Berita Viral
Misteri Kematian Kaisar Konstantin saat Konstantinopel Jatuh dan Masuknya Sultan Al Fatih
Penulis sejarah Roger Crowley merangkum versi-versi kematian Konstantin yang saling bertentangan
Menurut penulis sejarah Turki abad 17, Evliya Celebi, saat itu sang Sultan mengenakan sorban lancip di kepalanya dan sepatu berwarna biru langit, menunggang seekor kuda dan membawa pedang Muhammad di tangannya.
Ia memasuki gerbang Edirne langsung menuju Aya Sophia, gereja besar dan paling penting di Romawi Timur.
Ia turun dari kuda, berlutut lalu mengucurkan sejumput tanah di sorbannya.
Ia menatap Aya Sophia dan memerintahkan gereja itu dialihfungsikan menjadi masjid.
Ia memberi nama Aya Sophia Camii Kabir, atau Masjid Besar Aya Sophia.
Berbagai perubahan diperintahkannnya, termasuk pembangunan minaret (menara) untuk muadzin. Juga penambahan mihrab dan ceruk yang menghadap ke kiblat di Makkah.
Sultan Al Fatih mendirikan salat pada Jumat, 1 Juni 1453, tiga hari sesudah Konstantinopel jatuh.
Beberapa hari sebelumnya, Al Fatih menghentikan aksi penjarahan dan kekejaman di kota itu. Tepatnya 30 Mei 1453.
Al Fatih mengumumkan kota itu akan jadi ibukota kasultanannya, dan memanggil pulang semua penduduk berbagai etnis yang tadinya mengungsi keluar dari Konstantinopel.
Ia juga memanggil orang-orang Muslim, Kristen, Yahudi dari berbagai tempat untuk tinggal di Istanbul.
Sebagian di antara mereka sebenarnya telah ikut serta Al Fatih dalam penaklukan Konstantinopel.
Pasukan Ustmaniyah memang tidak sepenuhnya bertopang kekuatan prajurit Islam.
Banyak di antaranya kaum Frank dan kafir, termasuk ahli meriam asal Hongaria yang nonmuslim.
Al Fatih secara terbuka menerima kehadiran mereka. Kelompok-kelompok masyarakat itu dibagi berdasar asal usul millet (bangsa) dan dipimpin kepala agamanya. Millet Yunani dipimpin patriark Orotodoks.
Millet Armenia dipimpin patriark Gregorian dan Yahudi dipimpin kepala rabi.