Berita Banjarnegara
Belum Ada Laporan Dampak Bun Upas terhadap Lahan Pertanian di Dieng
Fenomena embun es (bun upas) di Dieng jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Fenomena embun es (bun upas) di Dieng jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Di tengah euforia wisatawan menyambut fenomena alam ini, petani yang tanamannya terserang bun upas justru mengelus kepala.
Bun upas adalah mimpi buruk bagi para petani di Dieng.
• Soal Kemungkinan Pasangkan Purnomo & Kerabat Keraton Solo Tantang Gibran, Ini Kata PKS Jateng
• Viral Kisah Sedih Ojek di Rangkasbitung, Pinjamkan Motor pada Penumpang Malah Dibawa Kabur
• Ini Alasan Partai Nasdem Resmi Dukung Hendi-Ita di Pilwakot Semarang 2020
• Jepang Mulai Gusar dengan Aksi Pesawat Tempur China Sering Menyusup Wilayah Udara
Jika wisatawan berharap bun upas sering muncul untuk dinikmati keindahannya, petani berharap sebaliknya.
Bagi petani, bun upas adalah bala yang bisa memupus harapan mereka untuk panen. Tanaman yang diselimuti es, rentan rusak, bahkan mati dalam kondisi terparah.
Beruntung, peristiwa bun upas yang beberapa kali muncul di awal musim kemarau ini belum begitu berdampak ke sektor pertanian.
"Kemarin-kemarin sih belum ada dampaknya,"kata Agus Rifai, mantan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Batur Banjarnegara (30/7)
Agus mengatakan, biasanya dampak bun upas ke pertanian mulai dirasakan banyak petani ketika sebaran embun es meluas sampai Dukuh Pawuhan, Desa Karang Tengah Batur Banjarnegara. Sampai saat ini, ia belum menerima laporan dari petani yang mengeluhkan lahan pertaniannya terkena bun upas.
Karenanya, ia menduga embun es hanya terjadi di komplek candi Arjuna Dieng. Ia pun belum menerima keluhan petani yang memiliki lahan di sekitar komplek Candi Arjuna terkait dampak bun upas di lahan mereka.
"Belum ada petani yang menjerit,"katanya
Agus mengakui bun upas selama ini menjadi momok bagi petani Dieng, terutama petani kentang.
Tanaman kentang yang belum berumur sebulan biasanya tak kuat bertahan alias mati ketika membeku.
Tanaman berumur dewasa relatif mampu bertahan, meski tetap rentan rusak hingga mati jika kerap diselimuti es.
Tanaman yang rusak karena bun upas tak bisa diobati.
Sebab bun upas bukan hama, melainkan fenomena alam yang kehadirannya sulit diprediksi.