Berita Semarang
Sepeda Penny Farthing karya Daronjin Diburu Kolektor, Satu Sepeda Ada Seharga Rp 40 Juta
Pasalnya di tempat seluas 6 x 5 meter itu berjajar sepeda penny farthing (sepeda roda tinggi) khas eropa tahun 1880an
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tiba di teras rumah milik Daronjin (50) seperti melihat potret masa kuno di eropa.
Pasalnya di tempat seluas 6 x 5 meter itu berjajar sepeda penny farthing (sepeda roda tinggi) khas eropa tahun 1880an.
Teras rumah Daronjin memang diubah menjadi bengkel sepeda penny farthing di Perumahan Sedayu Indah Cluster Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang.
• Pemuda Asal Ungaran Tewas Tenggelam di Kendal, Ditemukan Nelayan saat Tebar Jaring
• Terduga Pembakar Mobil Alphard Via Vallen Seperti Pura-pura Gila saat Diperiksa Polisi
• Rangkaian Kunjungan Jokowi Ke Jateng: Dari Semarang, Batang dan Demak Sore Ini
Ketika Tribunjateng.com tiba di bengkelnya, pria itu yang berpakaian putih dengan tulisan #SepedaTunggalIka di lengan kanannya dan mengenakan penutup kepala berupa blangkon, tengah sibuk mengelas dan menyikat satu bagian rangka sepeda.
Dia mengaku sepeda yang sedang dibuatnya itu merupakan pesanan seorang kolektor sepeda antik. Kolektor tersebut warga Kota Semarang yang memesan dua unit sepeda khas eropa penny farthing.
"Ini sepeda terbesar yang pernah saya buat, ukuran lingkar bannya sampai 62 inc dengan ketinggian 160 sentimeter," terangnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (30/6/2020).
Daronjin mengungkapkan, untuk ukuran sepeda tersebut mampu dia selesaikan dalam jangka waktu 4 hingga 6 bulan.
Dibantu oleh dua orang temannya, Daronjin mampu menyelesaikan pesanan kolektor tersebut serta para konsumen lain.
"Pesanan sepeda penny farthing buatan saya sudah penuh sampai bulan Desember 2020," katanya.
Nama Daronjin memang sudah dikenal akrab di kalangan pencinta penny farthing. Warga kota Semarang ini dikenal sebagai ahli perakit sepeda antik khususnya penny farthing.
Bahkan, customer harus inden dulu selama 3 sampai 4 bulanan jika ingin memiliki penny farthing hasil karya mantan karyawan pabrik mebel ini.
"Namun itu juga tergantung banyak sedikitnya pesanan yang saya terima. Jika pesanan banyak ya bisa lebih lama menunggunya," tuturnya.
Menurut Daronjin, para customernya didominasi oleh para Kolektor sepeda. Mereka memesan di tempatnya lantaran sudah mengetahui kualitas sepeda buatannya.
Selain itu, konsumenya juga ada yang berasal dari kalangan komunitas pencinta sepeda.
"Saya promosi seadanya, biasanya mereka tahu hasil karya saya lewat promosi getok tular atau dari mulut ke mulut," ungkapnya.
Harga sepeda hasil rakitan Daronjin pun bervariasi, mulai dari ukuran 40 inc dengan tinggi roda 102 sentimeter seharga Rp. 12 juta, ukuran 44 inc 112 sentimeter Rp. 15 juta, 48 inc 122 sentimeter Rp. 16 juta
dan 62 inc 160 sentimeter Rp. 30 juta hingga Rp. 40 juta.
Dikatakan Daronjin, Mayoritas konsumen memesan dengan ukuran 40 inc sampai 48 inc.
Para pembelinya berasal dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari Yogyakarta, Medan, Gorontalo, Bandung, Surabaya, dan lainnya.
Sedangkan pasar luar negeri memang belum terlalu besar, meski dia pernah menjual sepedanya kepada seorang buyer dari eropa.
