Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Dinkes Jateng Pastikan Tidak Ada Layanan Gratis untuk Rapid Test Mandiri

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memastikan tak ada layanan gratis bagi masyarakat yang ingin melakukan rapid test secara mandiri.

Tribun Jateng/ Mahfira PM
Ilustrasi tenaga medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen ketika melakukan pemeriksaan rapid test di Toserba Matahari 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Pemilik akun instagram @satriyo23x, menanyakan mengapa jika test mandiri harus berbayar?

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memastikan tak ada layanan gratis bagi masyarakat yang ingin melakukan rapid test secara mandiri.

Hal ini dipertegas pihak Dinkesprov melalui akun media sosial instagramnya.

Kisah Perjuangan Kapten Fredy Jadi Anggota TNI AD Hingga Gugur dalam Kecelakaan Helikopter di Kendal

Geng Kriminal Ini Menyamar jadi Dokter dan Kenakan APD, Tak Disangka Inilah yang Mereka Lakukan

Ikatan Dokter Indonesia Marah dan Tak Terima Netizen Memaki Dokter Pakai Kata Binatang di Facebook

Penampakan Rumah Tukul Arwana Rp 80 Miliar, Luas 1.000 Meter Super Mewah

Pihak Dinkes menyebut rapid test bisa dilakukan secara gratis bila masyarakat yang bersangkutan terindikasi Covid-19 dan sedang dalam penanganan.

"Untuk rapid test mandiri berbayar.

Adapun setiap faskes memiliki kebijakan masing-masing terkait biaya, dikarenakan belum ada standar.

Maka antar faskes bisa berbeda dengan faskes lainnya.

Alasan rapid test mandiri berbayar karena pihak faskes yang melayani rapid test mandiri membeli alat test mandiri.

Faskes yang melayani test mandiri membeli alat test secara mandiri yang otomatis akan dibebankan biaya tindakan, sedangkan orang yang telah terindikasi Covid-19 mendapatkan alat test dari pemerintah (gratis)," demikian respon pihak Dinkes.

Warganet lain juga turut menanyakan terkait rapid test mandiri, yakni pemilik akun @nyanyem.1230, terlait apakah rapid test mandiri bisa menggunakan layanan BPJS.

Dengan tegas, pihak Dinkesprov menjawab, tidak bisa.

"Jika seseorang sudah terindikasi Covid-19 dan sedang dalam penanganan, rapid test tidak berbayar atau gratis," demikian kutipan teks yang diunggah pihak Dinkesprov di instagram.

Adapun dalam unggahan tersebut, mendapat reaksi sejumlah warganet.

Sementara itu, salah satu rumah sakit yang menyediakan layanan rapid test mandiri, yakni RSUD Dr. Moewardi Surakarta, mewajibkan masyarakat yang ingin melakukan rapid test harus mengeluarkan kocek minimum Rp 275 ribu dan Rp 10 ribu untuk biaya administrasi.

Hal tersebut swsuai dnegan penjelasan pihak rumah sakit dalam program live streaming bertajuk "Amankah berobat ke RSUD Dr. Moewardi Selama Pandemi Covid-19", Selasa (2/6) lalu.

Salatiga Zona Merah

 Jumlah kasus warga terinfeksi virus Corona (Covid-19) di Kota Salatiga belum juga menurun.

Dampaknya, pemerintah pusat menetapkan Salatiga sebagai zona merah Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga Siti Zuraidah mengatakan penetapan Salatiga zona merah karena penularan virus Corona dinilai terjadi antar masyarakat lokal.

"Adanya kasus infeksi terjadi antar masyarakat lokal Kota Salatiga kini berstatus zona merah Covid-19.

Itu sesuai ketetapan pemerintah pusat melihat tren kasus Corona yang ada," terangnya dalam keterangan resmi, Minggu (7/6/2020)

Menurut Zuraidah, sampai hari ini temuan kasus warga positif virus Corona di Salatiga akumulatif berjumlah 49 orang, 29 diantaranya sedang dalam perawatan secara intensif.

Ia menambahkan, kasus terakhir pasien positif merupakan warga negara asing (WNA) asal Italia berjenis kelamin laki-laki berusia 70 tahun.

“WNA ini, sebelumnya berniat pulang ke Italia.

Namun tidak bisa pulang karena lockdown.

Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan swab hasilnya positif virus Corona,” katanya

Dikatakannya, untuk sementara waktu, WNA Italia tersebut diminta menjalani isolasi mandiri di rumah.

DKK lanjutnya, sudah melakukan tracking perjalanan pasien baru tersebut dan orang yang pernah kontak langsung.

“Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) kumulatif berjumlah 49 orang 8 diantaranya positif dan 1 orang dalam pengawasan," ujarnya

Pihaknya menyatakan, guna menekan penyebaran virus Corona DKK Salatiga akan rutin melakukan rapid tes secara massif baik di lokasi perbelanjaan seperti pasar.

Kemudian, pabrik dan tempat umum lainnya.

Sementara hingga hari ini jumlah orang dalam pemantauan (ODP) bertambah 11 orang dan orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 3 orang.

"Maka saya mengajak warga Salatiga lebih meningkatkan diri dalam mematuhi protokol kesehatan.

Lindungi orang rentan seperti bayi, balita, dan lansia.

Lalu orang dengan penyakit kronis seperti gula, TBC, paru-paru, dan jantung," jelasnya (ris)

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Penemuan Mayat Pria di Bekas Galian Sumur Banyumanik Semarang

Kotak Hitam VCR Helikopter Jatuh di Kendal Ditemukan, TNI AD Minta Bantuan Rusia Ungkap Penyebabnya

Rohmad Murka Anaknya Usia 6 Tahun Sembuh Corona Dipulangkan RS Pakai Ojek Online, Ongkos Sendiri

Tiba-tiba UA Siram Bensin dan Bakar Kakak Kandungnya yang Sedang Rebahan Bareng Suami

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved