Berita Semarang
DPRD Kota Semarang Mewanti-wanti Pelayanan Tiket di Tempat Wisata Jangan Terlalu Lama
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo di Grand Maerakaca, Jumat (26/6/2020), mewanti-wanti para pengelola tempat wisata
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - DPRD Kota Semarang mewanti-wanti para pengelola tempat wisata agar menyiapkan tiketing secara matang.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo usai melakukan simulasi new normal di Grand Maerakaca, Jumat (26/6/2020).
Anang menilai, persiapan memang belum 100 persen. Masih perlu ada pembenahan-pembenahan, satu diantaranya pelayanan tiketing.
• Tempat Wisata Grand Maerakaca Semarang Sudah Dibuka, Tapi Dibatasi Hanya 3 Jam
• Viral Video Bocah Naik Motor Menangis Dihentikan Polisi di Ungaran, Makin Keras Saat Kunci Diambil
• Paman yang Cabuli Keponakan Hingga Hamil 8 Bulan di Banyumas Terancam 15 Tahun Penjara
• Antisipasi Pembakaran Bendera Partai, Massa PDIP Kawal Unjuk Rasa Tolak RUU HIP di Banyumas
Meski pelayanan tiketing sudah dilakukan secara nontunai, pihaknya meminta pelayanan bisa dilakukan lebih cepat agar tidak menimbulkan antrean.
Pengelola tempat wisata harus memberikan petunjuk yang jelas terkait pembayaran cashles atau nontunai agar pengunjung tidak merasa bingung saat di loket tiket. Sehingga, pembayaran bisa dilakukan dengan cepat.

"Bagaimana pelayanan tiketing dengan cashles bisa lebih cepat, caranya diberi petunjuk yang jelas," ucap Anang.
Menurutnya, masa pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) jilid 4 ini tidak hanya menekankan pada pembatasan saja, melainkan juga ada kebijakan pembiasaan.
Lambat laun masyarakat akan terbiasa dengan kebijakan-kebijakan yang harus dilakukan pada masa new normal seperti pembayaran nontunai, cuci tangan, dan beberapa hal lain terkait protokol kesehatan.
Pihaknya pun mendukung Pemerintah Kota Semarang membuka kembali sektor wisata.
Menurutnya, jika sektor wisata terlalu lama ditutup bisa memberikan dampak yang kurang baik.
Diharapkan, dibukanya sektor wisata bisa mengurangi tekanan yang dialami masyarakat. Mereka bisa berwisata untuk merilekskan pikiran.
"Tapi, ingat sekali lagi ini masih masa pandemi. Jadi, protokol kesehatan harus diikuti," tegasnya.
Pengunjung, kata Anang, harus dapat menjaga diri masing-masing, sedangkan pengelola wisata harus melindungi area wisata agar destinasi tidak menjadi episentrum penularan Covid-19.
"Jangan sampai dibuka tapi tidak tanggung jawab. Jangan sampai tempat wisata jadi episentrum penularan," tegasnya.

Terpisah, sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyoe Liluk Winarto juga menyarankan tempat pariwisata agar dapat melakukan penjualan tiket online.