Berita Semarang
Di Tengah Pandemi, Kajian Kitab Kuning Digelar secara Online di Ponpes Asshodiqiyah Semarang
Pengajian kitab kuning secara online diperuntukan bagi para santri yang kini sedang berlibur panjang.
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: M Syofri Kurniawan
Sebab, kitab kuning yang disebut kitab gundul itu merupakan kitab yang huruf-hurufnya belum memiliki tanda baca dzoma, fathah, dan kasrah.
Selain itu, kata dia, makna harfiah bisa berubah dan perlu pengkajian khusus melalui diskusi.
Salah satu caranya dengan pengajian khusus secara online ini.
Metode pengajian khusus itu bisa dicerna setelah kiai atau ulama menyampaikan kajian kitab kuning kepada santri atau peserta didiknya.
"Pengkajian kitab kuning, antara lain ilmu fikih, akidah, tasawuf, Ibadah, muamalah, dan tafsir Alquran.
Pendalaman ilmu fikih seperti Kitab Fathul Muin, tasawuf Kitab Nasuhaibad, dan ilmu kalimat bahasa Arab Kitab Alfiyah yang membahas soal nahwu shorof," jelasnya.
Dia berharap, pengkajian kitab kuning ini mampu membuat para santri dapat membaca kitab gundul dengan benar serta memaknainya.
"Sebab, membaca kitab-kitab bagi umat Islam dapat memuliakan derajat suatu umat melalui ilmu," pesan Prabowo.
Sementara, seorang santri adal Kudus, Muhammad Khoirul Imam mengaku tidak pulang kampung karena tetap harus mengikuti ngaji kitab kuning.
"Ini sudah tradisi, setiap hari lima kali biasanya.
Pengkajian kitab kuning itu untuk menambah wawasan juga pengetahuan yang lebih mendalam khususnya di bidang ilmu fiqh dan ibadah," ungkap Khoirul. (gum)
• Ditagih Ari Lasso, Luna Maya Bingung: Aku Utang Apa?
• Setelah 9 Tahun Baru Tahu Ia Diselingkuhi Tiap hari, Selebgram ini Bongkar Cara Pacarnya Selingkuh
• Kejutan di Episode Baru Tukang Ojek Pengkolan RCTI, Ada Ranty Maria, Jam Tayangnya Berubah Lho
• Bambang Wuryanto: PDIP Belum Terima Surat Pengunduran Diri Achmad Purnomo sebagai Bacalon Wali Kota