Berita Yogyakarta
Pak RT dan Tani Bikin Hoaks Tetangga Kena Corona, Sanksinya Tempel Surat Minta Maaf di 3 Kecamatan
Dua penyebar hoaks tetangga kena corona disanksi menempeli surat permintaan maaf di pasar.
TRIBUNJATENG.COM, KULONPROGO - Dua penyebar hoaks tetangga kena corona disanksi menempeli surat permintaan maaf di pasar.
Kejadian itu di Pasar Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Selasa (2/6/2020).
Dilansir kompas.com, tampak dua pria setengah baya menempel beberapa lembar kertas di beberapa sisi bagian pasar.
• Warga Boyolali yang Dulu Buka Kafan & Mandikan Jenazah Covid-19 Terima Kenyataan Pahit, Ini Kabarnya
• Penampakan Pocong Gegerkan Warga Purbalingga, Polisi hingga Ahli Spiritual Ikut Memburu
• Jadi Pembicara Diskusi CLS UGM, Guru Besar UII Yogya Lapor Polisi, Dapat Whatsapp WA Bakal Dibunuh
• Wakil Bupati Pati Saiful Arifin Alihkan 23 Ribu Pengangguran Terdampak Corona ke Sektor Pertanian
Kedua warga itu, Tukijo, seorang petani usia 58 tahun asal Pedukuhan Gunungrego.
Ia hari-hari memelihara kambing dan mencari pakan untuk ternaknya.
Satu lagi Suwarjiyo (43), seorang Ketua RT 89 di Pedukuhan Anjir.
Mereka berasal dari kalurahan (desa) yang sama, Hargorejo, di Kokap.
Ada saja pedagang di pasar yang mengenal mereka sempat bertanya aksi menempel itu.
Keduanya pun menjelaskan maksud dan tujuannya.
“Intinya meminta maaf dari Pak Tukijo dan Warjiyo bahwa berita yang disampaikannya itu tidak benar,” kata Lurah Hargorejo, Adi Purnomo pada kesempatan berbeda, Selasa (2/6/2020).
Dua warga Hargorejo menjalani sanksi sosial akibat dinilai telah menyebar kabar bohong terkait tetangganya yang menunjukkan indikasi tertular Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19).
Kedua orang ini dianggap sudah mencemarkan nama tetangga yang kebetulan berbeda pedukuhan.
Suwarjiyo dan Tukijo pun lantas mesti menempel permohonan maaf pada pihak yang merasa dicemarkan itu.
Permintaan maaf itu diketik rapi, ditandatangani berdua, diperbanyak, dibikin seperti poster dan ditempel pada berbagai titik di tiga kapanewon, yakni Wates, Kokap dan Pengasih.
Mereka memilih lokasi-lokasi ramai, seperti pasar.