Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Viral Fenomena Suara Dentuman di Jateng, Pertanda Gempa Besar? Ini Penjelasan BMKG

viral di media sosial Twitter tentang unggahan sejumlah pengguna Twitter yang mengaku mendengar suara dentuman di beberapa wilayah Jawa Tengah.

Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV
Tangkapan layar hashtag #dentuman trending topic di Twitter. 

TRIBUNJATENG.COM - Suara dentuman yang terdengar hampir di seluruh Jawa Tengah masih menjadi misteri.

Fenomena suara dentuman menjadi viral diperbincangkan di media sosial.

Sejak Senin (10/5/2020) pagi, viral di media sosial Twitter tentang unggahan sejumlah pengguna Twitter yang mengaku mendengar suara dentuman di beberapa wilayah Jawa Tengah.

Inilah Daftar 3 Rute Kereta Api Jarak Jauh Dibuka Mulai Besok, Penumpang Harus Penuhi Syarat Ini

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Remaja Putri Dibunuh dan Diadili Keluarga Kandungnya secara Sadis

Viral Video Mbah Slamet Diseret dari Mushola di Pati, Pengunggah: Itu Kenyataan, Bukan Dibuat -buat

Raffi Ahmad Ajak Rano Karno Tukar Rolls Royce Belasan Miliar dengan Oplet Si Doel

Hingga menjelang siang, kata kunci "dentuman" dan tagar #dentuman masih menjadi salah satu trending topic di Twitter.

Pengguna Twitter masih mempertanyakan sumber suara dentuman yang disebut-sebut terdengar pada Senin dini hari.

"Lur daerah mu mau enek suara dentuman ngono ra" tulis akun @jawafess.

Hingga pukul 10.00 WIB, twit tersebut telah dibagi ulang lebih dari 100 kali dan disukai lebih dari 2.700 kali.

Ribuan twit lain juga diunggah oleh pengguna Twitter dan membahas soal suara dentuman yang didengar ini.

"Sempet dengar tak kira suara gluduk jebule semua dengar suara dentuman misterius" ujar akun @mbahbir.

"Jog 00.59 suara dentuman ono sik krungu ora btw" tulis akun @jogmfs.

"Min, ada suara dentuman ini darimana asalnya ya...Keras banget dari kalasan sleman..2x jedanya sekitar 5 menitan" tulis akun @merapi_news.

Penjelasan BMKG

Kepala BMKG Stasiun Meterologi Ahmad Yani Semarang Achadi Subarkah Raharjo mengatakan, tidak ada catatan mengenai aktivitas seismik (gempa tektonik).

"Tidak terkait dengan aktivitas seismik (gempa tektonik) baik yan dipicu oleh aktivitas sesar lokal (baribis kendheng, dll) maupun aktivitas zona subduksi selatan Hawa" jelas Achadi saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (11/5/2020) pagi.

Menurut Achadi, dari monitoring listrik udara, jika melihat data lightning detector, terlihat distribusi sambaran kilat atau petir pada 10 Mei 2020 pukul 23.00 WIB hingga 11 Mei 2020, pukul 05.00 WIB.

Adapun sambaran kilat atau petir tersebut sebagian besar terkonsentrasi pada pegunungan tengah dan pesisir selatan Jawa Tengah, sedikit sebaran juga terdapat di sekitar Solo, Klaten, dan Kendal.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr Daryono juga memastikan bahwa sumber suara dentuman tersebut tidak berasal dari gempa tektonik.

 Suara dentuman yang ini disebut-sebut terjadi pada Senin (11/5/2020) antara pukul 00.45 WIB sampai dengan 01.15 WIB di sebagian wilayah Jawa Tengah seperti Surakarta dan Semarang.

"Setelah dilakukan pengecekan terhadap gelombang seismik dari seluruh sensor gempa BMKG yang tersebar di Jawa Tengah, hasilnya menunjukkan tidak ada catatan aktivitas gempa yang terjadi di Jawa Tengah," jelas Daryono saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/5/2020) pagi.

Apabila aktivitas gempa sampai mengeluarkan bunyi ledakan, artinya kedalaman hiposenter gempa tersebut sangat dangkal, dekat permukaan.

"Jika itu terjadi, maka akan tercatat oleh sensor gempa," kata dia.

Menurut Daryono, saat ini, BMKG mengoperasikan lebih dari 22 sensor gempa dengan sebaran yang merata di Jawa Tengah.

"Sehingga jika terjadi gempa di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya maka dipastikan gempa tersebut akan terekam.

Selanjutnya, diproses untuk kami tentukan magnitudo dan lokasi titik episenternya untuk diinformasikan kepada masyarakat," jelas Daryono.

Adapun bunyi ledakan akibat gempa sangat dangkal lazimnya hanya terjadi sekali saat terjadi patahan batuan dan tidak berulang-ulang.

Misalnya, adalah pada peristiwa gempa dangkal yang mengeluarkan dentuman keras di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang pada 17 Februari 2014.

Kemungkinan penyebab suara dentuman

Baik Achadi maupun Daryono mengungkapkan sejumlah kemungkinan yang menyebabkan munculnya suara dentuman.

Achadi menyebutkan, indikasi awal suara dentuman apabila terdengar secara terpisah dan dalam waktu berlainan adalah suara petir.

"Bisa jadi merupakan suara petir.

Namun apabila terdengar secara bersamaan atau ada perbedaan waktu yang relatif kecil dan dalam area yang luas, maka perlu kajian lebih lanjut," kata Achadi.

Ia mengungkapkan, banyak faktor yang bisa menyebabkan suara dentuman tersebut.

"Beberapa sumber suara yang bisa memicu, antara lain sonic boom (shock waves/gelombang kejut) dari pesawat jet ketika terbang melebihi kecepatan suara," ujar dia.

Sementara itu, Daryono menjelaskan, ada kemungkinan penyebab suara dentuman saat terjadi gempa yang memicu gerakan tanah berupa rayapan tiba-tiba dan sangat cepat di bawah permukaan.

Kemungkinan lainnya berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif, dalam hal ini ada mekanisme dislokasi batuan yang menyebabkan pelepasan energi berlangsung secara tiba-tiba dan cepat hingga menimbulkan suara ledakan.

"Apalagi jika terjadinya patahan batuan tersebut terjadi di kawasan lembah dan ngarai atau di kawasan tersebut banyak rongga batuan sehingga memungkinkan suaranya makin keras karena resonansi," kata Daryono.

"Beberapa peristiwa gempa Bantul 2006 juga mengeluarkan bunyi dan sempat meresahkan warga saat itu.

Namun suara dentuman yang terjadi tadi pagi dipastikan bukan dari aktivitas gempa tektonik," ujar dia.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Suara Dentuman di Jawa Tengah, Apakah Itu? Ini Penjelasan BMKG"

Kapolda Jateng Ahmad Luthfi: Tolong Jangan Menyakiti Hati Masyarakat

Pemudik yang Dikarantina Meningkat, Pramuka Banyumas Dirikan Posko Pencegahan Virus Corona

Bolehkah Konsumsi Jahe Setiap Hari? Apa Efek Samping Konsumsi Jahe Berlebihan?

Dua Kali Positif Corona, Putri Pariwisata Indonesia 2008 Beberkan Beberapa Kemungkinan

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved