Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

BERITA LENGKAP: Petugas Puskesmas Terima Ancaman terkait Rapid Test Corona, Ini Kata Ganjar Pranowo

Seorang tenaga medis perempuan penanganan dan pencegahan Covid-19 di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, mendapatkan ancaman via Whatsapp (WA).

TRIBUN JATENG/MAHFIRA PUTRI
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati 

"Kami sebenarnya kesulitan seperti ketika ada kasus PDP yang meninggal, tengah malam saya dan petugas juga harus turun untuk mendampingi pemakaman, api kok malah dapat ancaman seperti ini kan mempersulit lagi. Tidak ada ancaman saja mereka sudah takut dengan risiko tertular.," katanya.

Setelah kasus tersebut dilaporkan ke Polsek Kedawung, dia berharap, polisi segera menemukan pelakunya. Pihaknya tidak menginginkan apa-apa hanya perlu dijelaskan, shock terapi, meminta maaf dan tidak melakukan hal yang sama. "Karena (ancaman) seperti itu melemahkan imun tenaga kesehatan," tandasnya.

Sementara itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyatakan, telah memberikan perlindungan terhadap tenaga kesehatan yang mendapatkan teror.

Yuni menyampaikan, pihaknya telah memberi pengertian agar nakes tersebut tetap tenang dan tidak perlu takut karena pihaknya telah membackup masalah tersebut.

"Kami sudah dampingi kemarin untuk lapor ke kepolisian agar ditidaklanjuti dan untuk warga masyarakat saya sampaikan bahwa semua yang petugas nakes dan pemerintah lakukan itu adalah bagian dari upaya pencegahan penyebaran virus corona," ujar Yuni, Senin (1/6).

Yuni menegaskan, agar masyarakat tidak ada yang merasa terintimidasi dan merasa terpojokkan. "Kami tidak ada niat memojokkan atau mendiskriminasi. Kita semua warga Sragen, kita semua ini ingin berbuat yang terbaik untuk Sragen sudahlah enggak usah seperti itu," lanjut Yuni. (uti)

Ganjar Minta Polisi Tak Ragu Tangani Ancaman di Sragen

GUBERNUR Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melalui keterangan tertulis mengatakan, sudah mendapat laporan ihwal ancaman itu. Dia meminta, polisi tidak ragu menyelesaikan persoalan tersebut.

"Kami mendukung siapa pun yang mengancam untuk ditindak, apalagi kepada tenaga medis," kata Ganjar, Minggu (31/5).

Dia meminta, masyarakat tidak memberikan stigma terhadap para petugas kesehatan dalam melaksanakan tugasnya melawan pandemi. Sebab, semuanya sudah dilakukan sesuai standar dan prosedur yang ada.

"Jangan lagi pernah ada model-model seperti ini. Tolong jangan ada yang aneh-aneh, kita lagi dalam kondisi sulit. Maka, saya dukung petugas keamanan untuk bisa menyelesaikan ini. (Oknum pengancam) Diperiksa saja," tandasnya.

Ganjar juga mendapatkan informasi bahwa korban mengalami trauma. Ia meminta agar korban melaporkan kepada petugas secara gamblang tentang apa yang terjadi, sehingga cepat bisa diselesaikan.

"Saya minta korban melaporkan secara gamblang. Tidak boleh ada stigma negatif yang nanti membuat hati orang terluka," terangnya.

Ganjar juga mengatakan masih mendalami persoalan itu. Sebab dari laporan yang masuk, belum jelas kronologi pengancaman, penyebab dan faktor lainnya.

"Sebenarnya kalau saya bisa tahu orangnya (korban), saya ingin telepon untuk dengar sendiri. Saya ingin dengar siapa yang mengancam, apa persoalannya sehingga jelas apa yang terjadi. Kalau memang korban ketakutan atau trauma, akan kami bawa ke selter agar aman," imbuhnya. (uti/mam)

Pekalongan Banjir Rob Lagi, Ratusan Orang Terpaksa Dievakuasi

Ashanty Bongkar Syarat Jadi Calon Suami Aurel, Atta Halilintar Syok, Ini Tanggapan Poppy Amalia

Istri Kompol Ponco Baru Pulang dari Purbalingga ke Semarang Sebelum Dapat Kabar Duka

KABAR DUKA: Satu Polisi Gugur dalam Penyerangan Pria Bersamurai di Polsek Daha Selatan

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved