Berita Pati
Pemkab Pati Salurkan Bantuan Rp 12,4 Miliar Bagi Ribuan Tenaga Pengajar Keagamaan
Pemerintah Kabupaten Pati mencairkan dana bantuan kesejahteraan senilai Rp 12,433 miliar yang diperuntukkan bagi belasan ribu guru Taman Pendidikan Al
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PATI – Pemerintah Kabupaten Pati mencairkan dana bantuan kesejahteraan senilai Rp 12,433 miliar yang diperuntukkan bagi belasan ribu guru Taman Pendidikan Alquran (TPQ), guru Sekolah Minggu, guru Madrasah Diniyah (Madin), dan pengelola pondok pesantren.
Secara simbolis, Bupati Pati Haryanto menyerahkan dana bantuan rutin tahunan tersebut pada penerima di Ruang Pragolo Sekretariat Daerah Kabupaten Pati, Kamis (14/5/2020).
Dalam laporannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati Winarto menyampaikan, total penerima bantuan ini ialah 13.570 orang.
• 7 Anggota Keluarga di Solo Postif Corona, Berawal Sang Ayah Kena Covid-19 di Tarawih Masjid Kampung
• Warga Ramai Menendangi Kepala 2 ABG Pembawa Golok Hingga Kritis Masuk UGD RSUD Demak
• Wanita Ini Tiba-tiba Sadar Ada di Dalam Pesawat Tujuan Surabaya, Histeris Saat Bangun Tidur
• Asap Hitam Terus Mengepul dari Rumah Kremasi, Jumlah Mayat yang Dikremasi dalam Sehari Mengejutkan
Jumlah tersebut terdiri atas 9.196 guru TPQ, 2.899 guru Madin, 1.050 guru Sekolah Minggu Kristen, 107 guru Sekolah Minggu Katolik, 118 guru Sekolah Minggu Buddha, serta 200 pengelola pondok pesantren.
Penyaluran bantuan dilakukan secara simbolis dan bertahap dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan persebaran virus corona.
“Masing-masing guru menerima Rp 900 ribu dan masing-masing pengelola pondok mendapat Rp 2 juta,” ucap dia.
Sementara, Bupati Pati Haryanto mengatakan, nominal bantuan yang diberikan mengalami peningkatan dibanding tahun lalu.
“Bantuan untuk guru TPQ, Madin, dan Sekolah Minggu semula Rp 750 ribu, meningkat jadi Rp 900 ribu.
Adapun untuk pengelola pondok semula Rp 1 juta jadi Rp 2 juta,” papar dia.
Haryanto menjelaskan, bantuan semacam ini merupakan wujud perhatian dirinya sebagai kepala daerah pada para tenaga pendidik keagamaan yang telah membina umat.
Anggaran program ini sempat akan direfocusing untuk penanganan corona.
Namun, Haryanto mempertahankannya.
“Dulu program ini sempat dicemooh.
Dikira mengandung kepentingan politik.
Padahal tidak demikian.