganjil yang diucapkan ayah Delis.
Ayah Delis mengaku anaknya ada bersamanya namun beberapa hari kemudian Delis justru ditemukan di gorong-gorong dan sudah tidak bernyawa.
"Waktu itu bertemu di tempat kerjanya dan yaahnya mengaku kalau anaknya bersamanya," kata Saefulloh.
Mendengar keterangan dari ayahnya tersebut, lanjut Saefulloh, pihak sekolah saat itu langsung menghentikan pencariannya dan percaya kalau korban bersama ayahnya.
"Setelah ada keterangan itu kami lega walau tidak sampai melihat Delis. Masa ayah kandung sampai menyatakan hal tidak benar," kata Saefulloh, saat dimintai keterangan oleh Tribun Jabar.
Kronologi Penemuan
Setelah Delis tak kunjung pulang, keluarga mencari-cari korban ke rumah sanak saudara. Namun, hasilnya nihil.
Keesokan harinya, keluarga melaporkan Desi yang hilang ke polisi.
"Sejak saat itulah tidak diketahui keberadaan Desi. Kami sempat melakukan pencarian ke rumah sanak-saudara tapi tidak ada. Besoknya, Jumat (24/1/2020) barulah kami lapor polisi," kata Ade Munir, kerabat korban.
Pencarian pun dilakukan. Polisi sempat mendatangi sekolah Desi di Jalan Cilembang.
Ade mengatakan polisi dan warga sempat berbincang-bincang dengan warga persis di lokasi ditemukannya jasad Desi.
"Saat itu kami berkerumun persis di sekitar atas jasad Desi berada. Tapi memang saat itu belum tercium apa-apa. Sehingga tidak curiga sama sekali jasad Desi berada di dalam gorong-gorong," ujar Ade.
Jasad Desi ditemukan di gorong-gorong yang berdiameter 50 cm.
Gorong-gorong itu berada di depan pilar SMP Negeri 6.
Desi ditemukan setelah warga curiga mencium bau tak sedap.
Warga pun semakin curiga sebab gorong-gorong tersebut mampet padahal biasanya tidak.
Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Soediantoro, dalam laporannya ke Kapolres, AKBP Anom Karibianto mengatakan ada tiga orang yang menemukan Desi, yakni Teten, Engkos, dan Nandang.
Awalnya Teten curiga ada bau busuk dari dalam gorong-gorong.
Dia sempat mencoba mengeluarkan benda di dalam got tapi tidak sampai.
Dibantu oleh Nandang dan Engkos, mereka kemudian membongkar bagian atas gorong persis di posisi jenazah Desi berada.
"Saat dibongkar ada kaki kelihatan. Pembongkaran dihentikan dan lapor polisi," ujar Dadang.
Suasana Haru Saat Proses Evakuasi
Proses evakuasi jasad Desi Sulistina (13) dari dalam gorong-gorong di depan sekolahnya, SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore, mengundang haru warga.
Saat polisi berhasil membongkar bagian atas gorong-gorong, tersembul tangan dan kaki korban berwarna putih.
Sejumlah ibu-ibu tampak tak kuasa menahan emosi dan menangis.
Ibu kandung korban, Wati Candrawati (46), juga berada di lokasi.
Ia tampak masih tenang.
Saat itu memang belum diketahui siapa jasad perempuan tersebut.
Karena lubang dirasa masih kurang besar, polisi dengan hati-hati kembali menggali dengan menggunakan linggis.
Setelah lubang cukup besar, barulah jasad Desi bisa dievakuasi seluruhnya.
Isak tangis Wati langsung pecah, ketika ia mengetahui persis kantong dan sepatu yang dikenakan mayat itu milik Desi.
Kondisi jasad sendiri sudah mulai mengeluarkan bau tak sedap.
Bahkan wajah Desi pun sulit dikenali.
Kasatreksrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Soediantoro, mengatakan, jasad Desi ditemukan berawal dari bau tak sedap yang muncul dari dalam gorong-gorong, serta aliran air tak biasanya mampet.
"Warga kemudian melongok ke dalam gorong-gorong dari bagian yang terbuka dan terlihat ada tubuh manusia. Mereka sempat menggali di bagian atas mayat. Tapi tak dilanjutkan dan segera lapor ke kami," ujar Kasatreskrim.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejak Kematian Putrinya, Ayah Siswi SMP yang Tewas di Tasikmalaya Tak Pernah Datang ke Rumah",
• Tukang Parkir di Semarang Ini Bukannya Jaga Motor Tamu Malah Dicuri, Dijual di FB Rp 2 Juta
• Jadwal Copa Del Rey Malam Ini Mirandes Vs Villareal, Granada Lolos Semifinal Usai Kalahkan Valencia
• Jelang Laga Perdana Liga 1 2020 Lawan Persipura, PSIS akan Gelar 2 Laga Uji Coba
• Jadwal dan Live Streaming Serie A Liga Italia Malam Ini, Laga Tunda Lazio Vs Hellas Verona di RCTI