Berita Regional
Cerita ABK Asal DIY 18 Hari Kapal Pesiar Berputar di Lautan Menunggu Izin Bersandar
Salah satu kru kapal pesiar Carnival Splendor asal Bantul, DIY, menceritakan pengalaman buruknya tersebut di tengah pandemi vrus corona.
TRIBUNJATENG.COM, YOGYA - Berhari-hari para kru kapal pesiar Carnival Splendor berada di tengah lautan perairan Australia tanpa ada kejelasan.
Salah satu kru kapal pesiar Carnival Splendor asal Bantul, DIY, menceritakan pengalaman buruknya tersebut di tengah pandemi vrus corona.
Selain tak ada tamu, pasokan makanan di dalam kapal pesiar jenis Carnival Splendor ini pun hanya mampu bertahan satu bulan, sementara crew kapal saat itu sebanyak 1.100.
Wajah Anita Indriastuti, Jumat malam nampak tenang dan guratan senyum di wajahnya terlihat lega.
Sesekali ia menyapa rekan-rekan pekerja migran lain yang sama juga sebagai Anak Buah Kapal (ABK).
• Penerbangan Pesawat Penumpang Kembali Beroperasi di Bandara Ahmad Yani Semarang
• Cara Menghitung Besaran THR Karyawan Tetap & Kontrak Sesuai Aturan Pemerintah
• Viral Video Ferdian Paleka Ditelanjangi Dalam Penjara, Ini Respon Polisi
• Marak Pesta Miras di Purbalingga, Digelar di Kuburan hingga ODP Corona Ikut Mabuk
Ia nampak kerepotan membawa dua koper besar berwarna hitam. Berjaket parka tebal dan nampak mondar-mandir kerepotan.
Keringat pun memenuhi seraut wajah. Sesekali petugas dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Yogyakarta menyapa dan mengucapkan selamat.
Maklum, sudah tiga bulan para ABK tersebut kebingungan di tengah laut dan terkatung-katung ketika ingin pulang karena mewabahnya Covid-19.
Beruntungnya, kapal yang ia tunggangi tak ada satu pun yang positif Covid-19 sejak Ferbruari lalu mencuak ke masyarakat.
"Saya dengar kabar adanya penyebaran Covid-19 itu Februari. Karena saya baca-baca di berita online, seluruh crew kapal berlakukan sosial distancing seperti dianjurkan oleh tim kesehatan dunia," katanya, mengawali perbincangan pada Jumat malam (8/5/2020).
Perjalanan dari Australia hingga sampai di Tanjung Priok pun harus terkendala.
Sejak 18 Maret lalu, Carnival Splendor hanya berputar-putar lantaran pemerintah Indonesia belum menentukan langkah penanganan untuk para awak kapal yang memiliki pool dan berfasilitas spa tersebut.
Terhitung tiga puluh hari lebih kapal tersebut tak tahu arah kemana harus bersandar.
Nita menjelaskan, semula Carnival Splendor diizinkan bersandar di dermaga wilayah Tanjung Benoa.
Jarak Australia dengan perairan Tanjung Benoa Bali menurutnya sekitar 1.440 mil.