Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Di Tengah Pandemi Virus Corona, Petani Bawang Merah di Kendal Raup Untung 2 Kali Lipat

Dampak lonjakan harga bawang merah mencapai Rp 50-60 ribu perkilogram sejak beberapa bulan terakhir menjadi keuntungan mendadak bagi para petani bawan

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
PANEN BAWANG MERAH: Sejumlah petani di Kendal memanen hasil tanam bawang merah, Rabu (3/6/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Dampak lonjakan harga bawang merah mencapai Rp 50-60 ribu perkilogram sejak beberapa bulan terakhir menjadi keuntungan mendadak bagi para petani bawang di Kabupaten Kendal.

Rata-rata petani yang berhasil panen bawang merah waktu sekarang dapat meraup untung hingga Rp 25 juta per iringnya.

Jambari seorang petani bawang merah asal Desa Kedunggading Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal, mengatakan pada prinsipnya budaya menanam tanaman bawang merah di Kendal tidak terpengaruh adanya pandemi covid-19.

UPDATE: Pemakaman Kompol Widodo Ponco Susanto Dipimpin Kapolres Purbalingga AKBP Muchammad Syafii

Daniel Mananta Akui Kebodohannya saat Berpacaran dengan Marissa Nasution: Dia Adalah Trofi Gue

2 Gadis Remaja Kakak Beradik Dihamili Ayah Tiri, Terbongkar saat Kumpul Keluarga, Ini Pengakuannya

Api Muncul dari Dalam Pos Polisi di Jalan Jenderal Sudirman Semarang

Bahkan adanya lonjakan harga akibat hasil panen yang menurun dari daerah lain membuat berkah tersendiri baginya juga para petani lainnya.

Katanya, pada musim panen saat ini tengkulak bawang merah membeli hasil panen bawang merah dengan harga cukup tinggi.

Selain faktor stok yang menipis dari daerah lain, kualitas hasil panen yang dinilai cukup bagus.

"Saat ini petani di Desa Kedunggading hampir 90 persen menanam bawang merah.

Rata-rata sudah panen dan akan panen dalam waktu dekat.

Alhamdulillah dapat untung lumayan daripada biasanya," terangnya di Kendal, Rabu (3/6/2020).

Kata Jambari, dirinya mempunyai beberapa iring ladang tanaman bawang merah yang sedang panen.

Katanya, hasil panen setiap iringnya (1/6 hektare) dapat mengasilkan uang sejumlah hingga Rp 45 juta.

Jumlah tersebut dipotong biaya modal bibit serta perawatan sekitar Rp 20 juta.

Sisanya menjadi keuntungan keperluan meningkatkan modal tanaman serta biaya keperluan pribadi.

"Ya panen kali ini untuk per iringnya bisa untung sekitar Rp 20 sampai Rp 25 juta.

Ya lumayan, harga bawang merah saat ini cukup tinggi para petani juga diuntungkan," katanya.

Petani lain, Jumali mendapatkan keuntungan yang tak jauh berbeda.

Mempunyai lahan setengah hektare atau setara dengan 3 iring, ia mampu mendapatkan keuntungan hingga Rp 60 juta.

Kata Jumali, rata-rata hasil panen bawang merah di Kendal berkualitas bagus, terlebih saat nilai jual produk tinggi.

Menurutnya, harga bawang merah yang melambung tinggi dikarenakan pada saat ini daerah lain jarang yang berhasil memanen bawang merah dengan bagus.

Pihak petani pun diuntungkan karena para tengkulak dari berbagai daerah seperti Brebes datang langsung kepada petani untuk membelinya.

Hasil panen yang sudah terkumpul dibayar di tempat lunas untuk diangkut ke tempat tujuan.

Hal tersebut memudahkan para petani tidak perlu repot-repot menjualnya dan segera kembali mengolah lahan pertaniannya.

"Pada kondisi pandemi covid-19 sekarang ini, petani bawang merah tidak terpengaruh, karena harga bawang merah sangat bagus.

Bahkan termasuk paling tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Alhamdulillah rasanya senang meski lelah terbayar tuntas," ujarnya.

Sementara itu, harga bawang merah di pasaran Kabupaten Kendal, Rabu (3/6/2020) mencapai Rp 60 ribu perkilogramnya.

Harga tersebut naik Rp 10-15 ribu perkilogramnya dalam beberapa hari terakhir.

Kepala Dinas Perdagangan Kendal, Subaedi, mengatakan pasca ramadan harga bawang merah lah yang tak kunjung turun.

Sementara harga bahan pokok lain cenderung stagnan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.

Katanya, tingginya harga bawang merah diperkirakan lantaran stok barang yang sedikit.

Harga pun kata Subaedi bersifat fluktuatif dan bisa saja naik turun setiap harinya.

Hal tersebut lantaran hasil panen bawang merah di centra tanaman pada beberapa daerah mengalami penurunan jumlah panen.

Ia berharap dengan adanya panen massal di Kendal dan beberapa daerah lain bisa membantu untuk menumbuhkan stok barang sehingga harga bisa ditekan hingga harga normal.

"(Harga bawang merah) masih cukup tinggi.

Hasil panen yang ada saat ini semoga bisa menambah jumlah stok produk dan harga bisa ditekan.

Untuk wilayah Kendal termasuk panen awal, daerah lain ada yabg sudah dan ada yang belum.

Nanti setelah serentak bisa ditekan bersama-sama," ujarnya. (Sam)

Pemkab Semarang Tak Dapat Paket Bansos dari Pemprov Jateng, Sekda: Sudah Dilaporkan Sejak April

Pastikan Proses Ujian PAT Online Lancar, SMP Islam PAPB Semarang Lakukan Pandataan Perangkat

Irjen Pol Ahmad Luthfi Targetkan 870 Kampung Siaga Covid-19 di Jawa Tengah

Jawa Tengah Alami Inflasi 0,07 % di Bulan Mei 2020, Ini Penyebabnya

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved