Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kesehatan Jantung

Penyakit Jantung Kini Banyak Menyerang Kaum Muda, Ini Penjelasan Dokter

Apa yang terjadi pada Ashraf menunjukkan penyakit jantung yang biasanya disebut penyakitnya orang tua tidak lagi sepenuhnya benar.

GOOGLE
Ilustrasi 

"Ada banyak alasan mengapa kita melihat serangan jantung di usia muda semakin meningkat.

Satu faktor risiko terbesar adalah meningkatnya diabetes tipe 2," kata dokter jantung Luke Laffin, MD.

Sementara hal-hal yang menyebabkan diabetes tipe 2 terjadi di antaranya karena banyaknya konsumsi makanan ultra-processed, kelebihan berat badan, serta gaya hidup dan aktivitas fisik yang menurun.

Makanan ultra-processed adalah makanan dengan rasa buatan, warna buatan, pemanis tambahan, penstabil, dan zat aditif lain untuk membuatnya terasa seperti makanan yang sesungguhnya (real food).

Makanan ini banyak ditemui sebagai makan instan buatan pabrik dan bahkan sudah menjadi makanan harian para kaum urban serta remaja, seperti pasta/mi instan, sup siap saji, nugget daging, piza instan, dan banyak lagi.

"Sekarang kita menemui serangan jantung terjadi pada orang-orang muda usia 25-35 tahun.

20 tahun lalu, kasus ini sangat jarang terjadi dan tidak menjadi bahan diskusi di sekolah kedokteran," kata Laffin.

Alasan lain, gaya hidup orang zaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar gadget dan sangat minim aktivitas fisik.

Bahkan di ranah pekerjaan pun demikian, berbeda dari orang-orang dahulu yang pekerjaannya banyak berhubungan dengan fisik.

"Kebiasaan buruk ini dimulai di masa kanak-kanak sekarang.

Perlu adanya perhatian untuk mencegah dan mengubahnya," jelas dr Laffin.

Dikutip dari Hackensack Meridian Health, alasan lain yang membuat serangan jantung terjadi pada orang usia muda di bawah 40 tahun adalah adanya penyalahgunaan zat, terutama kokain.

Pencegahan Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab serangan jantung di usia muda, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai bentuk pencegahan.

Misalnya mengontrol frekuensi olahraga, makan makanan bergizi, tidak merokok, manajemen stres, dan tekanan darah.

"Tidak cukup hanya dengan peduli, kita harus lebih agresif memerangi faktor-faktor risiko yang ada dengan cara memperbaikinya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved