Wabah Virus Corona
2 WNI Terjebak Lockdown di Nepal, Harus Kucing-kucingan dengan Polisi demi Dapatkan Stok Makanan
Akibat karantina wilayah (lockdown), dua orang warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan, terkatung-katung di Nepal selama sebulan terakhir.
Sempat dikejar polisi karena beli bahan makanan
Saat ini, Adi dan rekannya tinggal di hotel Yala Peak di Kathmandu.
Di tempat tersebut, dia bersama rekannya membantu karyawan hotel memasak makanan.
Beberapa hari sekali, dia harus keluar hotel untuk membeli persediaan logistik, walaupun harus dengan sembunyi-sembunyi.
"Situasinya sulit karena semua serba tutup termasuk supermarket, yang paling dikhawatirkan banyak orang adalah stok makanan.
Untungnya, 1 April bandara sudah dibuka.
Para turis masih bisa bernafas lega, meskipun akhirnya karantina wilayah diperpanjang," tuturnya.
Karantina wilayah kedua diperpanjang hingga 7 April dan bandara ditutup hingga 15 April dan baru dibuka sepekan setelah karantina wilayah #stayhome berakhir.
Saat karantina wilayah itu supermarket maupun warung-warung warga ada yang buka dengan sembunyi-sembunyi.
"Saya masih bisa kabur ke warung-warung itu pada jam yang kemungkinan tidak ada polisi, yang bikin sedih harga kebutuhan lebih mahal.
Apalagi status saya di sini warga negara asing, selalu dapat harga bule kalau belanja," katanya.
Karantina wilayah ketiga diperpanjang hingga 15 April dan bandara ditutup hingga 30 April atau 2 pekan setelah karantina wilayah #stayhome berakhir, baru bandara dibuka.
Namun, supermarket dan warung diperbolehkan buka antara pukul 16.00-18.00 waktu setempat dan sudah tidak sembunyi-sembunyi lagi kalau mau belanja.
Karantina wilayah diperpanjang lagi dari 16-27 April.
Kali ini lebih ketat kembali seperti karantina wilayah pertama.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/annapurna-circuit-trek-di-nepal.jpg)