Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Dokter Indro Sang Ahli Virus: Kita Harus Yakin bahwa Virus Ini tak Ada Hubungannya dengan Kematian

Dokter Hewan Indro melihat persoalan virus corona di Indonesia sudah bergeser, tidak fokus pada penyakit dan virusnya

sciencefocus.com
(Ilustrasi) Virus corona 

Tapi virus ini ada dua: di luar sama di dalam tubuh. Yang di luar bisa dihancurkan pakai sabun pakai pelarut lemak. Nah, sementara yang di dalam tubuh ya kita pakai vitamin C dan E untuk menaikkan antibodi. Jadi berbeda penanganan virus di dalam tubuh dan di luar.

Pemerintah juga bakalan bikin vaksin untuk covid-19, ini apakah bakal sama aja dengan vaksin-vaksin lainnya?

off the record

Prinsip dari hidup virus itu bagaimana, apakah dia punya perilaku terhadap situasi tertentu sehingga memungkinkan virus juga beradaptasi?

Tidak benar itu. Misalnya kita ada wabah A atau virus A, terus saya ambil virusnya saya ekstrak, terus saya bikin vaksin, ini namanya vaksin A. Vaksin A ini hanya bisa menangani penyakit dari virus A, akan generate antibodi dan antibodi A berfungsi buat virus A.

Permasalahannya adalah seringkali di lapangan ada banyak macam virus. Seperti saya bilang tadi, corona virus itu jumlahnya puluhan.

Yang sekarang ini cuma satu. Kalau kita keluar ke kandang atau ke perumahan itu ada ratusan ribu jumlah virus, hanya saja tidak semua virus bisa bikin sakit. Kadang-kadang ada yang satu bikin sakit, lalu kita obati terus sembuh.

Vaksin hanya dipakai untuk pencegahan, bukan pengobatan. Kalau kita belum pernah kena ya kita divaksin, tapi kalau sudah kena ya buat apa divaksin, minum vitamin E.

Nah, masalahnya juga seringkali orang-orang mengambil data dari buku. Bahkan profesor -profesor kita masih pakai buku-buku yang tidak pernah diperbaharui selama 20 tahun terakhir.

Apa yang membuat Anda yakin ilmu tentang virus harus terus dikembangkan?

Kalau orang belajar virus dan kita update, mencari sendiri. Beberapa teori virus saya yang bikin, seperti antigen buat menguji virus flu burung itu secara nasional hak patennya masih atas nama saya.

Kalau kita belajar sendiri ya terus-menerus, mengupdate dan menyesuaikan sama fakta, ya kita tidak ada yang takut. Orang banyak takut kan karena masih pakai acuan 20 tahun yang lalu.

Kalau sekarang sudah berkembang, kita mengerti, tahu kelemahannya, kelebihannya, harus mengerjakan apa, meningkatkan antibodi, kita santai saja. Kalau misalnya ada orang yang panik, masa saya yang disalahkan?

Masyarakat kita minim sekali literasi buat belajar, minim sekali buat memilih informasi yang benar, sehingga seringkali kalau ada wabah bisa dianggap besok mau kiamat, padahal sebenarnya juga tidak.

Seperti suku Maya yang kalendernya hanya sampai 2012, dan seluruh dunia geger dan percaya bahwa 2012 akan kiamat, tetapi kenyataanya tidak kiamat kan? Apakah ada yang berpikir mungkin orang-orang Maya dan Inca jahil ke kita?

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved