Berita Sragen
Tugu Perguruan Silat Dirusak, 10 Kelompok di Sragen Dipertemukan
Rapat koordinasi situasi Kamtibmas di wilayah Kabupaten Sragen bersama seluruh perwakilan perguruan silat di Sragen akhirnya diselenggarakan, Senin (6
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Rapat koordinasi situasi Kamtibmas di wilayah Kabupaten Sragen bersama seluruh perwakilan perguruan silat di Sragen akhirnya diselenggarakan, Senin (6/7/2020) siang.
Rapat terbuka ini terselenggara di ruang paripurna DPRD Kabupaten Sragen dihadiri Danrem 074/Warastratama, Kolonel Infanteri Rano Maxim Adolf Tilaar.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Kapolres Sragen AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo dan jajaran Forkopimda Sragen juga turut hadir dalam rapat tersebut.
• Pria di Semarang Ini Ngaku Dirampok Rp 7 Juta, Ternyata Uang Habis untuk Judi Online
• Pelaku Penampar Perawat di Semarang Jalani Sidang Perdana
• Tok! Kapolrestabes Semarang Kalah di Praperadilan, Penetapan Tersangka Bos Aguaria Jadi Tidak Sah
• Status Tanggap Darurat Dicabut, Dishub Salatiga Masih Larang Bus Melintas di Jalur Kota
Rapat ini merupakan buntut perusakan tugu yang sering terjadi di Kabupaten Sragen, paling anyar perusakan tugu perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di tiga kecamatan, Kecamatan Gesi, Mondokan dan Sukodono, Minggu (5/7/2020).
"Awalnya Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti akan melaksanakan kerja bakti di Tangkil, Sragen. Namun ketika didekati Polres Sragen rombongan bergerak ke arah utara," terang Kabag Ops Polres Sragen, Kompol Yohanes Trisnanto.
Ketika rombongan memasuki wilayah Gesi, rombongan berhenti dan terjadi perusakan tugu/ patung di dua titik dan ada perusakan rumah.
Setelah didesak oleh aparat Polres Sragen, massa kemudian bergerak ke arah barat. Sesampainya di depan SMP Gesi, massa dibelah menjadi dua kelompok, ke timur dan utara.
"Rombongan yang ke arah timur kembali dengan baik ke padepokan, yang ke barat melakukan pengrusakan di Mondokan dan Sukodono."
"Ketika di Mondokan kita tetap beri himbauan untuk segera membubarkan diri akhirnya mereka sepakat untuk menjaga ketertiban di wilayah Sragen," terang Yohanes.
Namun, lanjutnya, nampaknya warga IKSPI buru-buru sehingga banyak motor yang tertinggal di sana.
"Kami kebetulan hadir di lapangan motor, kita amankan sebanyak 57 di Mapolres Sragen," lanjut Yohanes.
Yohanes menganalisa aksi arak-arakan warga IKSPI Kera Sakti dilaksanakan untuk show of force atau untuk kekuatan massa dengan tujuan melakukan pengrusakan tugu atau prasasti PSHT.
"Aksi tersebut merupakan bentuk provokasi yang dapat memicu permasalahan antara PSHT dengan IKSPI Kera Sakti semakin keruh," kata Yohanes.
Menurut Yohanes, dimungkinkan adanya mobilitas massa dari PSHT. Baik dari dalam maupun luar wilayah Sragen untuk melakukan aksi balasan pengrusakan terhadap tugu IKSPI maupun rumah ketua IKSPI Cabang Sragen.
Dirinya berharap adanya pertemuan ini dapat ditemukan titik terang seluruh perguruan silat di Sragen agar tidak ada lagi perusakan tugu ataupun patung perguruan silat.
Hingga berita ini ditulis, rapat masih terselenggara di ruang Paripurna DPRD Kabupaten Sragen.(uti)