Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ganjar Heran Tawangmangu Karanganyar Bisa Banjir, Setelah Dicek Ini Penyebabnya

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo merasa terkejut dengan perubahan morfologi hutan di Bukit Mongkrang, Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Mamdukh
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat berdialog dengan masyarakat dan komunitas peduli hutan di Bukit Mongkrang, Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar, Rabu (12/2/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo merasa terkejut dengan perubahan morfologi hutan di Bukit Mongkrang, Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar, Rabu (12/2/2020).

Ia menemukan kawasan hutan mengalami kerusakan cukup parah. Pohon-pohon gundul. Hutan telah beralih fungsi sebagai lahan pertanian.

Menurutnya, kondisi tersebut yang menjadi satu penyebab Karanganyar dilanda banjir.

Baim Wong Lunasi Utang Nurul Sopir Angkot di RSUP Kariadi: Almarhumah Bisa Tenang Sekarang

INFO PENTING! Ada Pemutihan Denda Pajak Kendaraan Bermotor di Jawa Tengah Februari-Juli Ini

Hasil Kongres PAN: Lepas dari Belenggu Amien Rais, PAN Dinilai Jadi Partai Modern

Alasan Polisi Tidak Menahan Lucinta Luna di Blok Pria, untuk Hindari Bully

"Saya heran kok Tawangmangu tiba-tiba bisa. Saya cek ternyata (hutan) gundul, terlihat rumput-rumput saja. Dulu itu masih hutan belantara, saya tahu karena masa kecil saya di sini," ucapnya di sela penanaman pohon pohon bersama masyarakat dan komunitas di lereng Gunung Lawu.

Gubernur juga mengajak kepada masyarakat yang mengikuti penanaman massal untuk tidak membuang sampah sembarangan.

"Selain hutan gundul, ternyata juga sampahnya luar biasa. Kami minta agar dibereskan segera. Gorong-gorong dibesarkan," tandasnya.

Bukit Mongkrang, Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar, Rabu (12/2/2020).
Bukit Mongkrang, Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar, Rabu (12/2/2020). (Tribun Jateng/Mamdukh)

Menurutnya, partisipasi masyarakat diharapkan timbul agar bencana alam bisa diantisipasi.

Kesadaran masyarakat terutama para petani sayur mayur diminta sadar akan bahaya yang mengintip mereka, seperti banjir dan tanah longsor.

Banyaknya hutan yang beralih fungsi jadi lahan pertanian sayuran membuat tanah riskan bergeser. Serta tidak ada penghambat air dalam tanah.

"Untuk menanam hingga menjadi pohon besar butuh puluhan tahun, tapi untuk menebang hanya butuh waktu tiga menit. Lahan pertanian bisa diselingi dengan tanaman kopi atau pohon keras lainnya," ucap gubernur.

Ganjar kemudian memerintahkan Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto yang mendampinginya dalam acara itu, untuk menggalakkan penanaman pohon.

Rober diminta menggandeng perangkat daerah yang terendah mulai camat, lurah hingga ketua RT/RW di Tawangmangu untuk melakukan penanaman pohon kembali di kawasan lereng Lawu.

Ganjar menambahkan pihaknya akan terus menanam pohon atau reboisasi di sejumlah titik hingga Maret. Selain untuk merawat mata air, juga meminimalkan bencana.

"Ada yang mengatakan penanaman pohon ini percuma karena sudah gundul. Nah kalah sudah gundul, terus mau dibiarkan begitu saja? Ya harus ditanam. Jangan nyinyir, ayo tanam," tandasnya.

Ketua Relawan Gunung Lawu, Giyatno mengatakan, kondisi lereng Lawu sudah sangat memprihatinkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved