Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Jika Meninggalnya Tak Wajar, Ada Suara Berisik dari Peti Jenazah, tapi Tidak untuk Korban Corona

Jika jenazah meninggal dengan cara tak wajar, ia memastikan peti dengan bunyi tersebut yang akan dipilih oleh pembeli.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: M Syofri Kurniawan

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bisnis yang berkaitan dengan kematian orang seringkali dikaitkan dengan hal mistis.

Seperti yang dialami oleh penjual peti jenazah yang terletak di jalan Kyai Saleh nomor 44 Semarang, Sri Wahyu Handayani.

Wanita yang merupakan generasi kedua pengelola toko perlengakapan jenazah itu mengungkapkan, ada tanda aneh dialaminya saat menjual peti jenazah.

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun: Kasus Pertama, Pasien Positif Corona Boyolali Meninggal

Polisi Menangkap Istri Majikan Penganiaya Pembantu di Graha Padma Semarang, Statusnya Tersangka

Alshad Ahmad Tak Lagi Berani Masuk Kandang Harimau, Terakhir Mata Hewan Peliharaannya Itu Menajam

Zuraida Hanum Sebut Wanita Ini Jadi Penyebab Ia Membunuh Hakim Jamaluddin Suaminya: Kau Alasannya

Terlebih jika jenazah tersebut meninggal dengan cara tak wajar.

Menurutnya, ada suara aneh yang sumbernya berasal dari dalam peti.

"Peti yang hampir laku biasanya bunyi berisik.

Itu kalau meninggalnya tidak wajar," ujar dia, Sabtu (25/4/2020).

Menurutnya, pertanda itu biasa muncul sehari sebelum peti tersebut laku.

Jika jenazah meninggal dengan cara tak wajar, ia memastikan peti dengan bunyi tersebut yang akan dipilih oleh pembeli.

"Bunyinya berasal dari dalam peti.

Biasanya peti itu yang akan dipilih," lanjutnya.

Lantas saat ada wabah virus corona ini Yani memaparkan, tak ada tanda berisik dari dalam peti.

Menurutnya, peti yang hendak digunakan untuk pemulasaraan korban Covid-19 tak menunjukkan tanda-tanda demikian.

"Selama ada wabah virus corona ini malah tidak ada tanda-tanda," jelasnya.

Lantas Yani mengungkapkan, selama ada wabah virus corona ini penjualan perlengkapan Jenazah di tokonya mengalami peningkatan.

Adapun peningkatan tersebut sebanyak 25 persen untuk penjualan batu nisan dan bunga tabur.

"Selama corona, penjualan meningkat tapi tidak terlalu ke petinya.

Kami lebih banyak penjualan batu nisan dan bunga tabur.

Kalau peti kami baru jual 3," paparnya.

Ia memaparkan, beberapa kasus korban Covid-19 yang meninggal dunia langsung ditangani pihak rumah sakit.

Hal itulah yang menurutnya penjualan peti selama wabah virus corona tak banyak mengalami peningkatan.

"Biasanya untuk kasus corona langsung dari rumah sakit.

Namun ada juga pesan di kami, bahannya pakai aluminium foil.

Biasanya pesan terlebih dulu.

Tapi kalau kami buatnya cepat," paparnya.

Lantas Yani memaparkan, peti untuk jenazah korban virus corona dibanderol lebih murah.

Peti-peti di tokonya dijual mulai Rp 2 sampai 3 jutaan.

"Harga peti untuk Korban virus corona lebih murah.

Tapi kayunya sudah bagus," jelasnya.

Selain peti, kata dia, di tokonya juga menyediakan perlengkapan lain seperti kaos kaki, kaos tangan, hiasan dalam peti, hingga minyak. (idy)

Mulai Senin, Kota Semarang Berlakukan PKM Non PSBB, Berikut Ini Ketentuannya

2 Pekerja Bangunan Ditemukan Pingsan dengan Sekujur Tubuh Penuh Luka Bakar

Dulu Ditertawakan, Ucapan Ashraf Sinclair soal Virus Corona Terbukti Benar, Covid-19 Bukan Lelucon

Setelah 9 Tahun Baru Tahu Ia Diselingkuhi Tiap hari, Selebgram ini Bongkar Cara Pacarnya Selingkuh

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved