Berita Viral
Inilah Sosok Ali Akbar Pak Ogah Bermasker Galon yang Viral, Ingin Bertemu Gubernur
Mulai dari topeng barong, topeng suku Indian, bendera merah putih, klakson, hingga saringan penggorengan yang biasa digunakan saat memasak.
TRIBUNJATENG.COM, YOGYA – Siang itu matahari sedang terik. Seorang pria berompi oranye tampak mengatur lalu lintas tanpa alas kaki.
Namun, bukan itu titik paling menonjol dari dirinya.
Melainkan kepalanya yang ditutupi galon sebagai pengganti masker di masa pandemi ini.
• Viral Yossy Gadis Penjual Gorengan Cah Ayu di Yogyakarta, Ini Sosoknya yang Sudah Berjualan Sejak SD
• Viral Saat Polisi Evakuasi Ayla Kecelakaan di Jurang, Ditemukan Mayat Wanita di Dalam Datsun Silver
• Tahu Nama Asli Deddy Corbuzier, Ari Lasso Tertawa: Namanya Culun, Imut Gak Kayak Orangnya
• Heboh Akbar Bacok Pemotor Tanpa Alasan Pakai Parang, Setelah Diperiksa Psikiater Ini Hasilnya
Pria berusia 52 tahun itu memiliki nama asli Ali Akbar.
Namun, ia lebih dikenal sebagai Ali Topan karena sebagian besar hidupnya dihabiskan di jalan.
Mirip seperti tokoh novel karangan Teguh Esha yang sempat heboh di tahun 70-an itu.
“Tapi belakangan ini orang memanggil ‘Ali Galon’,” seloroh Ali saat ditemui Tribunjogja.com, Jumat (12/6/2020) sekira pukul 13.40 WIB.
Tak hanya dirinya yang nyentrik, sepeda yang menjadi kendaraan Ali kemana pun ia pergi juga didandani beragam benda antik.
Mulai dari topeng barong, topeng suku Indian, bendera merah putih, klakson, hingga saringan penggorengan yang biasa digunakan saat memasak.
Tidak lupa, ia menempelkan stiker bertuliskan ‘Ayo Pakai Masker’ di bagian buntut sepeda.
“Sudah hampir 3 bulan pakai ini, sekitar 2,5 bulan,” ungkap Ali sembari menunjuk galon yang ia pegang.
Sosok Ali memang sempat viral pada April setelah dirinya diliput beberapa media karena menggunakan ‘masker’ galon.
“Tapi ganti tulisan (di galon). Kalau kemarin kan ‘Bersama Lawan Corona’. Ini saya ganti ‘Sambut New Normal, Dengan Tetap Menjalankan Protokol Pemerintah’,” ujarnya.
Ali menuturkan, ide mengenakan galon ia dapat karena sulit mendapatkan masker saat masa awal pandemi Covid-19.
“Saya pertama nggak punya masker. Masker mahal-mahal, satunya Rp15 ribu. Terus dulu pertama heboh virus, di apotek kalau beli masker ada yang harus pakai KTP. Lah, saya gimana ya caranya?” tuturnya.
“Lalu saya minta teman, ada galon yang nggak terpakai nggak? Kata dia ada, ditanya ‘untuk apa?’. Ya ide saya untuk masker,” sambung pria yang mengaku selalu bekerja di pertigaan Jalan Taman Siswa ini.
Dikarenakan ulah uniknya itu, Ali mengaku ia kini semakin dikenali orang. “Sampai keliling-keliling Jogja sudah tahu semua. Keliling Malioboro, sampai Ringroad, sampai Prambanan,” imbuhnya.
Ingin Bertemu Gubernur
Di suatu Minggu sore, saat Ali sedang bersepeda di kawasan Malioboro, ia dipanggil oleh polisi, Satpol PP, dan beberapa pejabat.
Bukan untuk ditegur, melainkan ia diajak berfoto bersama di depan kompleks Kantor Gubernur.
