Berita Regional
Sektor Logistik & Kurir Tetap Tumbuh di Tengah Pandemi Covid-19
Pandemi virus Covid-19 yang belum mereda telah menempatkan perekonomian Indonesia di ambang resesi. Kontraksi ekonomi tercermin dari lesunya kegiatan
Penulis: Ruth Novita Lusiani | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pandemi virus Covid-19 yang belum mereda telah menempatkan perekonomian Indonesia di ambang resesi. Kontraksi ekonomi tercermin dari lesunya kegiatan bisnis.
Meskipun begitu dalam kondisi saat ini terdapat sejumlah sektor usaha yang justru bertumbuh, satu diantaranya otomotif.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) year to date Mei 2019-Mei 2020, Isuzu Giga tercatat tumbuh 3,6 persen, namun volume penjualannya minus 45,4 persen.
• Muncul Tanda-tanda Merapi Meletus, Ganjar Minta Aktifkan Semua Pengungsian dan Bikin Simulasi
• Biodata Para Pemain Sinetron Dari Jendela SMP, Mulai Wulan, Joko hingga Satria
• Ini Alasan Ketua Gangster Sukun Stres Semarang Hantam Kepala Korban dengan Batu: Saya Salah Sasaran
• Ancaman Kapolres Sragen AKBP Raphael Sandhy Jika Perguruan Silat Tak Taati Kesepakatan
Untuk Isuzu Elf, market share-nya naik 1,5 persen namun penjualannya minus 29,8 persen. Sedangkan Isuzu Traga membukukan market share 9,9 persen, tetapi penjualannya minus 9,6 persen.
Padahal total pasar kendaraan komersial pada periode yang sama melemah minus 37,5 persen. Di mana pada Mei 2019 tercatat penjualan sebanyak 97.484 unit dan pada Mei 2020 tercatat sebanyak 60.963 unit.
General Manager PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Attias Asril mengakui industri otomotif termasuk salah satu yang mengalami penurunan penjualan saat pandemi Covid-19. Meski begitu, pasar kendaraan komersial masih cukup menjanjikan karena adanya pertumbuhan positif di sejumlah sektor bisnis pada saat pandemi, seperti sektor logistik dan kurir.
“Kami yakin penjualan kendaraan komersial akan membaik walaupun untuk menyamai tahun lalu cukup berat,” ungkapnya, Selasa, (7/7/2020). Hanya saja konsumen membutuhkan kendaraan yang hemat biaya operasionalnya, yakni konsumsi BBM, layanan servis, dan suku cadang.
Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo), M Feriadi meminta seluruh anggotanya tetap optimistis dan melakukan kesiapsiagaan agar pelayanan kepada masyarakat tetap prima.
Selain itu, Asperindo juga selalu berkomunikasi dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementrian Kominfo, dan para stakeholder pemerintah lainnya.
“Tujuannya agar kami dapat berperan aktif dan ikut berjuang di masa new normal. Kami yakin dan mempersiapkan diri agar industri kami tetap menjadi backbone melawan Covid-19, khususnya di penyediaan layanan pengiriman yang prima,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Ilham Masita mengatakan meski sudah memasuki era new normal, kegiatan logistik belum akan pulih seperti sedia kala. Pasalnya bisnis logistik telah mengalami penurunan yang sangat tajam yakni hingga 80 persen selama masa pandemi.
"Sejak Januari sudah terasa, bahkan sejak Maret hampir tidak ada aktivitas. Tapi, sekarang mulai bergerak," terangnya.
Dia menjelaskan saat ini dunia usaha masih berupaya menghabiskan stok yang ada dan tidak terjual selama masa pandemi berlangsung 3-4 bulan terakhir. Demikian juga berbagai sektor usaha yang terkait di dalamnya.
"Barang-barang yang ada di gudang banyak yang tidak bergerak. Kemungkinan kegiatan logistik baru mulai aktif lagi setelah 1-2 bulan penerapan new normal atau sekitar Agustus,” imbuhnya.