Tangis Remaja Perempuan WNI Eks ISIS di Suriah, Menangis Histeris Rindukan Suasana Damai Indonesia
Nada Fedulla, remaja asal Indonesia, hanyalah satu dari ribuan bahkan puluhan ribu anak-anak petempur ISIS dari berbagai negara
TRIBUNJATENG.COM - Nada Fedulla, remaja asal Indonesia, hanyalah satu dari ribuan bahkan puluhan ribu anak-anak petempur ISIS dari berbagai negara, yang kini terjebak di kamp pengungsian Al-Hol, di timur laut Suriah.
Semenjak kekalahan kelompok kekhilafahan ISIS kira-kira dua atau tiga tahun lalu, keluarga para petempur ISIS - para perempuan dan anak-anak - ditempatkan di kamp pengungsian yang dipadati lebih dari 70.000 orang.
Dalam kondisi yang menyedihkan, dicampakkan para suami, diabaikan khalifah dan pemerintah mereka
Nada dan sebagian pengungsi perempuan lainnya masih berharap untuk dapat pulang ke negara asalnya.
"Saya sangat lelah tinggal di sini. Jadi, saya sangat berterima kasih jika ada orang yang memaafkan dan menerima kami pulang," ungkap Nada dalam wawancara khusus dengan Quentin Sommerville, koresponden BBC di Timur Tengah.
• Alhamdulillah, Baim Wong Akhirnya Bertemu Nurul Sopir Angkot Semarang Viral : The Power +62
• BREAKING NEWS: Cuaca Buruk, Hujan Disertai Angin Kencang di Eks Karesidenan Surakarta dan Pati
• INFO PENTING! Ada Pemutihan Denda Pajak Kendaraan Bermotor di Jawa Tengah Februari-Juli Ini
• Penyakit Misterius Muncul di Nigeria, Puluhan Orang Terinfeksi, 15 Tewas
Pemulangan WNI eks ISIS: Dikhawatirkan bawa 'virus terorisme' baru, tapi juga 'bisa beri info soal kantong teroris'
Repatriasi WNI eks-ISIS: 'Risiko meninggalkan mereka di kamp lebih besar daripada memulangkan'
Kemenlu akan verifikasi klaim sejumlah WNI di kamp pengungsi eks ISIS di Suriah
Dia juga berharap kepada pemerintah Indonesia untuk dapat memulangkannya dan keluarganya - termasuk ayahnya yang kini mendekam di penjara di Suriah yang menampung para eks petempur ISIS.
"Jika pemerintah Indonesia bisa melakukannya, saya ingin mereka membawa pulang kami dan membawa ayah dan saudara saya," katanya.
'Bisakah Anda memaafkan ayah Anda?'
Sebuah harapan yang kini justru menjadi isu sangat sensitif di Indonesia setelah sempat muncul wacana pemulangan mereka, tetapi mendapat penolakan keras, karena kepulangan mereka dikhawatirkan membawa 'virus terorisme' baru.
Kini Nada Fedulla dan keluarganya, juga sejumlah keluarga dari Indonesia lainnya, masih belum jelas nasibnya, setelah pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Polhukam Mahfud MD pada Selasa (11/02) menyatakan 'tidak ada rencana' bahkan 'tidak akan memulangkan' eks ISIS ke Indonesia.
Sebagian negara di dunia tidak menginginkan para petempur eks ISIS maupun keluarganya, termasuk Inggris.
Hanya sedikit negara yang mau menerima mereka kembali, seperti Rusia, Arab Saudi, dan Maroko.