Virus Corona Jateng
Ganjar Minta Polisi Tindak Keluarga Pasien Corona yang Ancam Tenaga Medis di Sragen
Seorang tenaga medis UPTD Puskesmas Kedawung, Kabupaten Sragen mendapatkan perlakuan tidak enak.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seorang tenaga medis UPTD Puskesmas Kedawung, Kabupaten Sragen mendapatkan perlakuan tidak enak.
Usai memeriksa keluarga pasien positif corona Covid-19, tenaga medis itu mendapat ancaman serta intimidasi yang disampaikan melalui aplikasi pesan WhatsApp.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melalui keterangan tertulis mengatakan sudah mendapat laporan ihwal ancaman itu.
• BREAKING NEWS: Tanah Longsor Tutup Tol Ungaran Arah Semarang, Kendaraan Keluar di Exit Toll Ungaran
• Viral Warung Makan Jual Ikan Gurame 3 Porsi Rp 1,3 Juta
• BREAKING NEWS: Mati Lampu Terjadi di Sebagian Wilayah Jawa Tengah
• Arus Balik di Pantura Pekalongan, Polisi Tak Paksa Putar Balik Kendaraan yang Menuju Jabodetabek
Dirinya meminta aparat kepolisian untuk tidak ragu menyelesaikan persoalan tersebut.
"Saya harap polisi tidak usah ragu.
Kami mendukung siapapun yang mengancam untuk ditindak, apalagi kepada tenaga medis," kata Ganjar, Minggu (31/5/2020).
Lanjutnya, masyarakat tidak memberikan stigma terhadap para petugas kesehatan dalam melaksanakan tugasnya melawan pandemi.
Sebab, semuanya sudah dilakukan sesuai standar dan prosedur yang ada.
"Jangan lagi pernah ada model-model seperti ini.
Tolong jangan ada yang aneh-aneh, kita lagi dalam kondisi sulit.
Maka saya dukung petugas keamanan untuk bisa menyelesaikan ini. Diperiksa saja," tandasnya.
Gubernur juga mendapatkan informasi bahwa korban mengalami trauma.
Ia meminta agar korban melaporkan kepada petugas secara gamblang tentang apa yang terjadi, sehingga cepat bisa diselesaikan.
"Saya minta korban melaporkan secara gamblang.
Tidak boleh ada stigma negatif yang nanti membuat hati orang terluka," terangnya.
Ganjar juga mengatakan masih mendalami persoalan itu.
Sebab dari laporan yang masuk, belum jelas kronologi pengancaman, penyebab dan faktor lainnya.
"Sebenarnya kalau saya bisa tahu orangnya (korban), saya ingin telpon untuk dengar sendiri.
Saya ingin dengar siapa yang mengancam, apa persoalannya sehingga jelas apa yang terjadi.
Kalau memang korban ketakutan atau trauma, akan kami bawa ke selter agar aman," imbuhnya.
Seperti diberitakan, ancaman via WhatsApp terjadi pada Jumat (29/5/2020) pagi.
Sebelumnya, korban bersama tim memeriksa satu keluarga dimana ada anggota keluarga tersebut terkonfirmasi positif corona.
Petugas pun mendatangi keluarga dan melakukan rapid tes.
Karena adanya pemeriksaan tersebut, keluarga tersebut merasa dikucilkan di lingkungan rumahnya.
Warga sekitar menjadi tidak berani mendekat dan sebagainya.
Oleh sebab itu, pelaku diduga mengancam seorang petugas dari Puskesmas tersebut.(mam)
• 23 Warga Binaan Rutan Salatiga Dapat Remisi Lebaran
• KAI Perpanjang Pengoperasian Kereta Api Luar Biasa hingga 7 Juni 2020
• 7 Hari Pasca Lebaran, Harga Ayam & Bumbu Dapur di Pasar Suradadi Kabupaten Tegal Turun