Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Dokter Indro Sang Ahli Virus: Kita Harus Yakin bahwa Virus Ini tak Ada Hubungannya dengan Kematian

Dokter Hewan Indro melihat persoalan virus corona di Indonesia sudah bergeser, tidak fokus pada penyakit dan virusnya

sciencefocus.com
(Ilustrasi) Virus corona 

Kalau penduduk di Wuhan misalnya ada 400 ribu, di sana penduduknya dicek semua. Penduduk di Italia dicek semua. Di Indonesia ada berapa yang dicek berapa? Sekarang ketemu seolah-olah korban di Indonesia lebih banyak.

Makanya maksudnya yang saya lihat sekarang ini masalah virus corona bukan masalah penyakit atau virusnya. Sudah banyak yang mainan nih, mainan politik sudah adalah. Menurut saya sudah enggak sehat kalo begitu. Jadi penyakit yang seharusnya biasa-biasa saja jadi dibikin menyeramkan banget.

Namun, ini kan sudah ada dasarnya yang statement WHO menyatakan bahwa ini adalah pandemi global?

Kalau kita mau bicara pandemi global, sekarang kita lihat faktanya saja. Cina, Indonesia, Vietnam, Jepang, Italia, Amerika ada virus corona. Kenyataannya global, menyebarnya pun cepat.

Tapi permasalahannya berapa banyak orang yang meninggal? Yang jadi masalah utama di Indonesia kita tuh senang mainan medsos, tetapi kita tidak punya kemampuan untuk melakukan cek dan ricek bahwa berita ini benar atau tidak.

Kita terlalu gampang menerima berita yang tidak benar, terus dimasukkan ke otak kita terus-menerus: corona-mati, corona-mati, padahal faktanya tidak begitu.

Maksudnya corona ini menimbulkan ketakutan yang tidak berdasar, dan kita harus mulai menyingkirkan bahwa corona bukan kematian karena begitu kita menaruh handphone di bawah, lalu kemudian kita keluar rumah, kita baru sadar orang-orang enggak ada yang mati bergelimpangan di luar, pada santai semua. Ke mana yang mati yang 200-300 sampai 4 ribu itu?

Ini sudah bukan masalah penyakit lagi, sudah terlalu banyak kepentingan yang masuk, sehingga bisa dibuat dan dibelok-belokkan jadi apa saja.

Tapi saya tetap tidak akan tertarik ke situ. Saya hanya akan mengurusi virusnya, bagaimana caranya biar orang tidak kena virus. Nah, kalau orangnya sudah kena virus, itu urusannya dokter manusia, bukan urusan saya. Jadi jangan disamakan ini kenapa sih dokter hewan mengurusi urusan manusia, kan begitu.

Karena saya berurusan sama virus, sudah 18 tahun belajar ini, jadi saya tahu persebarannya bagaimana, tapi kalau sudah kena ke manusia, ya itu urusannya dokter manusia. Saya tidak akan mengambil kavling orang lain.

Lantas bagaimana membuat masyarakat kita tak panik menghadapi covid-19 dengan fakta bahwa tingkat kesembuhannya lebih tinggi, sementara di lapangan sudah ada panic buying dan segala macam?

Kita harus meyakinkan orang bahwa corona virus ini tidak ada hubungannya sama kematian. Belum tentu orang yang kena corona pasti mati, karena kenyataannya yang mati dalam skala dunia lebih sedikit, itu pun juga ada yang dikategorikan sebagai high risk group. Itu akan sangat gampang dihitung. Jadi jangan lihat sebarannya.

Kalau sebarannya cepat itu benar, tetapi tidak semua orang yang kena atau tidak semua orang yang positif itu akan mati, karena kasus 1,2 dan 3 membuktikan bahwa dia kena dan dua minggu malah sembuh. Nah, kita harus angkat yang begitu, data kenapa nih yang sakit bisa sembuh, jangan yang mati-mati terus.

Kalau kita bisa meyakinkan masyarakat bahwa ini adalah sesuatu yang nyata, ini kita hadapi setiap hari dan tidak ada yang perlu ditakutkan, maka masyarakat tenang. Saat masyarakat tenang, ya enggak ada yang namanyapanic buying,ataulockdown.

Meskipun begitu, kita jangan buat enteng ini. Menurut saya biasa saja. Kita juga harus lihat bahwa penyakit ini bisa diatasi, dan kita tetap waspada. Kita sudah tahu virusnya gampang rusak pakai sabun, hand sanitizer, sampo juga bisa, cairan cuci piring juga bisa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved