Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

Cerita Sopir Angkot Nganggur karena Corona, Jual Perabotan Rumah Demi Bertahan Hidup

Para sopir angkot, bus kota, dan bus pariwisata di Kota Semarang mulai kehilangan mata pencariannya karena pandemi virus Corona Covid-19 yang kian mel

Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/AKHTUR GUMILANG
Angkot tengah berjajar di kawasan Pasar Johar, Semarang Tengah, Kota Semarang, Kamis (30/4/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Para sopir angkot, bus kota, dan bus pariwisata di Kota Semarang mulai kehilangan mata pencariannya karena pandemi virus Corona Covid-19 yang kian meluas.

Alhasil, mereka terpaksa menganggur selama wabah virus corona ini.

Dari data Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kota Semarang, jumlah mereka yang menganggur mencapai ribuan sopir.

Beberapa Kali Tes Hasilnya Sheila Marcia Positif, Suaminya Sempat Terdiam: Serius, Yang?

Viral Komentar Kocak Gibran Retweet Unggahan Foto Jokowi Wisuda di UGM: Dapet Ducati

Detik-detik Polisi dan Warga Kepung Minimarket yang Dirampok, Para Pelaku Ditembak, Sempat Melawan

Kondisi Terkini Pabrik Rokok Samporena Setelah 2 Orang Meninggal dan 100 Orang Positif Corona

Hal itu diungkapkan Ketua Organda Kota Semarang, Bambang Pranoto saat dikontak Tribunjateng.com, Kamis (30/4/2020).

Dia mengatakan, dari total sekira 7000 sopir di Kota Semarang, hanya 20 persen di antaranya yang masih beroperasi.

"Sekarang hampir 80 persen yang menganggur.

Mereka tidak punya penghasilan lagi sejak corona merebak di Semarang.

Kalau dihitung ada sekira 5700 sopir yang menganggur," kata Bambang.

Dia mengungkapkan, nasib para sopir angkot saat ini sangat membutuhkan uluran bantuan dari Pemprov Jateng maupun Pemkot Semarang.

Sebab, mereka saat ini tetap harus membiayai hidup anak dan istrinya tiap hari di tengah kondisi menganggur.

Maka untuk menyiasati hal itu, kata Bambang, para sopir angkot nekat menggadaikan barang berharganya untuk menyambung hidup.

"Jika mau ngutang juga tidak memungkinkan.

Kita tahu sendiri banyak lembaga keuangan nasibnya juga serupa.

Satu-satunya jalan, ada ratusan rekan kita yang harus jual perabotan rumah buat biaya hidup.

Apapun barang berharga dijual dulu untuk sementara waktu sambil nunggu situasinya pulih lagi," sambungnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved