Bencana di Jateng
Jalan Penghubung 3 Kecamatan di Kendal Ambles Sedalam 5 Meter, Warga Terisolir
Jalan penghubung Kecamatan Patean dengan Kecamatan Gemuh dan Ringinarum putus.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Jalan penghubung Kecamatan Patean dengan Kecamatan Gemuh dan Ringinarum putus.
Setidaknya 200 meter bahu jalan ambles hingga 5 meter pada, Kamis (20/2/2020) kemarin.
Akibatnya, akses warga tiga kecamatan khususnya Dusun Cipluk Desa Sidokumpul dengan Dusun Muncar Desa Kalices Kecamatan Patean terganggu.
• Sembilan Pemain Timnas Indonesia Dipulangkan Shin Tae-yong, Paling Banyak Asal Bali United
• Irfan Bacdhim Doakan Zulfiandi, Pemain Madura United Cedera
• Pengantin di Kudus Ini Kaget Seusai Ijab Kabul, Tamu Tak Diundang Bubarkan Resepsi Pernikahannya
• Bahasa Indonesia Makin Mendunia, Digunakan Klub Kasta Kedua Spanyol Sapa Penggemar
Rutinitas warga seperti anak sekolah, kebutuhan akses panen, pengobatan dan lainnya terhambat.
Bupati Kendal, Mirna Annisa cek lokasi jalan ambles, Jumat (21/2/2020).
Untuk mengatasi hal tersebut, ia meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kendal agar membuat jalan sementara agar aktivitas warga tidak terisolasi.
Terlebih anak sekolah dan para petani maupun pekerja agar ekonomi warga sekitar tidak mati.
Dalam pembuatan jalan insidental tersebut ditarget rampung dalam 3 hari.
Sehingga, Mirna berharap pada Senin besok jalan tersebut bisa dilalui oleh warga meski sebatas pejalan kaki maupun sepeda motor.
"Sementara kita buat akses jalan sementara supaya masyarakat gak terisolasi, aktivitas ada perekonomian tidak mati mereka juga butuh kesehatan, sekolah, dan kehidupan.
Target Senin bisa dilalui dan hari itu pula pak Sekda untuk mengadakan rapat membahas solusinya," tetang Mirna.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kendal, Sugiono, menambahkan pihaknya telah mengirimkan alat berat untuk membantu pembukaan akses jalan sementara.
Rencananya, jalan insidental selenar 6-8 meter itu akan berputar sejauh 400-500 meter.
Pihaknya dibantu swadaya tenaga masyarakat akan berupaya maksimal agar target pembukaan jalan bisa selesai sebelum hari Senin depan.
"Kalau jalan ini yang ambles gak bisa dipertahankan.
Kita harus geser, ada 2 alternatif, ada yang dekat 400 meteran dan yang agak jauh 500 meteran, kita lihat kondisinya nanti yang kecil resiko," jelasnya.
Pada hari pertama, Sugiono menarget akses jalan yang saat ini ditanami tanaman jagung bisa terbuka.
Sore hari, pihaknya berupaya agar 2 buah gorong-gorong dari 2 sungai kecil terpasang.
Sehingga nantinya, 2 hari terakhir bisa dilakukan perataan jalan dan pengecekan ulang mencegah kemungkinan ambles atau longsor.
"Minimal (senin) sepeda motor dan mobil kasar bisa melalui.
Setelah itu baru fokus pada penggantian jalan permanen dengan memperhatikan kontur tanah yang paling aman," jelasnya.
Zaenudin (45) warga Dusun Cipluk Barat, mengatakan amblesnya tersebut setelah diguyur hujan deras pada, Rabu (19/2/2020) sore hingga keesokan paginya.
Akibatnya, akses warga menggunakan sepeda motor maupun mobil terputus.
Mereka harus memutar hingga 20 kilometer untuk bisa sampai ke dusun seberang.
Sebagian anak sekolah lebih memilih meliburkan diri karena harus jalan kaki hingga berpuluh-puluh menit.
"Kita semua bingung, dulu penah putus ini putus lagi," terangnya.
Kata Zaenudin, kepanikan warga semakin menjadi lantaran musim ini sebagian besar warga panen jagung.
Untuk membawa hasil panen, tak sedikit dari mereka nekat membawa sepeda motor melintas kawasan tengah hutan.
Saat hujan turun, sebagian sepeda motor terpakasa dipikul agar bisa melanjutkan perjalanan.
Sebagian lain terpaksa memanggul hasil panen melewati jalan yang becek.
"Kita harap pemerintah Kendal segera mengatasinya.
Paling tidak pembuatan jalan sementara segera bisa dilalui, anak-anak SMP di Patean kasihan harus mutar 30 menit lebih," terang Zaenul.
Slamet Nur Ikhsan Siwa SMP 2 Patean mengatakan, kesehariannya ia dan kawan-kawan pergi sekolah melewati jalan tersebut.
Dengan putusnya jalan itu, ia memilih jalan kaki agar sampai ke sekolah daripada harus mutar.
Sebagai anak sekolah, Slamet berharap segera ada upaya dari pemerintah agar membuatkan jalan baru untuk warga.
"Mutar jauh 20 KM lewat Cipluk Timur. Semoga segera dibangun jalan lagi," katanya.
Jalan sepanjang 237 meter dibangun di wilayah Desa Sidokumpul pada 2019 lalu.
Pembangunan betonisasi itu menelan anggaran Rp 70 juta.
Jalan tersebut belum lama bisa dilalui warga, hanya beberapa bulan terakhir, namun akibat guyuran hujan yabg deras dengan intensitas tinggi, sekitar 200-an meter jalan tersebut ambles. (Sam)
• Ini Beberapa Kejanggalan Pemeriksaan hingga Pembebastugasan Dosen Unnes Dr Sucipto Hadi Purnomo
• Rektor Unnes Mangkir dari Debat Akademik, Panitia Dipaksa Pindah Tempat oleh Pihak Kampus
• Sejak 2020 40 Remaja Ajukan Dispensasi Menikah ke PA Kota Semarang, Mayoritas Hamil di Luar Nikah
• Dewi Aryani: Warga yang Rumahnya Hanya Berjarak 1 Meter dari Tebing Longsor Harus Dievakuasi