Berita Kudus
Agustian Bisa Kantongi Rp 3,5 Juta Tak Sampai Sebulan dari Jasa Penukaran Uang
Jasa penukaran uang sudah mulai marak di Jalan Sunan Kudus, Kabupaten Kudus. Berjajar sejumlah orang membuka lapak sederhana, menawarkan jasa penukar
Penulis: raka f pujangga | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Jasa penukaran uang sudah mulai marak di Jalan Sunan Kudus, Kabupaten Kudus.
Berjajar sejumlah orang membuka lapak sederhana, menawarkan jasa penukaran uang baru.
Menariknya, kebanyakan dari mereka berasal dari satu kampung yang sama dari Kelurahan Tlogomulyo, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.
• Ashanty Batuk dan Ngaku Sesak Nafas, Dokter Sarankan Scan Paru, Aurel Panik
• BREAKING NEWS: Pejabat Pemkot Salatiga Positif Corona, Puluhan Orang Dilakukan Rapid Tes
• Ternyata Perekam Video Viral Perkelahian Anak di Tuntang Semarang Bukan Orangtuanya, Tapi . .
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Kecelakaan Tabrak Lari Truk Vs Motor, 3 Orang Satu Keluarga Tewas
"Kami kesini berenam, dari satu kampung yang sama menawarkan jasa penukaran uang," kata Agustian (27), pelaku jasa penukar uang, saat ditemui Tribunjateng, Rabu (13/5/2020).
Mereka membuka lapaknya sekitar pukul 10.00 hingga 17.00.
Setelah itu mereka tutup dan kembali lagi ke Semarang menempuh perjalanan 53 kilometer menggunakan sepeda motor.
Sudah tiga tahun, Agustian menawarkan jasa penukaran uang pada saat H-10 Lebaran.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai ojek online (Ojol) tersebut, memilih banting stir sementara.
Hasilnya, dia mengaku bisa memperoleh keuntungan hingga Rp 3,5 juta dalam waktu kurang dari sebulan.
"Setiap penukaran uang ini, saya bawa modal Rp 30 juta.
Saya dapat 10 persennya," ujar dia.
Namun, karena modal tersebut bukan dari kantongnya pribadi melainkan dari bosnya.
Dia harus menyetorkan tiga persen untuk pemberi modal.
Jadi keuntungannya hanya sekitar 7 persen dari setiap orang yang akan melakukan penukaran uang.
"Di sini bosnya satu, dari sini langsung setoran sama bos.
Karena sudah kenal, jadi kami dari satu kampung ke sini," ujar dia.
Pecahan uang yang paling laku adalah Rp 5.000 dan Rp 10 ribu.
Sehingga stoknya juga disiapkan lebih banyak.
Namun dia memperkirakan pada tahun ini jauh lebih sepi dibandingkan Ramadan tahun sebelumnya.
"Kemungkinannya lebih sepi, karena jarang ada yang keluar rumah," ujar dia.
Sementara itu, KCU Bank BCA Kudus akan melakukan pembatasan penukaran uang sebagai upaya untuk pencegahan covid-19.
Kepala KCU Bank BCA Kudus, Yonathan K menyampaikan, uang kertas bisa menjadi media untuk penyebaran virus covid-19.
"Makanya kami melakukan pembatasan, dan meminta nasabah untuk menggunakan transfer," ujar dia.
Sehingga, pihaknya tidak menyiapkan uang kertas baru seperti umumnya pada tahun-tahun sebelumnya.
Alokasi penukaran uang kertas itu, ditentukan dari pusat dan saat ini belum ada informasi ketersediaan uang kertas baru.
"Kami tetap support penukaran, tetapi jumlahnya ada pembatasan.
Alokasinya berapa belum sampai ke kami jumlahnya," jelas dia.
Menurutnya, transfer uang semakin mudah dengan menggunakan QR Code sehingga cukup scan saja maka nominal uang yang ingin diberikan dapat langsung diterima.
"Jadi tidak perlu masukkan nomor rekening, pakai QR code saja sudah bisa," jelas dia.
Menurutnya, langkah itu sebagai upaya untuk pencegahan covid-19.
Petugas teller-nya pun menerapkan protokol kesehatan dengan menyemprotkan cairan pembersih usai bertransaksi.
"Sehabis pegang uang protokolnya tangan harus langsung dibersihkan pakai cairan pembersih," ujarnya. (raf)
• Meski Rugi Ratusan Juta, Chandra Ikhlas Terima Musibah Rumahnya Hangus Terbakar
• Mau Masuk Kota Semarang? Hendi: Kalau Cuma Surat Kesehatan Tidak Boleh, Harus Bawa Dokumen Ini
• Tergiur Beli Mobil Innova di Facebook, Yamsari Tertipu Komplotan Penipu di Wonosobo, Begini Modusnya
• UPDATE Virus Corona Jateng Rabu 13 Mei 2020, Tembus 1.035 Kasus Positif