Berita Kabupaten Semarang
Setelah Melahirkan, TM Sembunyi di Belakang Hotel 2 Hari hingga Ditemukan warga, Begini Kondisinya
Setelah melihat kondisi TM, Romlah mengatakan akhirnya MS pun mengaku menyesal telah memukuli kakaknya
Penulis: akbar hari mukti | Editor: muslimah
Setelah Melahirkan, TM Sembunyi di Belakang Hotel 2 Hari hingga Ditemukan warga
Begini Kondisinya
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Polsek Bandungan terus melakukan penyelidikan terkait kasus TM (16), remaja asal Dusun Tegalsari, Sidomukti, Bandungan, Kabupaten Semarang yang mengalami kekerasan oleh keluarganya
dan melahirkan di kebun belakang hotel Dua Putra, Ngaglik, Pakopen, Bandungan, Jumat (22/5/2020) lalu.
Dari keterangan saksi, diketahui TM sempat menginap di hotel Dua Putra sebelum melahirkan bayinya di kebun belakang hotel.
• Tak Tega Lihat Struk dan Wajah Driver Ojol yang Pucat, Polisi Patungan Bayar Orderan Fiktif
• Zaskia Sungkar Beberkan Fakta Kehamilannya, Istri Irwansyah Bantah Rumor yang Beredar
• Tiap Jumat Rutin Baca Surat Al Kahfi dan Surat Yasin, Simak Keutamaannya
• Pernah Dipenjara, Ini Profil & Biodata Ruslan Buton Eks Kapten TNI AD yang Viral Minta Jokowi Mundur
"Ada lima saksi sejauh ini yang kami mintai keterangan. Yang bersangkutan sehari sebelum melahirkan, menginap di hotel Dua Putra bersama laki-laki, namun yang bersangkutan kemudian ditinggal sendiri."
"Sprei kamar hotel pun digunakan untuk melahirkan bayi di kebun belakang hotel," jelas Kapolsek Bandungan Iptu Sugiyarta, Jumat (29/5/2020).
Polsek Bandungan, jelasnya, juga saat ini masih berusaha mencari identitas laki-laki yang menghamili TM.
Menurut Kapolsek, TM sebelum diketahui hamil, sempat kabur dari rumah dua tahun lalu dan tinggal di kawasan Tegal Panas, Bergas, Kabupaten Semarang.
"Kami masih berusaha mengorek informasi dari TM, karena yang bersangkutan masih drop dan dirawat di RSUD Ambarawa," jelasnya.
Terkait ibu dan adik TM yang memarahi dan memukuli TM, Iptu Sugiyarta menjelaskan hal itu didasari spontanitas,
karena TM hamil setelah sebelumnya kabur dari rumah selama dua tahun.
"Mereka menyesali perbuatannya kepada TM," papar dia.
Sebelumnya diberitakan perlakuan kekerasan diterima TM (16), remaja asal Dusun Tegalsari, Sidomukti, Bandungan, Kabupaten Semarang.
Kekerasan itu diterima TM oleh keluarganya sendiri, hingga TM harus melahirkan anaknya di kebun belakang Hotel Dua Putra, Ngaglik, Pakopen, Bandungan, Jumat (22/5/2020).
"Dia setelah melahirkan tetap berada di kebun itu,
bersembunyi sampai ditemukan warga dua hari setelahnya dan dibawa ke bidan," jelas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Kabupaten Semarang, Romlah, Kamis (28/5/2020) kemarin.
Romlah menjelaskan, keluarga TM merupakan keluarga yang taat beragama namun berpendidikan rendah.
Namun TM sering dimarah-marahi oleh ibunya, dan dipukuli adiknya, MS (13).
TM pun sempat melarikan diri dari rumah dua tahun lalu untuk bekerja di salah satu rumah makan di Kabupaten Semarang.
"Setelah kabur selama dua tahun, yang bersangkutan hamil dan pulang ke rumah.
Namun adiknya mungkin malu karena pulang-pulang kok hamil."
"Maka dipukuli oleh adiknya dan dimarahi ibunya," katanya.
Setelah melihat kondisi TM, Romlah mengatakan akhirnya MS pun mengaku menyesal telah memukuli kakaknya.
Saat ini kondisi TM lemah dan menurut Romlah, yang bersangkutan dirujuk ke RSUD Ambarawa untuk perawatan lebih lanjut.
"Bayi TM kondisinya baik, beratnya normal 2,4 kilogram," jelasnya. (Ahm)
Diberitakan sebelumnya, Perlakuan kekerasan diterima TM (16), perempuan muda asal Dusun Tegalsari, Sidomukti, Bandungan, Kabupaten Semarang.
Kekerasan itu diterima TM oleh keluarganya sendiri, hingga TM harus melahirkan anaknya di kebun belakang Hotel Dua Putra, Ngaglik, Pakopen, Bandungan, Jumat (22/5/2020) lalu.
"Dia setelah melahirkan tetap berada di kebun itu, bersembunyi sampai ditemukan warga dua hari setelahnya dan dibawa ke bidan," jelas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Kabupaten Semarang, Romlah, Kamis (28/5/2020).
Romlah menjelaskan, keluarga TM merupakan keluarga yang taat beragama namun berpendidikan rendah. Namun menurut Romlah TM sering dimarah-marahi oleh ibunya, dan dipukuli adiknya, MS (13).
TM pun sempat melarikan diri dari rumah dua tahun lalu untuk bekerja di salah satu rumah makan di Kabupaten Semarang.
"Setelah kabur selama dua tahun, yang bersangkutan hamil dan pulang ke rumah. Namun adiknya mungkin malu karena pulang-pulang kok hamil."
"Maka dipukuli oleh adiknya dan dimarahi ibunya," katanya.
Setelah melihat kondisi TM, Romlah mengatakan akhirnya MS pun mengaku menyesal telah memukuli kakaknya.
Saat ini kondisi TM lemah dan menurut Romlah, yang bersangkutan dirujuk ke RSUD Ambarawa untuk perawatan lebih lanjut.
"Bayi TM kondisinya baik, beratnya normal 2,4 kilogram," jelasnya.
Romlah juga menjelaskan keluarga TM saat ini belum dapat menerima keadaan TM yang hamil dan melahirkan tanpa seorang suami.
Sedangkan keadaan TM saat ini masih belum dapat ditanyai sebab kondisinya yang lemah.
"Keluarga yang bersangkutan tak bisa mengasuh anak TM, sementara dirawat di bidan."
"Kami segera komunikasi dengan perawat desa terkait bayi itu ke depannya seperti apa. Apakah diasuh negara atau seperti apa," lanjut dia.
Lebih jauh Romlah mengatakan pihaknya juga telah mengkoordinasikan hal ini ke kepolisian, terkait pria yang bertanggungjawab atas kehamilan TM.
Sebab menurutnya ada dugaan pelecehan seksual yang bisa terjadi.
"Untuk TM selanjutnya kami dampingi ke psikiater," jelas dia. (Ahm)