“Pada foto sama saya. Pas saya lewat, saya dipanggil,” tandas Ali.
Di dalam hati, ia mengaku ingin juga bertemu dengan Gubernur DIY, namun belum ada kesempatan.
“Penginnya sih ketemu Pak Gubernur, pengin sekali. Ingin tahu gimana komentarnya. Maksudnya saya diizinkan atau tidak di sini. Saya hanya sekadar mencari uang, membantu lalu lintas saja, bukan untuk ketenaran,” urainya.
Respons masyarakat yang bertemu dengannya di jalan juga beragam. Banyak yang meminta foto bersama hingga memberi sejumlah uang.
Hingga ada orang dari Jakarta yang datang dengan dua mobil sempat keliling Yogyakarta untuk mencari Ali.
“Respon orang yang minta foto-foto banyak. Sampai orang Jakarta ada yang nyariin sampai keliling-keliling Jogja, nyariin saya. Jakarta apa bandung ya, ada dua mobil. Pas ketemu minta foto dan ada sekadarnya memberi uang,” beber Ali.
Ali mengatakan, dirinya berterima kasih kepada pemerintah dan masyarakat sebab telah diizinkan menjadi pengatur lalu lintas dan menjadi usaha untuk penghidupannya.
Ia mengaku menikmati mengenakan ‘masker’ galon selama hampir tiga bulan belakangan.
“Sambil menghibur orang-orang. Yang awalnya stres karena virus, ada galon ini bisa menghibur. Ada yang ketawa, ada yang minta selfie,” ujarnya.
Menurutnya, menggunakan galon sebagai pelindung wajah lebih nyaman ketimbang masker.
“Lebih enak ini. Kalau kain kan kotor, kalau basah-basah langsung kotor. Harus dicuci, menunggu kering dijemur. Kalau ini kan terkena ludah bisa dilap,” tuturnya.
Sementara, ia mengatakan rutin membersihkan galonnya dengan lap, atau terkadang dengan sabun dan tisu basah.
Ali pun menunjukkan ada beberapa lubang di galonnya sebagai sirkulasi udara.
“Nggak sumpek, malah ada hawanya,” kata dia.
Ajak Masyarakat Bermasker dan Patuhi Protokol Kesehatan
Meskipun demikian, Ali berharap masyarakat untuk memakai masker dan selalu tertib menerapkan protokol kesehatan.
“Masyarakat saya mohon, bolehlah sambut kedatangan new normal, tapi harus berjarak 1-2 meter, harus pakai masker, cuci tangan, minum air putih, dan olahraga sekitar 15 menit,” ungkap pria yang mengaku biasa mengatur lalu lintas sejak pukul 06.00 hingga 17.00 WIB ini.
Selain itu, ia juga memiliki pesan bagi anak-anak muda yang mencari penghidupan di jalanan Kota Yogyakarta.
“Pesan untuk anak-anak muda semua yang di jalan, yang penting jaga keamanan, jangan merusak mobil orang. Bolehlah kerja, tapi yang sopan sama pemakai jalan. Soalnya saya melihat anak-anak itu ada yang kasar, ada yang nggak. Kalau nggak dikasih uang jangan marah, nanti rezeki ada datang sendiri lah. Itu saja,” pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Sosok Ali Akbar, Pengatur Lalu Lintas yang Hampir Tiga Bulan ‘Bermasker’ Galon
• Siulan Tono Panggil Ratusan Kucing Jalanan di Semarang, Tiap Malam Datangi Pasar Beri Makan dan Obat
• Mutasi ke Kalimantan, Yosef Putra Papua Eks Kalapas Sragen Berkesan : Nasi Hik Cuma Rp 2 Ribu
• Owner Kafe Bellywise Semarang Beberkan Kronologi Rombongan Gowes Bawa Masuk Sepeda
• Heboh Penemuan Ular Piton Sepanjang 4 Meter Berat 30 Kg, Petugas Sempat Kewalahan Menangkap