Nogo Siluman
WAWANCARA: Cucu Pangeran Diponegoro tentang Keris Nogo Siluman Diponegoro
Salah satu cucu Pangeran Diponegoro yang juga Ketua Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patrapadi), Ki Roni Sadewo
TRIBUNJATENG.COM -- Pemerintah Belanda resmi mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro.
Pengembalian keris Nogo Siluman yang sudah ratusan tahun berada di Belanda, Selasa (10/3) diserahkan oleh Raja Belanda Willem Alexander kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Salah satu cucu Pangeran Diponegoro yang juga Ketua Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patrapadi), Ki Roni Sadewo angkat bicara terkait kontroversi yang kemudian berkembang pasca pengembalian keris oleh pemerintah Belanda.
Berikut wawancara khusus dengan Ki Roni dengan Tribun Jogja, Rabu (11/3).
Tanggapan keluarga mengenai pengembalian Keris Nogo Siluman?
Terlepas dari kontroversi yang sekarang ini ada, pengembalian keris pangeran Diponegoro ini ditanggapi oleh keluarga sebagai sesuatu hal yang bagus.
Sekali lagi, bukan hanya keluarga Diponegoro tentu yang senang, saya yakin seluruh bangsa Indonesia menyambut dengan baik. Diponegoro adalah milik bangsa bahkan milik dunia.
Yang Anda ketahui sejarah mengenai Keris Kyai Nogo Siluman
Dalam babat Diponegoro, Pangeran Diponegoro tidak pernah menyebut-nyebut nama Nogo Siluman.
Nogo Siluman sendiri itu justru dicatat oleh Belanda ketika ada sebuah kejadian ataupun sebuah kesaksian, Sentot Prawirodirjo memberikan surat kesaksian bahwa pernah melihat Pangeran Diponegoro menghadiahkan keris Nogo Siluman kepada kolonel Clerence.
• Kompas TV Resmi Siarkan Kompetisi Liga 2 2020
• BERITA LENGKAP: Satu Pasien Corona di Solo Meninggal dan yang Terinfeksi Corona Naik 2 Kali Lipat
• FOKUS : Tuntunan di Tengah Wabah
Satu dokumen lagi mengungkap, Kolonel Clerence menyerahkan keris milik Pangeran Diponegoro kepada Kerajaan Belanda.
Kemudian dua data ini dihubungkan, yang satu mengatakan Pangeran Diponegoro menyerahkan atau menghadiahkan keris Nogo Siluman kepada Clerence. Satu dokumen mengatakan, Clerence menyerahkan kepada museum Belanda.
Dalam babat Diponegoro, Pangeran Diponegoro selalu menyebut keris Bondoyuda dan menceritakan darimana asalnya keris Bondoyuda ini.
Keris berbahan dasar panah Sarutomo. Panah yang beliau dapatkan saat bersemedi di Parang Kusumo.
Kemudian panah Sarutomo ini dibuat oleh Pangeran Diponegoro sebagai sebuah cundrik atau keris kecil. Kemudian menjadi pusaka bagi istri pangeran Diponegoro yaitu Raden Ayu Maduretno.