Wabah Virus Corona
Petaka Pesta Pernikahan, Pengantin Pria Meninggal Keesokan Hari, 30 Tamu Dinyatakan Positif Corona
Seorang pengantin pria di India meninggal satu hari setelah pernikahannya pada 17 Juni lalu
TRIBUNJATENG.COM, KOMPAS.com - Pesta pernikahan berujung 30 tamu dinyatakan positif corona.
Seorang pengantin pria di India meninggal satu hari setelah pernikahannya pada 17 Juni lalu, sementara 30 orang tamu yang menghadiri pernikahan positif terinfeksi virus corona.
Kabar itu membuat satu desa panik, pasalnya seluruh penduduk di desa itu menghadiri pesta pernikahan tersebut.
• Pesan Ganjar Pranowo ke Pembakar Bendera PDI Perjuangan: Maaf ya, Kami Orang Beragama juga Anti PKI!
• Ancaman Ganjar Berhasil Bikin Ribuan Orangtua Siswa Pakai SKD Palsu Cabut Berkas PPDB Jateng 2020
• 7 Pemilik Akun Twitter Pengunggah Tagar #TangkapMegabubarkanPDIP Dilaporkan ke Polisi
• Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah Hari Ini, Berikut Pergerakannya per Dollar AS
Pengantin pria yang menyelenggarakan acara pernikahan di wilayah Patna, bekerja di Gurgaon.
Pada 15 Juni, dia datang dari Gurgaon menggunakan kendaraan pribadi dan langsung menuju ke tempat pernikahan di Naubatpur Patna.
Berdasarkan keterangan para penduduk desa, pengantin pria mengalami sakit bahkan ketika upacara pernikahan dilaksanakan.
Namun, prosesi pernikahan itu tetap berlangsung dan pengantin pria beserta istrinya diantar pulang ke rumah mereka.
Pada sore hari, pasca akad nikah itu, acara resepsi pernikahan besar digelar.
Banyak sekali tamu undangan yang datang untuk memenuhi undangan tersebut.
Keesokan harinya, kondisi pengantin pria semakin memburuk dan dia dibawa ke pusat kesehatan pemerintah setempat yang berlokasi di Paliganj.
Karena kondisinya tak menunjukkan perbaikan, dia dipindah ke All India Institute of Medical Sciences di Patna.
Namun, dia malah pingsan ketika kendaraan yang mengantarnya baru sampai di gerbang masuk tempat perawatan itu.
Tidak dilakukan tes
Setelah dia dinyatakan tewas, keluarganya membawa jasad pria itu pulang dan mengkremasi tanpa menginformasikan kepada otoritas kesehatan dan tanpa melakukan serangkaian tes apakah dia terkena virus corona atau tidak.
Sementara itu, beberapa penduduk desa telah memperingatkan kepada pejabat setempat dan menginformasikan mereka tentang bagaimana peristiwa meninggalnya sang pengantin pria setelah hari pernikahannya.
Mereka juga menginformasikan kepada pejabat setempat bahwa pengantin pria itu tiba dari Gurgaon sebuah wilayah di Haryana, salah satu negara bagian India yang paling terdampak akan wabah virus corona.
Pihak Departemen Kesehatan Negara kemudian bergegas menuju titik kejadian perkara dan mengumpulkan beberapa sampel dari 125 penduduk desa yang menghadiri pernikahan.
Pasca pemungutan sampel dan pemeriksaan, sebanyak 15 dari 125 sampel positif terinfeksi virus corona.
Pada 20 Juni, otoritas kesehatan negara bagian mengumpulkan sampel lebih dari 81 orang dari area terdampak. Dari 81 sampel, 16 orang positif corona.
"Kebanyakan orang yang positif mengidap corona adalah mereka yang menghadiri pernikahan," ujar Dr Ramanujam, seorang pejabat kesehatan kepada media pada Rabu (23/6/2020).
Dia menambahkan bahwa situasinya saat ini sedang dipantau dengan saksama.
Menurut laporan terakhir dari Departemen Kesehatan Bihar, India, sebanyak 55 orang dinyatakan tewas dan 8.100 orang lainnya terinfeksi.
Dari total angka positif, sebanyak 5.174 orang merupakan pekerja migran yang pulang ke kampung halaman mereka setelah lockdown nasional di India.
Pemerintah negara bagian telah menutup 13.000 pusat karantina yang sebelumnya telah disebar di penjuru negara bagian.
Biasanya, orang yang datang dari luar negara bagian harus dikarantina mandiri di tempat itu kecuali dia memiliki komplikasi serius.
Terjadi di Kota Semarang
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan fakta petaka pernikahan berujung maut saat pandemi corona, di wilayah pemerintahannya, belum lama ini.
Pesta pernikahan itu nekat digelar tanpa menuruti ketentuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PKM Kota Semarang.
Diwartakan kompas.com, satu persatu anggota keluarga pengantin sakit bahkan meninggal.
Berdasarkan keterangan Pemkot Semarang, banyak di antara mereka yang rupanya terkonfirmasi positif Covid-19 usai dilakukan tracing.
Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi mengemukakan, peristiwa ini terjadi sekitar pertengahan Juni 2020.
Ada warga Semarang yang menggelar pernikahan.
Namun, tutur Hendi, pernikahan itu dilakukan tak sesuai prosedur seharusnya di tengah pandemi.
"Kejadian empat hari yang lalu ada pernikahan yang tidak sesuai dengan protokol kesehatan karena lebih dari 30 orang," kata dia, Sabtu (20/6/2020).
Acara pernikahan yang seharusnya berakhir bahagia justru menjadi duka.
Sebab setelah pesta pernikahan itu, satu per satu keluarga sakit, kritis hingga ada yang meninggal dunia.
"Tersiar kabar ibu salah seorang pengantin meninggal dunia."
"Kemudian menyusul ayahnya sakit kritis positif Covid-19," tutur dia.
Tak berhenti sampai di situ, kasus keluarga yang meninggal masih berlanjut hingga pemerintah melakukan tracing.
"Terus anak atau adiknya yang pengantin juga meninggal."
"Lalu kita tracing," ujar dia.(*)
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengantin Pria Meninggal Setelah Menikah, 30 Tamu Pernikahan Positif Covid-19"
• Sunan Kalijaga 4 Bulan Tak Bertemu, Kondisi Salmafina Bikin Sedih: 2 Organ Vital Infeksi
• PNS Dinas Pariwisata Dijambret Saat Asyik Main HP di Pinggir Jalan, Sempat Terjadi Kejar-kejaran
• Akhirnya Pelaku Begal Payudara Ditangkap Polisi, Masih Muda Baru Lulus SMA
• Gara-gara Temukan 2 Batu Ini, Ayah 30 Anak Beristri 4 Mendadak Jadi Miliarder