Berita Batang
Jalan Amblas Hingga 50 Sentimeter, Bupati Batang Minta Bantuan Tenaga Ahli Pemprov Jateng
Bupati Batang Wihaji bersama OPD terkait mengecek lokasi penurunan tanah yang juga terjadi di sekitar area sawah.
Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Jalan penghubung Desa Jolosekti ke Desa Manggis sempat tidak bisa dilalui karena adanya patahan tanah.
Diduga, patahan tersebut akibat penurunan struktur tanah yang terjadi pada Kamis (20/2/2020) malam.
Bupati Batang Wihaji bersama OPD terkait mengecek lokasi penurunan tanah yang juga terjadi di sekitar area sawah.
"Untuk penanganan awal, kami sudah instruksikan jajaran muspika dan masyarakat melaksanakan kerja bakti."
"Agar jalan bisa dilewati kembali karena penurunannya sampai 50 sentimeter," tutur Bupati Wihaji kepada Tribunjateng.com, Jumat (21/2/2020).
• Nobar Laga Persijap Vs Persekat, Kalau Tak Sempat ke Jepara, Warga Tegal Bisa Datangi Lokasi Ini
• Masalah Gangguan Kejiwaan Kian Meningkat di Salatiga, DKK: Capai 236 Orang
• Besok Hadapi Sriwijaya FC, PSIS Semarang Perdalam Taktik Melalui Small Side Game
• Sembilan Pemain Timnas Indonesia Dipulangkan Shin Tae-yong, Paling Banyak Asal Bali United
Pemkab Batang melakukan antisipasi yang dugaan awal adanya sesar minor dengan mendatangkan tenaga ahli dari Pemprov Jateng.
"Tenaga ahli dari Pemprov Jateng untuk mengecek dan analisis sasar mayornya di mana."
"Agar masyarakat bisa antisipasi dan bersiap-siap apabila terjadi lagi," jelas Wihaji.
Bupati juga memastikan untuk secepatnya melakukan perbaikan jalan dengan sementara ditambal menggunakan tanah liat sambil menuggu hasil dari analisis dan kajian.
Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Serayu Utara Provinsi Jawa Tengah, Primasto mengatakan, untuk melihat secara teknik harus melihat peta regionalnya agar mengetahui patahan mayornya.
"Namanya patahan itu dari alamnya karena ada beberapa wilayah yang memiliki patahan, bukan karena hujan tapi karena pengaruh tektonik," ujarnya.
Dijelaskannya, langkah antisipasi untuk meminimalisirnya masyarakat harus diberikan edukasi.
Kalau tinggal di daerah patahan harus melakukan langkah antisipasi serta selalu berhati-hati dan waspada.
"Ketika sudah terjadi patah jangan diurug dengan tanah sembarangan."
"Karena ketika terjadi hujan airnya menyerap sehingga terjadi longsor, tapi dengan tanah lempung karena sifat tanahnya tidak menyerap air," jelasnya.
• Pengantin di Kudus Ini Kaget Usai Ijab Kabul, Tamu Tak Diundang Ini Bubarkan Resepsi Pernikahannya
• Bahasa Indonesia Makin Mendunia, Digunakan Klub Kasta Kedua Spanyol Sapa Penggemar
• Heboh Usulan Fatwa Orang Kaya Wajib Nikahi Orang Miskin, Permintaan Menko PMK ke Menteri Agama
• Jawaban Adama Traore Bikin Barcelona Frustasi, Ketakutan Ditikung Real Madrid Serasa Makin Nyata
Pihak ESDM juga akan melakukam kajian dengan melihat sesar mayornya melalui peta regionalnya.
Sehingga diketahui apakah bisa terjadi patahan yang berkelanjutan.