Virus Corona Jateng
2 Warga Semarang Ditangkap Sebar Hoax Virus Corona, Pakar IT : Grup Seprofesi Rentan Penyebaran
Grup antar profesi di sosial media seperti Whatsapp, Line, serta Facebook dinilai rentan tersusupi informasi berita hoax.
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Grup antar profesi di sosial media seperti Whatsapp, Line, serta Facebook dinilai rentan tersusupi informasi berita hoax.
Grup antar profesi tersebut bisa berupa kelompok pembicaraan antar relawan, wartawan, dosen, pengajian, dan sejenisnya.
Hal tersebut diungkapkan Pakar IT Digital Forensik, Solichul Huda saat dikontak Tribunjateng.com, Jumat (10/4/2020).
• Viral Suami Dilabrak Istri Gegara Mandi dengan Si Rambut Panjang, Malah Cengengesan
• Doa Quraish Shihab untuk Glenn Fredly Bikin Najwa Shihab Menangis Sesenggukan
• Tangisan Lepas Glenn Fredly, Mutia Ayu : “Please, Jangan Tinggalin Aku, Aura Kasih Tak Mampu Bicara
• Warganya Tolak Pemakaman Perawat Korban Corona, Pak RT di Ungaran Ini Menangis: Saya Minta Maaf
Huda, panggilannya bilang, grup antar profesi dinilai rawan karena masing-masing anggota berasal dari berbagai daerah.
Semisal salah satu anggota grup mendapat informasi dari luar, kata Huda, penerima berita itu akan langsung meneruskan ke grupnya.
Tanpa disaring, informasi yang telah masuk ke grup tersebut besar kemungkinan akan kembali disebarkan oleh salah satu penghuni grup lainnya.
"Jadilah pesan berantai. Itulah kenapa grup sesama profesi rentan tersusupi hoax karena penyebarannya pasti meluas.
Tiap anggota grup profesi dari berbagai daerah itu pasti akan menyebarkan berita lagi ke grup lainnya," terang Dosen Pascasarjana Forensik Undip ini.
Huda turut angkat bicara dan berkomentar perihal hoax karena masifnya informasi simpang siur terkait virus corona Covid-19 ini.
Dari penyebaran hoax ini, Huda pun mengetahui dua warga Kota Semarang harus berurusan dengan polisi setempat.
Satu di antaranya diamankan Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Satreskrim Polrestabes Semarang pada 23 Meret 2020 karena menyebarkan hoax ihwal seorang pasien positif corona berkeliaran dan kabur dari RS.
"Nah, pelaku penyebar hoax ini ternyata terprovokasi informasi dari rekan grup facebook seprofesinya.
Pelaku yang bersangkutan ini langsung menerima info mentah-mentah dan disebarkan lagi secara masif ke grup-grup lainnya. Ini salah satu contohnya," jelasnya.
Huda melanjutkan, selain grup antar profesi, penyebaran hoax pun menyasar grup wilayah seperti grup RT, RW, dan Kelurahan/Desa.
Namun, Huda mengakui grup wilayah cukup sulit terjangkau maupun tersusupi informasi hoax.