"Negara mana saya kurang tahu, dia membeli ada enam unit sepeda yang dia jadikan koleksi," ungkapnya.
Daronjin mulai minat terhadap sepeda penny franthing mulai tahun 2013. Setelah mendalami seluk beluk sepeda tersebut, pada tahun 2016 dia mulai menerima pesanan dari para pencinta sepeda klasik.
Dia tidak menyangka bahwa kecintaannya pada penny franthing menjadi lahan bisnis.
Awalnya dia juga sempat ragu menjual sepeda karyanya lantaran masih belum sempurna.
"Kurun tahun 2013 sampai 2015 saya sudah menerima pesanan tetapi hanya 6 sepeda. Selanjutnya setelah learning by doing terdapat berbagai penyempurnaan dan hasilnya dapat dilihat seperti sekarang," paparnya.
Kendati telah fasih merakit sepeda penny frenthing, Daronjin mengaku terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam setiap komponen sepeda yang telah dia buat.
Kini tingkat kesulitan membuat penny frenthing terletak sewaktu memasang roda lantaran butuh perasaan, tenaga, dan insting agar pemasangan tepat.
Hasil karyanya yang 100 persen hand made, diakuinya masih memiliki kekurangan yakni pada berat sepeda yang masih kurang ringan dibandingkan dengan sepeda serupa buatan asli eropa.
"Kami juga masih kalah di bahan rangka, namun kami masih terus belajar untuk penyempurnaan kedepannya," beber alumni Untag Semarang ini.
Sejauh menjadi perakit sepeda, lanjut Daronjin, telah mampu menjual hingga 100 unit sepeda yang telah di jual hingga ke beberapa wilayah Indonesia.
Di sisi lain, dalam menjalankan bisnisnya tersebut masih terkendala waktu untuk memenuhi pesanan konsumen.
Meski saat ini lebih baik yaitu hanya perlu inden 3 hingga 4 bulan saja, berbeda sebelum tahun 2017 yang harus inden selama 6 bulan lebih.
"Awal membuka usaha perakitan ini tentu terkendala dana, saya sempat menyekolahkan BPKB motor untuk tambahan modal," ceritanya sembari tertawa.
Setelah tahap-tahap sulit itu, sekarang Daronjin sudah memetik hasilnya.
Karya sepeda buatannya sudah diakui komunitas produsen sepeda penny-farthing dunia.
Namanya sudah sekaliber dengan pengrajin sepeda penny-farthing kelas dunia di antarnya Dan Bolwell (Australia), MCM Martin Cvrcek, Mezicek Zdenek Mesicek (Republik Czech), RBR Greg Barton (Amerika Serikat) dengan merk dagang victory cycles, Pelle Kippel (Swedia) dengan merk dagang standard highwheels, dan Daronjin (Indonesia).
Karya pria kelahiran Semarang 23 Juni 1970 ini juga sudah dibeli oleh para kepala daerah maupun pejabat di Indonesia seperti Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Raja Ubud Bali, Walikota Bandung Oded Muhammad Danial, dan pensiunan Jendral asal Bogor, Jawa Barat bernama Letjend (Purn) Suyono.
Sepeda karya Daronjin juga sudah mejeng di berbagai event, bahkan karya penny farthing-nya telah dijadikan sebagai hadiah utama acara bertaraf dunia yakni International Veteran Cycle Association (IFCA) di Bali yang digelar April 2018.
"Semoga saja dengan berbagai inovasi yang saya lakukan mampu membuat sepeda roda tinggi ini menjadi lebih baik dan semakin diminati para pencinta sepeda klasik Indonesia maupun dunia," harapnya. (iwn)
• Daftar Harga Ponsel Realme Akhir Juni 2020, Realme C2 Turun Harga
• Promo Indomaret dan Alfamart Terbaru, Diskon Beras Sabun Cuci Hingga Camilan Sehat
• Promo Superindo Hari Kerja 29 Juni-2 Juli 2020, Diskon hingga 40 Persen, Shampo hingga Minyak Goreng
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :