Wabah Virus Corona

PO Bus di Tegal Pun Merasakan Dampak Virus Corona, Sehari Cuma Dapat 10 Penumpang ke Jakarta

Sudah dua minggu terakhir PO Dedy Jaya yang membuka loket di Terminal Slawi merasakan dampak dari penyebaran virus corona.

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/DESTA LEILA KARTIKA
suasana di Terminal Slawi yang terlihat lengang dari aktivitas bus maupun penumpang, pada Kamis (26/3/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Sudah dua minggu terakhir PO Dedy Jaya yang membuka loket di Terminal Slawi merasakan dampak dari penyebaran virus corona.

Jumlah penumpang yang akan menuju Jakarta mengalami penurunan.

Hal ini, disampaikan oleh Pegawai Tiketing PO Dedy Jaya Terminal Slawi, Anisa, Kamis (26/3).

Penggali Kubur yang Layani Keluarga Presiden Jokowi Justru Protes Jika Dibayar, Ini Alasannya

Cerita Driver Ojol di ILC Soal Mbak Semalam yang Pesen Makan, Audiens Langsung Bertepuk Tangan

1 Pasien di Cilacap Positif Virus Corona, Pemkab : Percuma kalau Warga Tak Patuhi Imbauan Pemerintah

Sambil Ciumi Bendera Merah Putih, Bupati Banjarnegara Ajak Tenaga Medis Jihad Lawan Virus Corona

Saat ditemui Tribunjateng.com, Anisa mengaku biasanya sebelum berita Corona mencuat, per hari PO Dedy Jaya bisa memberangkatkan lima sampai enam bus.

Namun saat ini, paling hanya satu atau dua bus saja per harinya.

Jumlah penumpang juga sangat turun drastis, paling hanya sekitar 10 orang saja.

Padahal biasanya bus terisi penuh yaitu sekitar 60 orang.

"Semenjak virus corona mencuat, kami langsung melakukan protokol yaitu setiap bus yang akan berangkat kami semprot, begitu juga bus yang baru sampai.

Tidak hanya di dalam bus saja yang disemprot, penumpang juga ikut kami semprot demi keamanan bersama," tutur Anisa, pada Tribunjateng.com, Kamis (26/3).

Anisa menyebut, pihaknya tetap memberangkatkan bus berapapun jumlah penumpangnya.

Semisal dari Terminal Slawi ada empat penumpang, nanti ada yang misal naik dari Tegal Kota atau daerah lainnya juga bisa.

Selain itu, ditanya apakah ada kenaikan harga tiket bus atau tidak, Anisa menyebut harga tiket bus masih tetap sama.

Karena menurutnya, harga tetap saja keadaan penumpang sepi, bagaimana semisal menaikan harga.

"Kami tidak ada kenaikan harga tiket, karena harga masih tetap saja masih sepi bahkan ada yang minta potongan (menawar).

Saat ini harga tiket untuk yang bus AC Rp 80 ribu, sedangkan yang ekonomi Rp 70 ribu," jelasnya.

Dikatakan, penurunan jumlah penumpang sangat terasa, terutama pada Minggu malam yang biasanya penumpang penuh dan bus yang berangkat bisa enam sampai tujuh.

Sekarang paling hanya dua bus yang berangkat dan jumlah penumpang maksimal 20 orang. Biasanya bisa sampai full 60 kursi terisi.

"Malam senin kemarin, bus yang berangkat ada tiga dengan jumlah penumpang paling sekitar 20 orang saja.

Tentu penurunannya sangat terasa, tapi ya mau bagaimana lagi memang keadaannya yang sedang seperti ini dan kurang kondusif," tandasnya. (dta)

Semua Pintu Masuk di Kabupaten Kendal Dijaga Petugas, Pengendara Diperiksa Suhu Tubuh hingga Riwayat

Pakai Mobil Water Canon, Beberapa Jalan Utama di Purwokerto Disemprot Desinfektan

Udinus Perpanjang Kuliah Online sampai 30 April 2020, Mahasiswa dapat Potongan Rp 200 Ribu

Hanya Banjarnegara di Wilayah Banyumas Raya yang Belum Ditemukan Pasien Positif Virus Corona

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved