Virus Corona Jateng
Setelah Pasar Salatiga, Pasar Bintoro Demak Lakukan Penerapan Jarak
Pasar di Kota Salatiga mendadak jadi sorotan di tengah pandemi. Pasar tersebut didesain khusus di jalanan, dengan jarak antara kios
Penulis: Moch Saifudin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM -- Pasar di Kota Salatiga mendadak jadi sorotan di tengah pandemi. Pasar tersebut didesain khusus di jalanan, dengan jarak antara kios satu dengan yang lain dibatasi.
Jarak antara pembeli juga diatur sedemikian rupa. Sehingga, tidak terjadi penumpukan masyarakat di lokasi favorite belanja itu.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengapresiasi langkah Pemkot Salatiga yang melakukan hal itu. Menurutnya, itu contoh yang sangat keren dan bagus diterapkan di tengah wabah covid-19.
"Sebenarnya sudah lama saya usul penataan pasar itu kepada bupati dan wali kota. Idenya saya lihat di Myanmar, lalu saya share ke mereka para bupati dan wali kota, bisa tidak dilakukan.
Ternyata Salatiga yang melakukan, hari ini saya tag di Instagram saya karena memang sangat menginspirasi," kata Ganjar di temui di ruang kerjanya, Selasa (28/4).
Menurut Ganjar, paradigma saat ini harus benar-benar diubah. Saat ini, mau tidak mau masyarakat harus bisa hidup dengan covid-19 termasuk sistem pasar atau sistem ekonomi.
"Sistem pasar kita harus diubah, kita harus bisa hidup dengan covid-19.
• Keren, Face Shield Karya FTI Unissula Lindungi Dokter Dari Penularan Corona
• ALHAMDULILLAH! 26 Tenaga Medis RSUP Kariadi Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona
• BPK RI Jateng Beri Opini WTP ke Karanganyar dan Blora dengan Catatan
• Hotman Paris Pamerkan Hasil Rapid Test, Positif Atau Negatif? Netizen: Positif Kaya Raya
Pilihannya adalah kita mengambil jalur tegas PSBB yang melarang semua orang keluar dan ekonomi berhenti, atau kita bisa melakukan seperti di Kota Semarang atau Banyumas yang melakukan pengetatanan" terangnya.
Saat ini semua orang ketakutan. Banyak perusahaan bangkrut dan karyawan dirumahkan. Untuk itu, mekanisme dan perilaku ekonomi baru harus dilakukan.
"Bagaimana caranya, ya move on. Ayo kita tetap hidup dengan covid. Mari jaga kesehatan, jaga jarak, perusahaan karyawannya diatur, wajib pakai masker, disediakan tempat cuci tangan dan lainnya. Kalau semua mendukung, maka kita pasti bisa melawan ini tanpa harus mematikan semua denyut nadi ekonomi," tegasnya.
Kalau itu bisa dilakukan, maka model penanganan covid-19 ala Taiwan lanjut Ganjar bisa dilakukan. Negara itu tidak melakukan lockdown, ekonomi tetap berjalan dan semuanya baik-baik saja.
"Ini tidak mudah, butuh dukungan semua masyarakat. Kalau tidak mau mendukung, maka jalan satu-satunya ya PSBB. Semua pasti akan sakit perut," ucapnya.
Pihaknya mengacungi jempol Kota Salatiga yang telah membuat terobosan baru dengan menata pasarnya dengan baik. Ia berharap, daerah laion dapat mencontoh Salatiga melakukan pengetatan-pengetatan di berbagai bidang.
"Semoga daerah lain bisa mengikuti. Itu ide sudah saya lontarkan sejak lama, bagaimana pasar kita harus diatur agar semuanya aman. Yang sudah komunikasi adalah Kota Semarang, wali kota sedang menyiapkan itu. Nanti kami suport dan saya minta masyarakat mendukung," tutupnya.
Pasar Bintoro Demak
Pedagang di Pasar Salatiga telah menerapkan jaga jarak, pedagang di Pasar Bintoro Demak pun akan melakukan hal serupa.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, konsep pemberian jarak antarpedagang sudah disosialisasikan sejak pertengahan April.
Ia mengaku, konsep itu ditiru dari pasar-pasar yang ada di Myanmar.
Ia mengatakan, konsep pemberian jarak di pasar adalah adaptasi terhadap pandemi Covid-19. Ganjar menyebut, pada wabah seperti ini masyarakat harus mau menyesuaikan diri, jika ingin tetap berkegiatan ekonomi dengan lancar.
Di Jawa Tengah, khususnya Semarang Raya, telah melakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). Itu ditempuh agar masyarakat dapat berkegiatan namun dengan menerapkan peraturan ketat, pemberian jarak, tempat cuci tangan dan penggunaan masker.
"Paradigmanya harus kita ubah bila hidup dengan Covid-19, akan kah kita mengambil jalur PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) artinya kerumunan sama sekali tak boleh, suasana sepi ekonomi terpuruk, atau cara lain seperti Semarang Raya atau Banyumas yang bikin Perda. Maka kita harus move on," kata dia.
Hal serupa diungkapkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo. Menurutnya, konsep seperti di Pasar Salatiga, akan ditiru oleh Pasar Bintoro Demak.
"Mulai nanti malam (Rabu dini hari, 29/4) Pasar Bintoro Demak akan lakukan social distancing antar pedagang hingga 29 Mei 2020. Sudah ada edaran Bupati dan diagramnya," terang Arif.
Menurutnya, pedagang yang ada di Pasar Bintoro akan berdagang di jalan yang ada yang di depan pasar. Adapun, jam operasionalnya sampai pukul 09.00 pagi.
Arif menjelaskan, peraturan terkait pemberian jarak, sebenarnya sudah di wara-wara sejak awal April. Hal itu kian diperkuat, dengan pemberlakuan PKM di wilayah Semarang Raya. Pemprov menginstruksikan, kepala pasar diminta untuk memberi jarak, mengatur jam operasional serta pemanfaatan belanja daring.
"Sementara baru dua pasar Salatiga dan Demak. Untuk yang lain sebenarnya sudah melakukan distancing, hanya saja di dalam pasar. Diatur jarak antarpedagang," imbuhnya.
Terakhir ia berharap, dengan permodelan seperti di Pasar Salatiga dan Pasar Bintoro Demak, pasar-pasar di Jateng bisa meniru. Setidaknya, memberikan jarak yang cukup antar pedagang serta mengatur jam operasional.
"Misal yang pedagang sayur pagi hari, pedagang beras dan daging siang hari. Tidak hanya itu. Pada pelaksanaannya sektor lain seperti Satpol PP Linmas juga harus mendukung melakukan pengawasan," pungkas Arif. (lhr/ivo)
• Dampak Wabah Corona, Lapas Dilarang Terima Napi Baru, Seperti Apa Kondisi Sel Tahanan Kepolisian?
• Jenis dan Tingkatan Orang Puasa di Bulan Ramadhan
• Balon Walkot Solo Achmad Purnomo & Bupati Wonogiri Kompak Ancam Mundur dari Pilkada 2020
• Polres Semarang Latih Safety Riding ke Tukang Ojek dan Sopir Angkutan Kota